Harry terdiam beberapa saat. Tubuhnya kurasakan sedikit menegang saat pertanyaanku terlontar. Dan tak lama aku mendengar helaan nafas panjang dari bibirnya. Ia mendongah lalu memundurkan wajahnya seraya mematapku lekat.
"Aku hanya..." ia menjeda lalu membasahi bibir atasnya. "Aku hanya takut kau akan meninggalkanku Alice." Ujarnya, lirih.
"Kenapa kau bisa berfikir seperti itu?"
Ia kembali diam. Pertanyaanku bagaiakan sebuah beban untuknya. Namun aku tidak bisa menahanya lebih lama lagi untuk mengetahui siapa dirinya.
"Aku---aku pernah merasakanya dengan wanita lain." Ujarnya membuat hatiku sedikit nyeri saat ia berbicara 'wanita lain'.
"Wanita lain?"
"Ya. Dia pergi meninggalkanku setelah mengetahui penyakitku. Dan---dia menikahi Julian." Terangnya dengan sedikit berbisik di bagian akhirnya.
"A--pa? Ju--julian? Jadi wanita itu.. oh astaga Harry! wanita itu Ricela!?"
Harry mengangguk. Aku menutup mulutku dengan perasaan terkejut bukan main. Oh really? Ricela? Jadi ia mantan kekasih Harry? Dan---astaga, ia malah menikahi Julian? Wanita macam apa dia!
"Jadi.. kau mantan kekasih Ricela?"
Dengan ragu ia kembali mengangguk. "Aku bahkan tidak mau mengakuinya."
Hatiku kembali berdenyut. "Tetapi---tetapi mengapa?"
Harry terkekeh. "Dia jalang yang gila harta. Ia menikahi Julian hanya karena hartanya. Dan sialan. Aku benar-benar menyesal telah---oh fuck! Aku malas menyebutkan hal itu."
Aku tersenyum lirih lalu membenarkan helaianya rambutnya kebelakang. "Tak apa Harry, jangan dipaksakan. Lalu, apa aku boleh bertanya lagi?"
Ia mengangguk seraya meraih tanganku yang berada di rambutnya. Ia terus meciuminya dengan mata yang masih melihatku.
Aku terkekeh. "Bisa kah kau hentikan itu? Aku jadi lupa apa ingin ku tanyakan padamu Harry."
Ia tertawa singkat. "Baiklah. Maafkan aku." Ia menghentikan ciuman di tanganku namun masih tetap berada di dalam genggamanya.
"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan Alice?"
Aku terdiam. Hal yang paling menghantuiku akhir-akhir ini adalah tentang penyakitnya. Sejak kapan Harry mengalami penyakit Bipolar?
"Um, sejak kapan kau... You know, mengidap penyakit Bipolar di dirimu."
Aku sudah menyiapkan diriku jika nanti ia kembali berteriak dan marah padaku. Namun semua di luar ekspetasi, ia tersenyum lembut lalu memajukan wajahku untuk menciumku.
Cup!
"Harry! Aku sedang bertanya! Kenapa kau malah menciumku." Pekikku dan membuatnya tertawa.
"Ya aku tahu. Aku hanya tak suka suasana menjadi canggung karena kau menanyakan penyakit sialan ini."
Aku terdiam beberapa saat namun akhirnya tersenyum. "Well, baiklah. Dan sekarang jawab pertanyaanku, tuan pencuri ciuman. "
Ia tertawa singkat. "Aku suka julukan itu."
I rolled my eyes.
Kali ini Harry menatapku lebih serius tanpa senyuman yang tersungging di bibirnya. Dasar benar-benar pria Bipolar, baru saja ia tertawa sekarang ia sudah kembali dingin.
"Aku sudah mengidap penyakit ini dari 5 tahun yang lalu." Ia menjeda seraya menjilat bibir bawahnya. "Ini semua karena Julian. Inilah alasanku mengapa aku sangat membenci pria tua sialan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bipolar Disorder [h.s]
Fanfiction[24 Mai 2016]"Bipolar Disorder adalah jenis gangguan Jiwa/psikologis yang penderitanya mengalami perubahan Mood yang sangat extrim. Istilah ini mengacu pada suasana hati yang dapat berganti secara tiba-tiba dan sangat bertolak belakang seperti dua k...