Chapter 8

4.8K 474 18
                                    

"Giliranku?"

"Ya. Apa kau keberatan?"

"Tidak. Hanya saja, aku tidak tahu apa yang harus ku ceritakan padamu."

Ia tersenyum dan menundukan wajahnya. Hatiku merasa bersalah kedati ia sudah sedikit terbuka kepadaku, yeah walaupun aku tak memintanya secara langsung. Aku serius saat mengatakan jika aku tidak tahu apa yang harus ku ceritakan kepadanya. Hidupku terlalu sulit untuk membagi denganya. He is good, but i dont know why i can't.

"Tidak masalah, aku tak akan memaksamu. Well, aku harus kembali Alice, mungkin Mr. Stephen sudah menungguku." Ucapnya kini melihatku.

Aku mengangguk dan tersenyum kepadanya. Ia mengatakan sampai jumpa dan melambaikan tanganya padaku dan aku segera membalasnya. Setelah Sean menghilang di ujung koridor, aku berfikir untuk kembali ke restoran sebelum malam tiba. Aku belum berniat untuk kembali menemui Harry, aku juga sedikit kecewa dengan ulah Nathan yang memberitahu Julian tentang aku yang bermalam di kamar putranya. Entahlah, aku hanya merasa jika Nathan sudah bagian dari temanku.

"Alice!"

Aku menoleh dan menemukan Anna sedang berlari kecil ke arahku. Aku senang sekaligus malas untuk bertemu denganya saat ini. Anna pasti akan menyerangku dengan berbagai pertanyaan setelah kami tidak bertemu dua hari. "kau dari mana saja Hah! Sudah dua hari aku mencarimu dan kau tidak ada dimana-mana Alice! Sebenarnya kau ini kemana!" See?

"Aku--"

"Great! Kau tidak bisa menjawabnya kan! Aku sudah beratanya kepada Roran, Roy bahkan Sean, mereka tak satupun mengetahui keberadaanmu! Kukira kau sudah mati termakan ikan Hiu!"

"Anna! Stop. Dengarkan aku dulu." Pintaku dan Anna menaikan satu alisnya.

"Aku bermalam di" Aku diam dan memikirkan apa yang akan selanjutnya terjadi. Well, Sudah pasti Anna akan menjerit menyebalkan dan mengeluarkan sumpah serapahnya untukku. Sial. Lagi-lagi ia membuat semua ini menjadi sulit. "Bermalam di?" Tanyanya mengulang ucapanku.

"Aku bermalam di Kamar Harry."

"Harry?"

"Ya. Kau ingat nama itu?" Tanyaku membuat ia bukam persekian detik. "Oh jangan bilang dia.."

"Ya. Dia yang di sebutkan Yohana sebagai lelaki luar biasa itu. Kau ingat?"

"Oh gost! Sure, i fucking remember that Alice! Jadi,kau--kau bermalam di kamarnya?" Ekspresi Anna sangat terkejut saat mendengarnya.

"Ya. Kita bahas ini nanti. Sekarang lebih baik kita masuk ke dalam."

---

Cuaca malam yang begitu dingin ini membuatku mengigil. Aku berjalan memasuki kapal sembari memegang jaket ku erat. Anna memberitahuku jika ia harus menemui Ms. Ellen dan terpaksa tidak bisa menemaniku ke restoran. Aku berlari kecil menaiki tangga yang terlihat mewah, padahal semua akan terlihat berbeda saat kita di dalamnya. Tiupan udara hangat memukul-ku saat membuka pintu dapur. Perasaan lega pun muncul, tubuhku menghangat dan tidak merasakan dingin dari luar lagi. Tetapi, perubahan suhu tetap tidak meningkatkan semangat kerja. Saat aku mengantarkan pesanan, aku melihat Harry Styles masuk ke dalam restoran di temani dengan Nathan yang mengekor di belakangnya.

Ketika mata menghipnotisnya bertemu denganku. Senyumnya masam menghiasi wajahnya. Saat aku berpaspasan denganya, ia mencekal pergelangan tanganku membuatku berhenti.

Ia menyapu lidahnya ke permukaan bibir untuk membasahinya. Saat ia melakukan itu, akan menjadi hal menarik tersendiri untukku. "Halo Alice." Dia berkata. Suaranya yang halus sekaligus serak menganggetkan ku.

Bipolar Disorder [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang