Ketika kita memakai hati kita, maka kita harus sudah siap terluka apapun alasannya.
☀☀☀
"Permainan ini sudah dilakukan sejak satu tahun silam, tanpa Mario dan Fira sadari. Kedua-nya saling berpura-pura," gumam Vino yang mampu membuat mereka membungkam mulutnya rapat-rapat.
Emily yang mempunyai pemikiran yang tidak seluas teman-temannya menatap bingung ke arah Vino. "Berpura-pura gimana?"
Dika mengusap wajahnya kasar. "Lo sadar gak, sih, selama ini Fira sama Mario itu sebenarnya ingin bersama? Tapi sayang, Fira bertingkah seolah-olah membenci, dan Mario bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa mengenai orang tua mereka," jelas Dika.
Andre menganggukan kepalanya. "Selama ini, kalau kalian sadar, sebenarnya Fira selalu menoleh ke belakang setiap kali Mario berada di balik tubuhnya. Dan, kalian sadar, gak? Saat Fira dan Rendi pulang bersama, sebenarnya itu hanya ingin sebuah pembuktian? Gue yakin seratus persen kalau Fira tahu Mario saat itu merasakan sakit,"
Rendi terkekeh. "Gue juga pura-pura aja, sih, pas minta ID LINE si Fira, karena gue sempet kode ke Fira kalau Mario lagi melihat ke arah kita," ucapnya.
Emily semakin bingung dengan ucapan orang-orang di hadapannya.
"Tolong jelasin yang benar. Setahu gua, Fira benci sama Mario karena dia kecewa. Terus kenapa kalian selalu bilang pura-pura mulu dari tadi?" tanya Emily bingung.
Fira tersenyum seraya menepuk bahu Emily. Fira sedikit memutar tubuhnya ke samping, ke arah Ana, Shinta, dan Emily. "Dengar ya ...," Fira menarik napas terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya. "Selama ini gue gak benci sama Mario, gue emang kesal, marah, tapi gue gak bisa benci sama dia, karena apa? Gue masih sayang sama Mario. Dan, benar kata Dika, Mario berusaha melupakan masalah orangtua kita, dan dia sibuk berusaha menjelaskan apa yang salah ke gue. Dan gue? Gue selalu membutuhkan waktu untuk menyadari ini semua bukan kesalahan Mario," ucap Fira.
Fira melirik sedikit ke arah Rendi dan Mario secara bergantian lalu kembali menghadap ke temannya. "Saat gue pulang bareng Rendi, tepat saat gue turun dari motor, Rendi bilang kalau ada Mario di balik pohon. Rendi seolah memang sengaja kalau dia ingin manas-manasin Mario, gue tahu itu makanya gue diem, tapi gue menghindar kok pas Rendi ngusap kepala gue ... terus masalah ID LINE, si Rendi emang gak punya LINE gue, dan itu sengaja juga, sih, menurut gue," Fira tersenyum menoleh ke arah Mario.
"Lo tahu kalau Mario sakit hati?" tanya Emily.
Fira mengangguk. "Gue tahu, pas gue masuk gerbang, gue duduk di teras atas, Em. Gue denger semua percakapan kalian, dan saat itu gue paham, Mario gak pura-pura sama perasaannya," ucap Fira.
"Lo tahu dari mana kalau Rendi sengaja manas-manasin gue?" tanya Mario sedikit meninggikan suaranya.
Rendi tertawa sembari menepuk bahu Mario. "Santai, Bro. Pas sampai rumah, gue langsung chat Fira kalau tadi gue hanya pura-pura, supaya hati lo panas," ucapnya sembari memberikan senyum yang sangat manis menurut Fira.
Mario menganggukan kepalanya mengerti. Devan menepuk bahu Rendi sebentar lalu menatapnya penuh selidik.
"Terus kalau lo cuma ingin manas-manasin Mario doang, kenapa lo nyuruh gue ngawasin mereka seolah-olah lo itu ingin jadi penghalang hubungan mereka. Dan masalah album, kenapa lo sampai semarah itu saat gue buka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Teen FictionKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...
![Speranza [END] ✔](https://img.wattpad.com/cover/74496491-64-k741843.jpg)