Terkadang, kita harus mengorbankan perasaan kita demi sahabat.
☀☀☀
Andre berlari memasuki ruang kelas XI-IPA 1. Tujuannya saat ini adalah mengambil tempat pensil dengan motif Hello Kitty yang di dalamnya berisikan pensil buruan Dika. Andre tersenyum saat menyadari keadaan kelas nampak kosong.
Andre menghampiri tas Dika yang berada di atas meja, tangannya merogoh bagian dalam tas mencari-cari benda yang ia cari. Setelah menemukan benda tersebut, Andre langsung melangkah lebar keluar kelas.
Sepanjang koridor banyak sekali siswi yang menertawai dirinya, namun Andre menutup telinganya. Ia tidak peduli apa kata orang, yang terpenting adalah Fira tersenyum. Andre begitu merindukan senyuman Fira.
Begitu lama mereka menjaga jarak, sampai mereka saling merasa tidak mengenal satu sama lain. Andre meringis setiap kali mengingat seberapa dekat dan jauh mereka dulu. Mereka yang selalu menjadi sorotan para penghuni Perumahan Flamboyan.
"Dre, tempat pensil siapa yang lo bawa?" tanya Emily saat Andre baru saja menutup pintu lapangan indoor.
"Punya Dika," mata Andre mencari keberadaan Fira, Dika dan Mario, namun hasilnya nihil. Di lapangan indoor hanya ada Emily.
Andre melangkah pelan menghampiri Emily yang terduduk di salah satu kursi di tribun. Andre duduk di sebelah Emily. "Mereka ke mana?"
"Mereka keluar, kejar-kejaran tadi ..." Emily menghembuskan napas. "... Gua enggak boleh ikut," sambungnya memelas.
Andre mengangguk lalu merogoh saku celananya mencari benda pipih yang selalu ia bawa kemana saja. Andre mengetikkan sesuatu kepada Vio teman sekelasnya.
Andre Hirmawan
Lo dimana? Ke lapangan indoor skrg. Pntng!Vio Kartanegara
Kantin, nanti, gua makan dulu.Andre Hirmawan
Skrg!Vio Kartanegara
SIAP!Andre memasukkan kembali ponselnya ke saku baju. Andre menoleh ke arah Emily yang terlihat sibuk dengan ponselnya. Andre menghela napas sejenak, pikiran, hati dan mulutnya sedang perang dingin saat ini. Ingin rasanya Andre menjabarkan permasalahan yang ada antara Mario dan Fira. Namun, hati kecilnya mengatakan ia harus mengerti keadaan keduanya. Tapi, mulutnya sudah 'tak sanggup menahan semuanya.
Andre butuh berbagi.
"Em ...."
Emily menoleh. "Ya?"
Andre menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Tangannya bergerak memijat pelipisnya. "Gua bingung," tuturnya pelan.
Emily mengangkat alisnya sebelah. "Kenapa?"
"ANJIR! KALIAN BERDUAAN DI SINI?!"
Andre dan Emily lantas menoleh ke sumber suara. Ternyata Vio sudah datang dengan tangan yang penuh dengan makanan ringan dan juga minuman gelas. Andre menggeleng sesaat begitu melihat Vio yang terlihat begitu rakus.
Vio melangkah mendekat ke arah Andre dan Emily. "Em, sorry gua bawa minumannya satu. Soalnya gue kira cuma Andre yang ada di sini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Teen FictionKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...