Ketika kita sayang kepada seseorang, jangan pernah memaksakan kehendak untuk saling memiliki. Terkadang melepaskan lebih baik dari pada memaksakan.
-----
Rendi menggenggam erat tangan Fira yang masih dibalut oleh perban. Kecelakaan yang Fira alami menyebabkan hampir 30% tubuhnya dibalut oleh perban. Mulai dari kepala, leher, bahu, lengan, tangan, paha, sampai kaki. Dan sampai saat ini Fira belum juga sadar, keluarga mulai berharap-harap cemas di luar ruangan.
Semua mengharapkan Fira dapat segera sadar secepatnya. Bila Tuhan masih ingin mengistirahatkan Fira lebih lama lagi, keluarga akan ikhlas. Tapi, jika Tuhan ingin mengambil Fira saat ini tentu saja semua belum ada yang mengikhlaskannya.
Kecelakaan yang dialami oleh Fira cukup parah, tidak hanya Fira yang terluka, tapi masih ada satu orang lagi yang juga korban dari kecelakaan ini. Nabila, dia adalah korban lainnya. Dan sekarang dia berada tepat di samping ruangan Fira.
Jika Fira berada di ruang Anggrek nomor 88, maka Nabila berada diruangan Anggrek nomor 89. Orangtua Fira tidak mengetahui fakta ini, tapi teman-teman Fira dan juga keluarga Nabila pasti mengetahuinya. Dan sayangnya Mario leboih memilih untuk menunggu Fira dibandingkan Nabila.
Mario duduk di sofa dekat ranjang Fira memperhatikan apa ya ng akan dilakukan oleh Rendi kali ini. Mario ingin sekali menyuruh Rendi untuk cepat menyelesaikan apa yang ia lakukan di sini. Tapi nampaknya Rendi masih enggan untuk membuka suaranya.
"Mau sampai kapan lo duduk di sana?" tanya Mario kesal.
"Lo ngapain di situ terus, sih, Mar?"
Mario tersenyum sinis. "Suka-suka gue lah!" balas Mario.
Rendi menghela napas lelah. "Diem lo! Jangan nguping." peringat Rendi kepada Mario.
"Fir, sadar, Fir. Jangan kelamaan tidur, lo gak kangen apa sama Mario?"
Mario menyernyit mendengar namanya disebut oleh Rendi. Dalam hati Mario tersenyum karena ternyata Rendi benar dengan ucapannya beberapa saat lalu. Bahwa ia tidak menyukai Fira.
"Ren, waktu kita tinggal lima menit!" Mario berusaha mengingatkan Rendi.
"Fir, maaf, seharusnya saat itu gue enggak buat perjanjian konyol sama Mario. Harusnya gue membiarkan Mario melakukan perannya untuk membahagiakan Nabila dalam beberapa hari. Harusnya gue percaya sama Mario kalau saat itu dia gak beneran suka sama Mario," Rendi menunduk membiarkan dahinya menyentuh selang infus yang berada di punggung tangan Fira.
"Ren, lo lama banget sumpah!"
Rendi menoleh ke arah Mario. "Lo diem, Mar! Gue mau jujur sama Fira jadi susah gara-gara lo berisik banget!" kesal Rendi.
Mario menganggukan kepalanya seraya berkata, "Bodo amat."
Rendi berusaha untuk mengabaikan Mario dan kembali memperhatikan Fira. "Seandainya waktu itu gue dengerin kata Nabila untuk gak ikut campur permasalahan kalian, mungkin sekarang lo sama Mario gak kembali terlibat sama permasalahan ini,"
Mario berdehem lalu merenggangkan otot tangannya. Rendi yang merasa perhatian dialihkan oleh Mario akhirnya memilih untuk menolehkan kepalanya ke arah Mario.
"Havana oh na na," begitulah ucap Mario begitu menyadari Rendi menoleh ke arahnya.
Jika Rendi dalam keadaan tidak serius mungkin ia akan tertawa, tapi sayang sekarang Rendi ingin sekali melemparkan sendal ke wajah Mario. "Berisik, Mar!"
Mario menganggukkan kepalanya seolah mengikuti irama dari lagu yang ia dengarkan dari earphone yang menempel di daun telinganya. "Havana oh na na.... " Mario kembali melantunkan lagu Havana yang dipopulerkan oleh Camila Cabello.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
أدب المراهقينKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...
![Speranza [END] ✔](https://img.wattpad.com/cover/74496491-64-k741843.jpg)