43|| Darah? ☀

2.8K 261 31
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa Vomment ya:))

☀☀☀

"Kamu mau minum apa?"

Mario hanya diam sesekali melirik ke samping kanan, lebih tepatnya ke arah bangku panjang yang di duduki oleh Fira dan Dika.

Nabila yang merasa didiamkan oleh Mario akhirnya memilih untuk duduk dengan ekspresi sebal yang dibuat-buat. "Kamu duduknya sama aku tapi liatinnya ke Fira! Fira itu udah punya pacar, Mar!" ucapnya.

Mario mengangkat bahunya lalu menyeruput es jeruk miliknya. Mata Mario tidak ingin lepas dari Fira dan Dika. Ia terlihat seperti menngawasi setiap pergerakan mereka berdua.

Nabila menggebrak meja karena ia sudah tidak tahan lagi dengan Mario. "MAR! Kita udah satu jam di sini, dan kamu malah cuekin aku, dan milih lihatin si Fira?! Lihat dong, Mar, Fira itu udah move on dari kamu!"

Mario melirik sekilas ke arah Nabila, lalu kembali fokus ke arah Fira.

"MARIO! Kamu dengar aku enggak, sih?" ucap Nabila seraya menerikkan nama Mario.

Mario bangkit berdiri begitu melihat Fira dan Dika mulai beranjak dari kursinya. Dengan sangat malas Mario menarik Nabila untuk ikut dengannya. Namun, Nabila menahan tangannya dan membuat Mario menghentikan langkahnya.

"Ikut atau gue tinggal?" ancam Mario.

"Ish! Kamu mau ikutin mereka lagi?" tebak Nabila.

Mario tidak menjawab dan memilih untuk kembali menarik paksa Nabila agar berjalan mengikutinya. Nabila hanya mampu mengembuskan napas perlahan dan mulai menyeimbangkan langkah kakinya agar tidak terjatuh.

"Iya-iya aku ikut! Tapi jangan ditarik-tarik kayak kambing gini, dong!" protes Nabila.

Mario akhirnya melepaskan tangan Nabila dan kembali melanjutkan langkahnya dengan langkah lebar. Nabila hanya mampu tersenyum saat menyadari perasaan Mario kepadanya sudah benar-benar hilang.

Sudah genap empat bulan Nabila berada di dekat Mario, namun Mario 'tak kunjung membuka hati untuknya. Mario memang di sampingnya, tapi hati dan pikirannya selalu berkelana. Terlebih lagi, selama tiga bulan ini, Nabila harus terus menemani Mario mengikuti Fira dan Dika.

Setahu Nabila, Fira dan Dika mulai menjalin hubungan khusus semenjak tiga bulan lalu, begitulah kata Mario. Saat mengetahuinya, Nabila bernapas lega, karena saingan terbesarnya sudah melepaskan Mario. Tapi, semuanya hancur, hatinya hancur begitu Fira meninggalkan dan melupakan Mario, karena semenjak itulah, perlakuan manis Mario sebelumnya kepada Nabila menghilang juga.

"Lo pulang aja!" titah Mario.

Nabila tersenyum tipis. "Diantar, 'kan?" tanyanya.

Mario menggeleng lalu menunjuk taksi yang berhenti di depan mobil Mario. "Lo naik taksi!" Mario mengeluarkan dompetnya lalu memberikan uang seratus ribuan kepada Nabila. "Nih!"

Nabila merasa hatinya kembali dirobek oleh Mario. Beginilah cara Mario memperlakukan Nabila beberapa bulan belakangan ini. Menjemputnya untuk pergi lalu memberikan uang kepadanya untuk pulang sendiri.

"Iya, Mar," hanya itu kata yang mampu Nabila keluarkan jika Mario sudah memberikannya uang.

Pernah beberapa kali Nabila menolak uang pemberian Mario dan memaksa Mario untuk mengantarkannya pulang. Tapi itu semua tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Mario malah memberikan kunci mobil kepada Nabila sedangkan Mario memilih untuk naik taksi.

Speranza [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang