29. Flashback.

2.1K 91 4
                                    

Aku.. Benar-benar sangat merindukan Ayah..

<<Flashback>>

Aku menangis meraung-raung sambil memegangi lutut kiriku yang lecet. Ayahku langsung berlari mendekatiku dan mengobati lukaku dengan wajah khawatirnya.

"Bukankah Ayah sudah bilang untuk berhati-hati? Lihatlah,lukamu itu perih,kan?" katanya yang menasehatiku.

Karena dia menasehatiku,aku memukul bahunya berkali kali karena marah kepadanya. Ayah malah menggendongku dan tersenyum sambil memberiku setangkai lolipop,membuatku berhenti menangis.

...

Dia selalu datang dimanapun saat perasaanku sedang tidak baik,di saat itu dia selalu memberiku permen lolipop dan membuat perasaanku membaik.
...

Sampai pada suatu hari,di saat umurku 7 tahun.

Beberapa hari ini aku hanya melihat Ayah berbaring di atas kasur dengan wajah pucatnya. Ayah kenapa? Biasanya dia sangat aktif walaupun terkadang terlihat lelah karena pekerjaannya sebagai Manager Hotel.

Aku mendatanginya yang masih terbaring lemah di atas kasurnya. Kulihat jelas bahwa wajahnya semakin hari semakin pucat.

"Ayah,ayah kenapa?" tanyaku memegang pipinya dengan tangan kecilku.

Ayah hanya tersenyum berusaha menahan air matanya,tetapi dia tak bisa menahan air mata itu sampai akhirnya air matanya pun jatuh ke pipinya. Entah dia sedang senang atau sedih,tetapi air mata itu membuatku ingin memberikan setangkai lolipop kepadannya seperti apa yang biasa ia lakukan padaku untuk menenangkannku.

"Tenanglah Ayah,semuanya akan baik-baik saja." kataku menenangkan Ayah sambil memberikan setangkai lolipop yang dari tadi kupegang.

Ayahku mengusap air matanya dan menerima lolipop itu,sekarang tidak ada air mata yang jatuh lagi,sekarang hanya ada senyuman yang muncul. Dia memelukku sangat lama,sampai aku tak bisa mendengar nafasnya lagi.

"Ayah? Ayah,Ayah?!" teriakku memanggil Ayah,tetapi tak ada balasan sama sekali.

Esoknya,di pemakaman Ayah. Aku berdiri di dekat sana,menangis di sana sambil memegang setangkai lolipo di tanganku. Aku berlutut di dekat makam itu dan kemudian menancapkan lolipop itu di sana. Di hari itu aku merasa kehilangan setengah jiwaku.

<<Flashback End>>

"Wah.. Makanannya benar-benar enak. Siapa yang membuatnya?" tanya Paman Richard tersenyum.

"Ini masakan Tante Sharon,Paman." jawabku tersenyum.

"Itu karena Liona membantuku,sayang." kata Tante Sharon tersenyum menatapku sambil memegang bahu suaminya itu.

"Wah,benarkah? Bagaimana dengan Tomy? Tomy-ku pintar memasak,apakah kau belum pernah memakan makanan masakan Tomy,Liona?" tanya Paman Richard.

Aku menengok ke arah Thomas yang sedang menatapku,kemudian kembali menatap Paman Richard dengan tersenyum sebagai jawabannya.

"Oh.. Ternyata kau belum pernah ya? Sayang sekali,makanan Thomas juga sangat enak. Bagaimana kau ini Thomas? Kenapa kau belum memasakkan makanan untuknya?" tanya Paman Richard menatap Thomas.

***

Aku berjalan pulang dengan ditemani Thomas. Selama perjalanan aku hanya melamun,pikiranku sedang kacau karena merindukan Ayah.

"Liona! Kau mau kemana? Baru saja kau melewati rumahmu." teriak Thomas yang berdiri di depan gerbang rumahku.

Oh,benar. Aku melewati rumahku. Dasar bodoh,bagaimana aku ini? . Thomas mendekatiku,sekarang dia berdiri di depanku. Wajah heran menatapku.

"Kau kenapa Liona,apa ada masalah?" tanya Thomas menatap wajahku.

"Huh? Tidak.. Aku tidak.. Aku.. Aku hanya.. Hanya.. Hiks.." aku pun tak kuat membendung air mataku.

Thomas memelukku dengan lembut,membuat perasaanku menjadi lebih baik sekarang.

To be continued.

Thanks for read. Hope you like it.
Don't be a silent reader.
Please vote or comment or both.
Don't forget to read the next.

My First And Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang