Dibalik teka-teki terkadang masih tersimpan beribu teka-teki lainnya. Begitulah masalah.
☀☀☀
Andre dan Dika melangkah memasuki gerbang rumah Mario. Tidak terkunci. Andre dan Dika kembali melangkah sampai ke depan pintu. Namun, terkunci. Dika mengetuk pintu sebanyak dua kali. 'Tak lama kemudian Mbak Trias muncul dari pintu.
"Lho, kok Mas Andre dan Mas Dika ada di sini? Mas Mario 'kan sedang sek---" ucapnya terkejut.
Sekarang, masih menunjukkan pukul 11.00 waktu Indonesia bagian barat. Sedangkan mereka membolos, dengan alasan tidak enak badan dan sakit.
"Sakit perut, nih, jadi pulang deh," ucap Dika seraya memegangi perut.
Mbak Trias terbengong di tempat. "Tumben," gumamnya.
Andre dan Dika tersenyum. "Boleh numpang kamar mandi enggak, Mbak?" tanya Dika.
Mbak Trias mengangguk dan memberikan celah untuk mereka berdua masuk ke rumah Mario. Mbak Trias tidak punya alasan untuk menolak kedatangan Andre dan Dika.
Saat Andre dan Dika memilih untuk memasuki kamar Mario. Mbak Trias tidak dapat menegur, karena biar bagaimanapun mereka sudah terlalu lama bersama. Walaupun sebenarnya yang dilakukan Andre dan Dika itu tidak sopan.
Dika menutup pintu kamar Mario lalu duduk di tepi ranjang. Sedangkan Andre mencari sesuatu yang selama ini menjadi tanda tanya besar untuknya. Andre tahu jika Mario dan Fira mempunyai masalah serius di masa lalu dan Andre bertekad untuk memecahkan masalah itu.
"Dik, bantu cari. Jangan duduk-duduk manja di atas kasur," ucap Andre seraya melirik Dika.
Dika diam, wajahnya berkeringat. "Sakit perut beneran gue," ucapnya.
Andre menghentikan aktivitasnya lalu memutar tubuh ke arah Dika. "Lo sakit beneran?"
Dika mengangguk. "Sumpah, perut gua melilit," ucapnya.
Andre mengusap wajahnya. "Kamar mandi sana! Muka lo udah kayak orang ketahuan jadi maling. Tegang," ucap Andre lalu tangannya bergerak halus melambai di udara, menyuruh Dika keluar.
Dika keluar dari kamar Mario melangkah ke kamar mandi yang jaraknya tidak jauh dari kamar Mario. Sedangkan, Andre masih sibuk membuka setiap buku tulis yang ada di atas meja. Mencari sebuag tulisan yang sama seperti apa yang ia lihat di sebuah note.
"Nyari tulisan yang sama, udah kayak nyari jarum di atas tumpukan jerami," gumam Andre kesal.
Andre terus mencari. Saat buku-buku di atas meja belajar itu sudah semua diperiksa oleh Andre. Andre menghela napas lelah lalu melangkah ke meja kecil di ujung ruangan. Tangannya terus bergerak mencari dan matanya memperhatikan seluruhnya dengan jelas.
Andre mengabaikan suara pintu yang terbuka karena ia yakin itu Dika. "Bolos sekolah, terus ngacak-ngacak kamar orang?" ucap seseorang di ambang pintu dengan suara yang sangat tajam. Dan ternyata tebakan Andre salah.
Andre menoleh ke ambang pintu. Tangannya melemas di sisi tubuhnya. Mario, sang pemilik kamar ada di ambang pintu, mengetahui kegiatan Andre.
"Untuk apa?" tanya Mario sinis sembari melangkah mendekat ke arah Andre.
Keringat meluncur bebas di permukaan wajahnya. Bibir Andre terkatup rapat. Ia baru saja tertangkap menjadi maling. Mario berdehem cukup keras meminta Andre membuka mulutnya untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Roman pour AdolescentsKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...
![Speranza [END] ✔](https://img.wattpad.com/cover/74496491-64-k741843.jpg)