Part 38

196 19 4
                                    

Braakk.... Bryan segera membuka pintu secara kasar sambil menatap Jiyeon dengan cemas, tampak Jiyeon sedang menangis deras dipelukan Yi Fan.

"Jiyeon-ah ada apa?" tanya Soo Man yang baru datang sambil menatap Jiyeon sekilas lalu menatap Eun Jin dengan syok lalu jatuh terduduk di lantai dan menatap Eun Jin dengan tak percaya, Bryan hanya terdiam sambil menatap ketiga anaknya yang juga sudah menangis.

'Bagaimana bisa kau pergi seperti itu Eun Jin-ah? Apakah kau tak kasihan melihat anakmu yang menangis melihat kepergianmu?! Apa yang harus aku lakukan kepadamu?' batin Bryan yang kini mengeluarkan cairan bening, ia menangis dalam diam.

"Mami..... hiks... hiks... kenapa kau hiks... pergi secepat hiks... ini? Hiks... kau jahat hiks... wae? Wae? Wae? Hiks..." rancaunya sambil memukul dada Yi Fan berkali-kali.

'Mama.....hiks... terima kasih telah membesarkan kami walaupun kami hiks... bukanlah anak hikss.. kandungmu. Mengapa mama begitu cepat hiks... meninggalkan kami semua? Apakah mama tak mau bersama kami hiks... lebih lama lagi? Hiks.... apa yang harus aku lakukan terhadap xiao mei? Ia pasti sangat terpukul dengan kepergian mama. Hiks.... Semoga hiksss.... Mama tenang hiks.... Berada di hiks.... Atas sana hiks...' batin Luhan sedih sambil menangis deras.

.

.

.

.

.

Tiga hari telah berlalu kini Jiyeon nampak tergesa-gesa memasuki gedung besar yang ada di hadapannya sampai-sampai menabrak segerombolan orang dan terjatuh.

"Awww....... Appo..." ringisnya sambil membersihkan kakinya yang sedikit kotor tanpa memandang orang di hadapannya yang juga meringis kesakitan.

"Yak, kau itu punya mat... OMG!!" ucapan Jiyeon pun terputus sambil menunjuk orang di hadapannya dengan terkejut, sontak Jiyeon pun bangkit dan menatap tak percaya dengan orang di hadapannya begitu juga dengan orang yang dihadapannya yang langsung bangkit dan diam bak patung sambil menatap Jiyeon.

"Gwaencanha hyung?" tanya pemuda cantik di antara segerombolan itu dan menatap Jiyeon dengan aneh.

"Nan gwaencanha."

"Are u Jiyi?" tanya pemuda itu yang diam bak patung dengan ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Are u Jiyi?" tanya pemuda itu yang diam bak patung dengan ragu.

Jiyeon sempat terkejut dengan panggilan nama kecilnya lalu menganggukkan kepalanya dan menatap pemuda itu dengan datar. Pemuda itu menaikkan kedua sudut bibirnya lalu memeluk Jiyeon tanpa disadarinya.

"Yak... Who are you?" tanya Jiyeon sambil melepas pelukannya dengan kasar.

"Jiyi, it's me L." ucap L –pemuda itu- sedih namun tersenyum lebar menatap Jiyeon yang membulatkan matanya tak percaya.

Family (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang