Jiyeon segera bangkit dari kursinya dan menarik kursi ke tempat dimana pemuda manis itu duduk dengan gugup. Leader Shinee sedari tadi berdiri dan melihat kelakuan Jiyeon.
"Ekhem, aku leader Shinee....." ucapan pemuda itu terputus saat ruangan ini penuh dengan keributan.
"Yak, aku lagi berbicara. Kenapa tidak ada satu orangpun yang mendengarku huh? Malangnya nasibku." Ujar namja itu sedih sambil kembali duduk.
"Sudahlah Onew hyung. Sabar... aku mendengarmu kok hyung." Ujar pemuda yang duduk di sebelah Onew sambil menepuk pundak Onew berkali-kali namun matanya menatap Jiyeon kagum.
"Iya aku tau. Tapi kau menatapnya terus, kau tak menatapku Jonghyun!." Kesal Onew sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Ye hyung. Lihatlah cewek itu. Dia sungguh cantik dan imut." Ucap Jonghyun jujur yang masih menatap Jiyeon dengam lekat, Onew makin kesal saat Jonghyun yang kembali kacangin dia lalu pada akhirnya Onew menatap Jiyeon dengan malas.
Jiyeon makin dekat dengan pemuda manis itu.
"Siapa namamu? Sepertinya kau lebih muda dariku." Ujar Jiyeon senang.
"A-aku Sehun dan kelahiran 94." Ucap Sehun lalu menundukkan kepalanya gugup.
"Whoa.... ternyata ada yang lebih muda dariku. Aku sangat senang. Berarti bukan aku yang lebih muda di sini. Tak seperti mereka tuh yang ekhem sudah TUA." Ucap Jiyeon semangat sambil meneriaki kata TUA tepat menatap member suju dengan datarnya.
Semua orang menahan tawanya saat mendengar kata Jiyeon barusan. Tapi tidak dengan member suju. Mereka merasa dihina.
"Yak, apa maksudmu huh? Kajja kembali ke sini, jangan duduk disana." Ucap Eunhyuk tak terima yang dikatain tua lalu bangkit dari kursinya ke arah Jiyeon.
"Aiiissh... pergi kau. Kau menggangguku tau. Sana hus... hus... hus..." usir Jiyeon.
"Cepat kembali ke sana." Eunhyuk menarik tangan Jiyeon dengan paksa.
"Aauwwww.... appo....." teriak Eunhyuk yang kesakitan sambil mengelus perutnya lalu menatap Jiyeon dengan tajam.
"Siapa suruh kau mengangguku huh?" Jiyeon berucap dengan santai sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Tapi tak usah menyikut perutku lah, sakit tau. Apalagi kau menyikut perutku menggunakan sikumu itu!" Marah Eunhyuk sambil kembali duduk dikursinya.
"Sehun-ah, apa kau bosan disini? Kalau iya mari kita pergi dari sini." Ajak Jiyeon dengan berbinar penuh harap.
'CIH.... bahkan dia memanggil Sehun dengan akrab. Sedangkan sama kami aja menggunakan formal kecuali sama Ryeowook yang memanggil oppa. Kenapa kami tak dipanggil oppa? Kenapa sama Ryeowook mau?' Batin Eunhyuk kesal dalam hati.
Sehun masih tetap menundukkan kepalanya tanpa berani mendongakkan kepalanya. Jiyeon mengangkat kepala Sehun lalu mencubiti kedua pipi Sehun dengan gemas. Alhasil kedua pipi Sehun memerah akibat cubitan Jiyeon.
"Jiyeon-ah, kajja kita kembali kesana. Tempatmu bukan berada disini." Bujuk Donghae dengan lembut namun Jiyeon menatap Donghae dengan sinis dan tajam.
"Aku tidak mau. Kau pergi saja kalau mau. Tempatku bukan di tempat kalian tapi tempatku disini." Ucap Jiyeon keras kepala sambil memegang lengan Sehun dengan erat.
Sehun menatap Donghae dengan takut-takut. Donghae berusaha sabar dan menghela napas dengan panjang lalu kembali ke tempatnya tanpa mengatakan apapun. Akhirnya Leeteuk turun tangan dan segera datang ke tempat Jiyeon sambil memijit keningnya berkali-kali.
"Jiyeon-ah, ayo kita kesana. Ingat, mamamu menitipkannya pada kami bukan mereka. Jadi kami harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjagamu, tapi kalau kau berada disini maka akan susah bagi kami untuk menjagamu." Bujuk Leeteuk dengan lembut seraya sedikit membungkukkan badannya untuk menyamai tinggi Jiyeon.
Jiyeon terdiam lama. Bahkan Jiyeon melepas tangannya di lengan Sehun. Tak lama kemudian, ada lelehan air mata yang membasahi kedua pipi Jiyeon. Jiyeon menangis. Bahkan ia makin deras menangisnya. Leeteuk panik saat Jiyeon menangis, jika Jiyeon menangis maka akan susah untuk menenangkannya. Entah mengapa Jiyeon menjadi sensitif kalau ada yang membicarakan maminya di depannya.
Suasana di tempat itu jadi sepi. Semuanya terkejut dengan Jiyeon yang tiba-tiba saja menangis. Para member suju hanya bisa menakuti-nakuti Leeteuk karena telah membuat Jiyeon menangis.
"Jiyeon-ah, uljima. Kau sudah besar jadi jangan menangis lagi. Lihatlah ada banyak orang yang menatapmu. Apa kau tak malu? Ah, aku tau.... apa kau mau ice cream?" Tanya Leeteuk yang berusaha untuk membuat Jiyeon menghentikan tangisnya namun yang ada makin kuat tangisnya.
"Hwua..... kau kejam. Padahal aku hanya ingin dekat dengannya saja tak lebih. Hwua..." tangis Jiyeon sambil menunjuk Sehun dan menghentakkan kakinya.
"Oke... oke... aku yang salah. Tapi kumohon jangan menangis lagi. Kau mau apa? Biar aku belikan untukmu?" Tanya Leeteuk yang sudah kehilangan akal.
Sontak tangis Jiyeon berhenti dan menatap Leeteuk dengan berbinar.
"Jeongmal?" Tanya Jiyeon yang seakan tak terjadi apa-apa barusan, Leeteuk menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu aku mau jalan-jalan bersama Sehun." Rengek Jiyeon.
"Tidak boleh!" Ucap Leeteuk tegas, Jiyeon langsung terdiam lalu menangis, Leeteuk makin panik.
Semua orang diruangan itu menatap Leeteuk dengan datar. Leeteuk mengacakkan rambutnya secara kasar lalu menghembuskan napas secara panjang dan kasar.
"Baiklah tapi kau harus diam." Perintah Leeteuk sambil menatap Jiyeon.
Sontak Jiyeon berhenti menangis lalu menatap tak percaya kepada Leeteuk.
"Jeongmal?" Tanya Jiyeon antusias.
Leeteuk menganggukkan kepalanya pasrah. Jiyeon segera bangkit dari kursinya lalu melompat gak jelas. Semua orang hanya melongo menatap Jiyeon tak percaya. Barusan dirinya menangis tapi sekarang malah gak terjadi apa-apa. Dasar cewek aneh dan unik. Jiyeon segera menarik tangan Sehun.
"Kalau begitu aku pergi dulu sama Sehun." Seru Jiyeon semangat dan senang lalu pergi dari ruangan itu bersama Sehun.
TBC
07 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Family (?)
FanfictionCerita sudah end. Kalian bisa baca cerita ini. . . . Kira-kira keluarga itu seperti apa ya? Saling melengkapi dan berbagi kasih sayang? Apa jadinya jika yeoja remaja itu di suruh mencari keluarga yang sebenarnya? Keluarga itu indah ya? Kasing...