"Aku sadar, seharusnya ini sudah berakhir."
-Zhafira Renata-
☀☀☀
Fira menelusuri lorong menuju kelas dengan santai. Di sampingnya ada Mario yang terus diam memperhatikan setiap langkah kakinya. Fira menggelengkan kepalanya saat pikiran untuk menjauhi Mario kembali hadir di kepalanya.
'Jangan sekarang, selesaikan semuanya, setelah itu berhenti,'
Fira menoleh ke kanan, menatap tubuh jangkung Mario. "Lo duluan aja, gue mau ke toilet sebentar," ucap Fira.
Mario mengangguk lalu membalas tatapan Fira. "Hati-hati," ucapnya lalu melangkah berbeda arah dengan Fira.
Fira bernapas lega saat punggung Mario mulai meninggalkannya. Fira memasuki toilet di lantai satu, tapi langkahnya terhenti saat ada yang menahan pergelangan tangannya.
"Gue mau ngomong sebentar sama lo," ucap gadis yang terlihat lebih muda dari Fira.
Fira mengernyit lalu menghempaskan tangan yang menyentuh lengannya. Lalu kembali kembali melangkah masuk ke toilet wanita.
"Gue Nabila Ilavinia," ucap gadis tersebut memperkenalkan namanya.
Nama itu, nama yang sangat tidak asing di telinga Fira. Fira berhenti di ambang pintu lalu menoleh ke belakang.
"Gue Nabila Ilavinia, mantan Mario," ucapnya lagi.
Fira mengulas senyum tipis. "Enggak nanya," jawabnya lalu kembali memutar kepalanya dan benar-benar masuk ke dalam toilet.
Fira berdiri di belakang pintu, menunduk menatap kedua sepatunya. Tatapannya kosong, namun tangannya bergerak membuka jaket yang melingkar di pinggulnya, dan memutar rok-nya menjadi ke posisi semula.
Fira menatap jaket abu-abu di tangan kanannya, tanpa terasa air mata luruh membasahi pipi Fira. Fira terisak dalam diam.
Perasaan aneh, seperti perasaan tidak terima muncul di hati kecil Fira. Fira tidak sanggup menahan semua terlalu lama, ia ingin menyelesaikan semuanya. Tapi bukan berarti harus ada dia.
"Tenang Fir, gue enggak akan maksa Mario untuk balik sama gue. Tapi, gue akan berusaha membuat hati dia kembali menjadi milik gue," ucap suara yang tadi sempat menyapa Fira di luar.
Nabila ada di kamar mandi wanita dan berdiri di depan bilik yang Fira tempati. Fira menghapus air matanya, lalu memeluk erat jaket Mario. Fira memutar knop pintu dan berusaha menampilkan wajah datarnya kepada Nabila.
"Silahkan," ucap Fira.
Nabila mengangguk lalu tersenyum. "Harusnya lu sadar, tidak ada laki-laki yang serius mencintai wanita sampai lebih dari satu tahun," ucap Nabila.
"Dan, harusnya lo sadar, lo itu pelariannya dia," sambung Nabila.
Fira mengabaikan ucapan Nabila, ia memilih keluar dari toilet wanita. Fira kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. Fira terkejut saat menemui Mario berdiri di ujung tangga.
Fira menoleh ke belakang, tepat ke arah pandang Mario. Nabila berdiri di sana, di depan kamar mandi wanita dengan senyum manis nan polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
أدب المراهقينKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...