Chapter 15

4.4K 427 50
                                    

"Sebenarnya ada apa dengan Harry?"

Aku menunggu Zayn menjawab selagi padanganya masih menyelusuri setiap kehancuran yang Harry perbuat. Aku ingin segera menyusul Harry, tapi langkahku terasa berat kedati menunggu jawaban dari Zayn yang tak kunjung ku dengar. Ia seperti memikirkan sesuatu yang mungkin sulit untuk ia utarakan tetapi ada dalam fikiranya. Bagaimana bisa aku menyelesaikan suatu masalah yang aku sendiri tidak mengerti dengan masalah tersebut. Sial. Mengapa semua begitu rumit, aku hanya ingin sebuah penjelasan agar semuanya dapat ku terka dengan jelas. Tidak seperti ini sekarang ini? Harry menghancurkan semua barang di kamarnya dan aku menenangkanya entah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Oke, well-maksudku, aku hanya butuh penjelasan.

"Harry hanya perlu menangkan dirinya, Alice."

"Dont lying to me, Zayn."

"Maksudmu?"

"Listen, Aku hanya butuh sebuah penjelasan. Kau tahu, semua kekacauan ini, menurut ku sudah di luar batas wajar. Apa kau tidak merasakanya?" Ujarku menautkan kedua alis. Aku tidak tahu mengapa Zayn dan yang lain bersikap seperti hal ini sudah biasa terjadi di antara mereka.

"Ha-hary, dia--dia um dia mengalami trauma saat berumur tujuh belas tahun." Zayn mengusap wajahnya berat lalu melihat kearahku.

"Trauma?"

"Ya. Dia dan Julian."

"Apa separah itu?" Tanyaku terdengar seperti sebuah bisikan.

"Mungkin kau harus mendengarnya langsung dari mulut Harry." Ujarnya lalu berjalan ke arah meja laci lalu membukanya.

"Aku tidak yakin Harry akan menceritakanya padaku."

"Dia tak separah yang kau fikirkan Al." Sahut Zayn lalu mengambil sesuatu dari laci meja Harry. Bentuknya seperti tabung kecil bewarna putih. Dan sepertinya itu sebotol pil obat.

"Ya, kau benar. Harry tak separah yang kubayangkan--dan well, apa yang kau pegang itu, Zayn?" Tanyaku berjalan mendekat kearahnya. Dan aku melihat Zayn dengan cepat memasukan tabung kecil putih itu kedalam saku jaketnya.

"Ini hanya sebotol pil."

"Sebotol pil? Untuk apa? Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku kan?"

Zayn terkekeh lalu melihatku "Aku tak yakin kau ingin mendengarnya."

"No, Tell me."

"Baiklah jika kau memaksa. Ini pil perangsang tubuh--i mean, kau akan kuat bercinta hingga sembilan atau mungkin sepuluh ronde dalam semalaman." Ujarnya berhasil membuat mataku membulat dengan sempurna. Apa yang dia katakan? Obat kuat untuk bercinta? Hell. Itu terdengar menjijikan. Dan--oh my god, Harry menyimpan pil seperti itu di dalam kamarnya? Untuk apa?

"Ew, enyah kau Zayn. Kau menjijikan" aku menyerngit jijik mengusir tubuhnya dari padanganku.

"Yes, i'm." Zayn tertawa terbahak-bahak membuatku semakin menyerngit jijik melihatnya. Untuk apa ia menyimpan pil itu juga, apa ia ingin bercinta? Tapi dengan siapa? Dengan--astaga..apa jangan-jangan Zayn seorang...gay?

"Hai, apa yang kau fikirkan huh? Aku bukan seorang gay. Pil ini bukan untukku. Kau tenang saja." Ia terkikik kecil membuatku mendengus lega.

"Lalu untuk apa kau menyimpanya?" Tanyaku lalu melipat kedua tangan.

"Hanya untuk berjaga-jaga. Siapa tahu nona cantik di depanku ini ingin meminum pil perangsang saat sedang bersamaku." Ujarnya Zayn mengedutkan bibir. Sial. Pipiku sudah memanas dengan ucapan tololnya itu.

Bipolar Disorder [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang