Terkadang orang cuek mempunyai banyak cara untuk menunjukkan perhatiannya.
☀☀☀
Fira membenarkan posisi roknya yang basah di bagian belakang karena air. Fira memutar roknya, sehingga yang seharusnya berada di bagian belakang kini berada di depan. Gunanya agar ia tidak menduduki rok yang basah, dan agar cepat kering.
Fira bersyukur karena noda merah kecoklatan di rok putihnya sudah memudar. Fira mengembuskan napas lega lalu melangkah keluar kamar mandi.
Mario terkekeh melihat Fira yang memakai rok terbalik. "Sengaja dibalik?" tanyanya.
Fira mengangguk. "Jangan dilihat!" ucapnya.
Fira menyerahkan jaket Mario yang tadi sempat melingkar di pinggangnya. "Pegangin bentar," ucap Fira seraya menunduk melihat keadaan rok putih span selututnya.
Mario tersenyum, memperhatikan Fira yang tampak serius menepuk-nepuk roknya. "Sakit perut, enggak?"
Mario menyandarkan tubuhnya ke dinding pembatas yang ada di belakangnya. Mario merasa senang berada di dekat Fira disaat Fira membutuhkan bantuan. Tidak seperti dulu, ia harus bersembunyi walaupun ia tahu Fira sedang membutuhkan bantuan.
Fira menengadahkan kepalanya menatap Mario. "Sekarang jam berapa?" ucap Fira mengabaikan pertanyaan Mario.
Mario melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Sepuluh lewat lima belas," ucapnya.
Fira mengangguk, jam istirahat sudah habis, sekarang waktunya ia kembali ke kelas berusaha mengabaikan rasa nyeri di perut bagian bawah dan mengabaikan tatapan orang mengenai roknya yang basah.
Fira mengambil jaket yang berada di tangan Mario lalu memeluknya lalu melangkah menuju kelas. Mario tersenyum tipis lalu mengikuti langkah Fira dari belakang dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.
Biarkan semua berjalan apa adanya. Hati yang menentukan jalan untuk mereka membiarkan secercah harapan terus berdatangan tanpa henti. Mengharapkan keindahan dan kebahagiaan yang tak terduga dan tak terhingga.
Tidak peduli jika komunikasi di antara mereka berdua masih jarang, yang terpenting perubahan sudah mulai terlihat.
Fira dan Mario melangkah dalam diam, hanya suara sepatu yang mencium lantai. Terpaan angin membuat tubuh mereka merasakan kesejukan. Kesejukan yang menghantarkan desiran aneh di dalam hati mereka.
Desiran setiap kali mereka bersama. Keduanya tersenyum merasakan hati yang menghangat. Keduanya merasakan rindu teramat luar biasa.
Fira menoleh ke belakang dan langsung bertemu netra hijau milik Mario. "Jadi bodyguard gue?" ucapnya.
Mario menggeleng lalu melangkah lebar mensejajarkan tubuhnya dengan Fira. "Kalau kayak gini, nanti disangka pacaran," ucap Mario fokus dengan langkahnya.
Fira terkekeh. "Enggak ada kata pacaran untuk kita," jawabnya.
Mario diam memikirkan kalimat apa yang pantas untuk membalas ucapan Fira. "Mungkin sekarang enggak ada, tapi nanti, pasti ada," tutur Mario santai.
Kini Fira yang terdiam memikirkan kalimat yang pantas. Fira menggelengkan kepalanya, obrolan singkat mereka ternyata sangat berpengaruh dengan degup jantung Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Roman pour AdolescentsKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...