Part 9

248 34 3
                                    

Flashback
Bryan merasa sedih yang harus ditinggalkan oleh istrinya yang sudah meninggal sehari yang lalu. Istrinya mengidap penyakit kanker otak stadium akhir sehingga tak bisa diobati lagi. Kini ia tinggal bersama ketiga anaknya. Ia sempat frustasi yang mendapat telepon untuk bisnis di Amerika Serikat. Tak mungkin ia tinggalkan anaknya di rumah sebesar ini sendirian. Yah walaupun ada pembantu namun ia masih tak memercayai orang itu. Anaknya masih kecil sehingga sulit untuk tinggalkan. Ia berniat untuk menikah lagi agar bisa menjaga anak-anaknya. Sampai akhirnya ia menemukan Eun Jin yang selalu sendirian di taman. Ia terus melihat yeoya itu dan berniat untuk menikahinya.

Ternyata yeoja itu sedang mengandung namun tak pernah kuliat bersama suaminya. Ternyata mereka telah bercerai karena suaminya yang menelatarinya dan juga anaknya. Suaminya itu selalu sibuk bekerja tanpa mengingat istri dan anaknya yang selalu menunggunya pulang. Beberapa bulan kemudian, Bryan dan Eun Jin menikah. Bryan menerima Eun Jin apa adanya, bahkan di saat Eun Jin melahirkanpun ia menemaninya sampai anak itu lahir.

Ia sungguh tak percaya dengan di hadapannya, anak perempuan. Ia begitu menginginkan anak perempuan itu namun tak terkabul karena istrinya yang sakit-sakitan waktu itu. Bryan memberikan anak perempuan itu dengan nama Jiyeon. Nama yang cantik seperti orangnya. Kini Bryan tak takut lagi karena ada isrtinya yang baru. Ia bisa bekerja dengan bebas tanpa memikirkan keadaan anaknya yang sendirian.

Anak-anak kandungnya juga sangat menerima Eun Jin dan Jiyeon. Bahkan mereka yang mengganti pampers Jiyeon dan mengurus Jiyeon. Saat itu Luhan masihlah berumur 9 tahun, Wu Chun berumur 7 tahun dan Yi Fan berumur 3 tahun.

Flashback end

"Jadi mami ingin aku bagaimana?" Tanya Jiyeon yang sudah menghafal kebiasaan maminya yang akan meminta sesuatu padanya dengan sikap maminya yang memelas padanya.

"Ji-ah mami punya satu permintaan untukmu." Ucap Eun Jin lemah.

"What is that?" Jawab Jiyeon malas, dirinya sudah menghapus air matanya kasar.

"Pergilah ke Korea dan carilah gege dan daddymu. Sendirian." Pinta Eun Jin sambil menegaskan kata 'sendirian'.

"What? Bagaimana bisa aku ke sana sendirian? Korea itukan begitu besar dan luas. Nanti Ji tersesat bagaimana?" Jiyeon tak terima atas permintaan maminya.

Jiyeon merasa kesal sekarang. Tadi dia mendengar sebuah kenyataan yang tak terduga dan sekarang ia harus ke kampung aslinya dengan sendiri? Apa tak salah? Sungguh, Jiyeon ingin ketawa saja.

"Iya ma, nanti Jiyeon tersesat bagaimana? Mending sama salah satu diantara kami yang ikut pergi bersamanya." Bentak Yi Fan yang tak terima, sudah hal biasa bagi Yi Fan untuk membentak orang lalu daddynya menatapnya tajam barulah Yi Fan bungkam.

"Jiyeon tak akan tersesat di kampung halamannya sendiri. Mami yakin itu!" Ujar Eun Jin sedih dan percaya bahwa Jiyeon bisa pergi sendirian.

"Pokoknya Ji tidak mau." Tolak Jiyeon sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Ji-ah, apa kau ingin melihat mami mati di sini? Cuma satu ini aja permintaan mami." Tanya Eun Jin sedih.

"Baiklah, Ji akan menuruti permintaan mami." Bisik Jiyeon pasrah, kalau maminya sudah bilang kata 'mati' Jiyeon sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menurutinya.

"Mami tau kau pasti akan menerimanya. Kalau kau sudah menemui mereka, bawalah mereka ke sini. Mami ingin melihat wajah mereka untuk yang terakhir kalinya." Jelas Eun Jin dengan senyum lemahnya.

"Dan juga mami sudah mencari guru privat untuk mengajarimu bahasa Korea." Tambah Eun Jin santai.

"WHAT?! Bagaimana bisa mami tak mendiskusikannya dulu padaku? Sudah kubilang bukan kalau aku itu tak suka dengan namanya Korea. Jadi akan sulit bagiku untuk belajarnya." Jiyeon tolak mentah-mentah sambil menekankan kata Korea.

"Mami yakin kau pasti bisa, nyatanya kau bisa menguasai banyak bahasa, mami memberimu waktu 3 bulan. Mami yakin 3 bulan terlalu lama untukmu. Kau pasti bisa membutuhkan waktu seminggu untuk menguasainya." Lagi-lagi Eun Jin berujar dengan santai membuat Jiyeon terpekik tak percaya.

"Tapi ini berbeda mami, lebih baik aku belajar bahasa lain daripada bahasa Korea."

"Apa kau ingin melihat mami seperti ini?" Eun Jin berucap dengan mata berkaca-kacanya.

"Ya.. ya.. aku akan belajar." Ucap Jiyeon dengan terpaksa.

"Gegemu seorang aktor terkenal dan daddymu itu memiliki Entertainment yang terkenal. Jangan lupa itu."

"Baiklah." Jawab Jiyeon malas.

Eun Jin hanya tersenyum senang mendengarnya. Ia meraba-raba di meja kecil itu sebelah kasur dan setelah dirasa menemukan apa yang di inginkan, ia segera mengambilnya.

Ia membuka tutup bolpoin berwarna hitam dan menulisnya di lembar kertas. Lalu di berikannya pada Jiyeon. Jiyeon berjalan mendekati maminya lalu mengambil selembar kertas itu.

"Ini apa mi? Bahasanya aneh lagi." Tanya Jiyeon bingung sambil membolak-balikkan kertas itu yang berisi tulisan hangul.

"Simpan aja, nanti di sana kau pasti memerlukannya."

Jiyeon hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti dan melipat kertas itu lalu menyimpannya di saku celana.




TBC

02 September 2016/ 06 Juli 2018

Family (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang