Banyak orang yang berlalu lalang di sebuah taman yang indah. Ada seorang perempuan remaja yang kini sedang menikmati keindahan taman sambil mendudukkan dirinya pada bangku yang tersedia di taman. Dia Jiyeon. Jiyeon merasa bosan berada di apartement terus terlebih hari ini dia tak ada jadwal untuk ke kampus, jadi ia berniat untuk berjalan-jalan di taman yang tak jauh dari apartementnya. Dia bosan dengan kehidupannya di Amerika Serikat ini. Yah dia ingin mempunyai teman untuk sekedar mengobrol tapi hal itu tak akan pernah terjadi. Yah, tak akan pernah terjadi karena ada saja yang menghalanginya.
Jiyeon selalu di jaga ketat oleh gege-nya, Luhan yang selama di Amerika. Ah tidak bukan hanya Luhan saja tapi Wu Chun dan Yi Fan walau kedua gege-nya tidak berada di sini namun mereka pantau Jiyeon dari jauh. Gege-nya itu sangat over protective padanya. Bukan hanya Luhan yang seperti itu, melainkan Wu Chun juga Yi Fan. Awalnya ia merasa kesal juga risih karena gege-nya yang selalu mengikutinya pergi kemanapun. Mereka bahkan ada jadwal untuk mengikuti kemana Jiyeon pergi. Hebat bukan? Tapi, tanpa disadarinya Jiyeon merasa senang juga tenang saat gege-nya mengikutinya. Malahan ia merasa takut jika tidak di temanin oleh gege-nya. Ia akan merasa aneh dan ada yang kurang jika tak ada gege-nya.
Tapi saat ini merasa begitu berbeda. Yah, begitu berbeda. Kali ini dia tak bersama Luhan, karena Luhan sibuk mengurusi perusahaan papanya. Jiyeon berniat untuk memulai mandiri saat ini juga. Karena ia tidak bisa tergantung pada gege-nya terus. Tak mungkin ketiga gege-nya terus menjaga dirinya sampai dirinya tua kelak. Kan gak lucu. Jiyeon merasa beban dalam dirinya menghilang begitu saja, saat ia menghirup udara di taman. Dengan pemandangan yang indah, ia bisa melihat banyak bunga yang bermekaran. Juga ada pancuran yang membuat taman ini menjadi banyak yang dikunjungi orang. Tanpa sadar Jiyeon tersenyum manis.
Tak jauh dari taman, ada seorang pria paruh baya yang menjual ice cream keliling dengan mobil besarnya. Jiyeon yang melihat itu, seketika matanya penuh berbinar-binar. Ia segera melangkah ke mobil ice cream itu dan memesan tiga mangkok ice cream jumbo dengan rasa mangga, coklat dan stroberi. Setelah ia membayar ice cream itu, Jiyeon kembali duduk di taman yang barusan ia duduki itu. Ia meletakkan dua mangkok ice cream dengan rasa coklat dan stroberi itu di sebelah kanannya. Dan Jiyeon segera melahap ice cream rasa mangga itu sendirian. Dengan mulut yang penuh belepotan itu, Jiyeon kembali memakan ice cream yang rasa stroberi yang terakhir. Benar-benar gila makan tiga mangkok ice cream jumbo sendirian.
Hap hap slurrpp... sluurrpp....
"Wuah, delicious...." Ucap Jiyeon senang sambil membersihkan sisa-sisa ice creamnya di mulut dengan tangannya lalu mengelapnya dengan baju.
Ummm... Jiyeon benar-benar jorok untuk anak perempuan sepertinya. Namun Jiyeon tidak memerdulikan itu. Jiyeon bangkit dari bangku yang di dudukinya dan pergi meninggalkan taman itu ke apartement. Jiyeon sudah puas untuk memanjakan matanya dan perut untuk hari ini. Sepertinya taman bisa menghilangkan rasa jenuh baginya.
Ting
Pintu lift itu terbuka saat ia menekan tombol di samping pintu lift dan Jiyeon segera masuk. Ia menekan angka 7 di samping pintu lift itu setelah sebelumnya pintu lift itu tertutup dengan sempurna.Ting
Pintu lift terbuka dan Jiyeon melangkahkan kakinya menuju apartementnya dengan nomor 714. Jiyeon dengan cepat memasukkan beberapa digit angka lalu segera masuk ke dalam."Ji-ah, kenapa baru pulang?" Tanya Luhan sambil memasak sup dengan menggunakan apron berwarna pink.
Luhan tampak lucu mengenakan apron berwarna pink.
"Eh, tadi Ji makan ice cream makanya lama." Ucap Jiyeon bingung dan polos sambil membantu Luhan masak.
"Oh, kalau begitu jangan lama-lama di luar, okay?" Luhan menyentil hidung mancung Jiyeon pelan.
"Okay." Jawab Jiyeon ceria.
***
Keesokan harinya, Jiyeon telah bersiap-siap untuk pergi. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri kalau hari inilah hari yang tepat untuk pergi. Kini Jiyeon sedang memakai sandal, Luhan yang ingin buang sampah pun spontan berhenti.
"Xiao mei-ah, where are you going?" Tanya Luhan bingung yang masih memegang kantung plastik sampah.
Xiao mei = adik kecil
"Ah, jintian wo qu shi chang (hari ini saya pergi ke pasar)." Jawab Jiyeon seadanya sambil merapikan bajunya yang kusut.
"Oh, duo baozhong! (Jaga diri baik-baik!)." Kata Luhan sambil ikut Jiyeon keluar.
"Okay, bye." Jiyeon langsung pergi dan Luhan membuang sampah lalu kembali masuk ke apartement.
TBC
02 September 2016/ 06 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Family (?)
FanfictionCerita sudah end. Kalian bisa baca cerita ini. . . . Kira-kira keluarga itu seperti apa ya? Saling melengkapi dan berbagi kasih sayang? Apa jadinya jika yeoja remaja itu di suruh mencari keluarga yang sebenarnya? Keluarga itu indah ya? Kasing...