Aku baik-baik saja melihatmu dengannya,
Aku tidak cemburu,
Aku tidak marah,
Aku tidak sakit hati,
Detak jantungku biasa saja, tidak berdegup melihat kamu sedekat itu dengan orang lain,
Aku senang melihat senyummu ketika bersama dia,
Aku bisa mengontrol emosiku,
Aku benar-benar merelakanmu,
Dan, kita sama-sama tahu bahwa kita berharap hari ini adalah hari kebalikan. Di mana kita bebas mengatakan bahwa kita baik-baik saja, tapi dia tahu bahwa kita tidak baik-baik saja.
-------
Pernah kalian berpikir tentang sakitnya berpura-pura? Berpura-pura tidak cemburu padahal hati benar-benar hancur menjadi kepingan yang kecil.
Itu-lah yang Emily rasakan saat ini. Melihat Andre mengobrol, bercanda gurau dengan Inayah mampu membuat hatinya seperti diremas begitu kuat. Bolehkah Emily takut sekarang?
Emily takut jika pada akhirnya salah satu dari mereka ada yang bermain perasaan. Emoly tidak dapat membayangkan bagaimana jika Andre menaruh perasaannya terhadap Inayah, atau Mario yang menaruh perasaannya kepada Nabila. Emily benar-benar takut.
Ketika semalam mereka memutuskan untuk menerima resiko terburuk dari misi ini, saat itulah mereka mulai mengutarakan perasaan mereka masing-masing.
Setidaknya malam kemarin, mereka masih saling menyayangi satu sama lain.
Emily menarik napas dalam lalu membuangnya secara perlahan. Emily berdiri lalu meminta izin kepada Fira agar dirinya bisa keluar dari mejanya yang kebetulan dekat tembok.
Tarik napas ... buang. Emily melangkahkan kakinya keluar kelas lalu mulai mengeluarkan kata-kata sinisnya kepada Andre dan Inayah.
"Kalau mau pacaran, ya, di rumah atau di mall, bukan di sekolah!"
Emily merutuki kebodohannya karena secara tidak langsung Emily menunjukkan bahwa ia cemburu.
"Yaelah, Mbak, sirik aja, hahaha ... Cemburu, ya?" sahut Inayah.
Emily ingin sekali menjawab iya kepada dua orang di hadapannya. Namun, ia tahu itu sama saja merusak rencananya.
"Enggak! Gue cuma gak suka aja ada yang pacaran di depan kelas gue," ucap Emily menjawab.
"Udah-udah, kita juga yang salah, pacaran di area sekolah. Kamu balik aja ke kelas, nanti sore aku jemput kamu," ucap Andre menatap lembut mata Inayah.
Emily membuang muka ke sembarang arah, yang terpenting adalah jangan melihat adegan mesra mereka kalau tidak ingin sakit hati.
Vino dengan tiba-tiba saja menghampiri Emily yang berdiri di ambang pintu. "Kakak gue mana, Em?" tanyanya kepada Emily.
Andre sempat melirik ke arah Vino dan Emily. Ia mengepalkan tangannya di samping tubuhnya, ia sedang berusaha mengontrol perasaannya. Andre memberikan senyum singkat kepada Inayah saat ia berjalan meninggalkan Andre menuju kelasnya.
Emily menggerakkan kepalanya ke belakang, ke arah Fira berada. "Tuh lagi meratapi nasib," ucapnya.
Vino terkekeh sejenak lalu melangkah melewati Emily. Andre ikut melangkah masuk ke dalam kelas tapi sebelum ia benar-benar masuk kelas, ia menyempatkan diri untuk membisikkan sebuah kalimat kepada Emily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speranza [END] ✔
Teen FictionKarena kesalahan di masa lalu, semua berubah. Lima orang remaja yang awalnya sedekat nadi menjadi sejauh langit. Fira bertingkah seolah tidak mengenal Mario. Sedangkan Andre, Dika dan Emily hanya dapat diam memperhatikan jalan cerita yang dibuat Fir...