Yang di mulmed itu Vino ya:)
Happy reading💙P.s : typo dimana-mana
☀☀☀
🎶Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang. Kalau curiga itu karena ku takut kehilanganmu.🎶
☀☀☀
Devan memutar-mutar kunci motor di jari telunjuknya, tubuhnya bersandar di motor matic berwarna hijau-putih. Tas ransel tersampir di bahu kanannya. Kakinya mengetuk-ngetuk tanda ia mulai bosan menunggu. Bel pulang sekolah sudah berdering sejak lima belas menit lalu, namun sang kakak belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Dibutuhin ngilang, enggak dibutuhin datang," gumam Devan kesal sendiri.
Devan melotot saat melihat Rendi keluar area sekolah bersama seorang wanita yang berjalan di sampingnya. Hal menakjubkan apalagi ini?
Hari ini terasa begitu mengejutkan bagi Devan. Pertama, ia melihat kedekatan Fira dan Mario di kantin. Kedua, ia melihat Fira dan Vino keluar dari ruang pertunjukkan. Dan tentunya yang terakhir, ia melihat Fira berjalan berdampingan dengan Rendi.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa setiap orang seolah berebut untuk dekat dengan Fira? Devan menggeleng berusaha menepis pikiran-pikiran buruknya tentang Fira.
Devan membiarkan Rendi dan Fira melangkah melewati posisinya berada. Tiba-tiba saja Devan melupakan tujuan utama dia berada di parkiran untuk waktu yang cukup lama. Devan merasa ada sesuatu yang salah di sini.
Fira, perempuan cuek terlihat dekat dengan Mario, Vino, dan Rendi. Bagaimana bisa? Bukankah perempuan yang seperti Fira sangat sulit untuk didekati oleh laki-laki? Jika ini adalah dulu, mungkin Devan tidak akan mempermasalahkannya. Tapi ini sekarang, yang sudah jelas Fira telah berbeda.
Devan memukul keras kepalanya begitu ia mengingat album foto milik Rendi. Devan ingat bagaimana marahnya Rendi begitu ia membuka album tersebut. Dan sudah dapat dipastikan jika ini semua berkaitan dengan masa lalu mereka.
Devan menolehkan kepalanya ke belakang dan terkejut dengan kehadiran seseorang di belakangnya. "Mar! Lo ngagetin aja, sih!" kesalnya.
"Lo ngadu lagi? Lo bilang Mario deketin Fira lagi? Lo disuruh kakak lo ngawasin mereka? Lo bela Rendiblis? Iya?!" Dika memborong pertanyaan untuk Devan.
Devan meneguk ludahnya. Devan baru ingat jika ia diminta untuk mengabari Rendi kalau Mario dan Fira terlihat dekat. Tapi, mengapa Dika dapat mengetahui perintah kakaknya? "Gua enggak bilang apa-apa," jawab Devan.
Andre menatap Devan penuh selidik. "Tahan, Dik, gue rasa dia enggak ngadu, deh. Mungkin Rendi liat kedekatan kita waktu di kantin," ucap Andre seraya memegang bahu Dika.
Dika mengangguk. "Sekali lagi lo jadi pengkhianat ..." Dika menunjuk motor Devan. "... motor serta hewan kesayangan lo akan lenyap,"
"Ada apaan, sih?!" ucap Devan kencang.
"Halah, pura-pura enggak tahu, lagi lo," kesal Dika lagi.
"Ya, lu kenapa tiba-tiba bilang gue pengkhianat?" Devan menatap bingung ke arah teman satu kelasnya.
Dika hampir dibuat marah oleh Devan karena Devan bertingkah seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Beruntung, Andre menahan tubuh Dika agar tidak maju dan mendorong Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Novela JuvenilKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...