03|| Dan Akhirnya Rindu ☀

7.1K 604 117
                                    

Merindukan seseorang bayar, gak? Kalau merindukan seseorang bayar, aku takut uangku gak cukup, soalnya aku selalu merindukanmu setiap saat.

☀☀☀

"Besok gua balikin,"

Kini Fira dan Mario sudah berada tepat di depan rumah Fira. Fira sudah turun dari motor Mario, sejak Mario menghentikan motornya di depan pagar berwarna abu-abu.

"Balikin apa?" tanya Mario.

Fira memutar bola matanya. "Jas hujan." ketus Fira.

Mario mengangguk.

Tanpa mengucapkan terima kasih, ataupun kata hati-hati kepada Mario, Fira langsung berjalan membuka pagar dan memasuki pekarangan rumahnya. Tapi, teriakan Mario mampu menghentikan langkah Fira yang sudah dekat dengan teras rumahnya.

"Besok berangkat bareng gua!" teriak Mario seperti bukan mengajak melainkan memaksa. "Helm-nya jangan lupa di pake besok!" sambung Mario.

Fira berbalik ingin menolak paksaan Mario, namun motor Mario langsung melesat pergi sebelum Fira sempat mengatakan sepatah kata.

"Pemaksa!" umpat Fira.

Fira menunduk melepas sepatu lalu setelah itu ia melepas jas hujan milik Mario. Saat jas hujan terlepas, aroma maskulin memasuki indra penciuman Fira dan ternyata aroma tersebut berasal dari hoodie milik Mario.

Enggan berlama-lama menghirup aroma tubuh Mario, Fira langsung melepas hoodie Mario yang masih melekat ditubuhnya. Namun faktanya, aroma tubuh Mario kini sudah berpindah ke seragam milik Fira.

Fira mendengus sebal saat seragamnya mengeluarkan aroma yang sama seperti aroma milik Mario. "Pakai parfum sebotol kali, ya?"

Fira menunduk mengambil jas hujan yang basah lalu melangkah mendekat ke sebuah paku yang berada di pojok garasi. Fira menggantungkan jas hujan Mario di sana, berharap esok pagi sudah kering.

"Neng Fira lagi mau buat video harlem shake, ya? Pakai helm segala," ucap Mbak Sum, selaku asisten rumah tangga di rumah Fira.

Fira yang mendengar Mbak Sum mengatakan ia memakai helm, tangannya langsung bergerak ke atas kepalanya.

"Sial." umpat Fira.

Ternyata, helm Mario masih ia pakai. Pantas saja tadi Mario memaksanya berangkat bareng dan menyuruh Fira untuk tidak lupa memakai helm besok. Ternyata itu semua karena Fira lupa mengembalikan helm-nya.

"Neng Fira, hujan-hujanan, ya? Terus kenapa pakai jas hujan, Neng? Neng Fira enggak, bawa payung, ya?" Mbak Sum terus saja memberikan rentetan pertanyaan kepada Fira.

Fira enggan mendengarkan pertanyaan Mbak Sum, hatinya sedang memanas saat ini. Ia kesal dan marah pada dirinya sendiri karena sudah bertindak bodoh di hadapan Mario.

Fira melepas helm dari kepalanya, lalu menghampiri Mbak Sum yang berdiri di depan pintu garasi yang menghubungkan langsung dengan pintu dapur rumah Fira. Fira menyerahkan helm Mario kepada Mbak Sum tanpa mengatakan apapun lalu langsung berjalan memasuki garasi dan melangkah cepat memasuki sebuah pintu yang berada di ujung garasi.

Speranza [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang