Part 26

139 21 2
                                    

Jiyeon terus menarik tangan Sehun untuk menjauh dari ruangan itu. Mereka kini berada di taman samping gedung pencakar langit. Sehun, pemuda itu menggunakan alat penyamarannya dengan sempurna. Kacamata hitam dan masker berwarna baby pink. Mereka berdua sedang duduk di taman dengan canggung. Sehun sedari tadi melirik ke sekelilingnya dengan cemas, entah apa yang dipikirnya sehingga ia merasa cemas dan gelisah.

"Whoa..... ada ice cream. Sehun-ah ppali belikan aku ice cream rasa vanilla. Ppali.... ppali." perintah Jiyeon sambil menunjuk mobil penjual ice cream yang tak jauh dari mereka duduki.

Sehun mengikuti arah tunjuk Jiyeon lalu menganggukkan kepalanya seraya bangkit dari bangku dan mulai mendekat ke arah mobil penjual ice cream itu.

Disisi lain, ruangan itu penuh keributan yang membahas masalah Jiyeon.

"Aku mewakilinya untuk meminta maaf atas kelakuannya yang seperti itu. Harap maklum yah kalau dia bertingkah seperti kekanakan. Sekali lagi aku minta maaf." Leeteuk berkali-kali membungkukkan badannya di hadapan semua orang.

Semua member suju hanya menatap Leeteuk dengan iba, mereka hanya menatapnya tanpa membantu Leeteuk. Lalu mereka menutupkan wajah mereka dengan telapak tangannya. Mereka merasa malu atas kejadian Jiyeon yang sungguh membuat mereka sengsara. Lee Soo Man menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Yah tidak apa-apa. Silahkan kau duduk kembali, maklumlah dia masih labil jadi yah seperti itulah." Ucap Lee Soo Man acuh tak acuh sambil mengangkat kedua bahunya.

"Kamsahamnida." Ucap Leeteuk tulus disertai senyuman tulusnya.

***

Di sisi lain, Luhan sibuk berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di meja pribadinya. Saat ini Luhan sedang bekerja di perusahaan utama yang ada di Taiwan, kampung halamannya. Sejak Luhan tiba di Taiwan, dia yang mengambil alih perusahaan utama itu sehingga ia disibukkan dengan beberapa tugas yang berkaitan dengan bisnis. Ia tak lagi mengurus cabang perusahaan melainkan Wu Chun yang mengurus cabang perusahaan.

Dan sejak itu jugalah, Bryan Wu bisa menikmati masa pensiunnya dengan tenang. Ia bahkan menjaga dan juga merawat istrinya di rumah. Wu Chun ditugaskan oleh papanya yaitu mengurus 2 cabang perusahaan yang berada di Indonesia dan Tokyo. Luhan ditugaskan mengurus perusahaan utama. Sedangkan Yi Fan tidak diberi tugas karena Yi Fan memiliki perusahaan sendiri atas kemampuannya yang luar biasa sehingga Bryan merasa bangga pada Yi Fan walaupun Yi Fan masih menginjak 18 tahun.

Sehingga Yi Fan membagikan waktunya untuk perusahaannya dan juga sekolah. Perusahaan milik Yi Fan sangat besar dan memiliki beberapa anak cabang di beberapa negara. Karena ada beberapa cabang, Yi Fan sering bolak-balik pulang ke Taiwan hanya untuk urusan bisnis. Karena cabang perusahaan milik Bryan banyak, sehingga yang mengurus sisanya itu kepada orang yang dapat dipercaya.

***

Jiyeon merasa bosan di dorm. Member Suju juga sangat sibuk dengan beberapa tugas sehingga tak punya banyak waktu untuk bermain-main. Jiyeon sedari tadi mondar-mandir hanya untuk melihat kegiatan member Suju. Bahkan Jiyeon menghitung banyaknya member suju yang berada didorm lalu mengerutkan keningnya. Karena takut salah, Jiyeon kembali menghitungnya dengan perlahan lalu kembali mengerutkan keningnya.

"Kenapa sedikit? Kemana yang lain? Apa mereka menghilang? Mana mereka? Mana? Kenapa cuma segini? Mana yang lain?" Tanya Jiyeon pada member suju yang berada di ruang tengah.

Semua member yang berada di ruang tengah itu mengerutkan keningnya bingung. 'Siapa yang dimaksudnya? Menghilang? Siapa yang menghilang? Maksudnya sedikit itu apa sih? Kenapa kepalaku makin pusing mendengar ocehannya yang menurutku tidak jelas?' Batin Leeteuk sambil memijit keningnya berkali-kali dan menatap dongsaengnya yang ada diruang tengah.

"Maksudmu apa Jiyeon-ah? Katakan yang jelas." Tanya Leeteuk pening yang masih memijit keningnya dengan pelan.

"Igeo.... kenapa tak ada? Dimana kalian sembunyikannya? Kenapa kalian kurang?" Tanya Jiyeon lagi yang panik sambil menghitung lagi dengan pelan.

"Siapa yang sembunyikan siapa? Kurang apa maksudmu Jiyeon-ah?" Tanya Eunhyuk yang merasa bingung sambil mendekat ke arah Jiyeon.

"Igeo.... kenapa kalian ada 8 orang saja? Bukannya ada 11 orang ya? Kemana 3 orang lagi?" Tanya Jiyeon sambil menatap satu per satu member suju.

Leeteuk mengerutkan keningnya sebentar lalu menatap Jiyeon sekilas.

"Oh.... mereka yah? Mereka itu ada di studio. Wae?" Tanya Leeteuk yang mulai mengerti arah pembicaraan Jiyeon.

"Studio? Dimana? Buat apa mereka disana?" Tanya Jiyeon lagi penasaran sambil menatap sisa member suju yang ada di ruang tengah.

"Mereka sedang latihan. Mereka bertiga ada di ujung kiri. Kau jangan kesana yah... eh.. Jiyeon-ah..." belum selesai Leeteuk bicara, Jiyeon telah pergi mencari ketiga orang yang menurutnya telah menghilang.

Jiyeon melangkahkan kakinya dengan cepat sambil bersenandung dalam hati. Tinggal tiga langkah lagi akan sampai di depan pintu studio.

Jiyeon menatap tulisan di depan pintu studio itu lama. Tulisan itu tertulis, 'Tidak ada satu orangpun yang boleh masuk jika ada orang sedang latihan!'. Namun Jiyeon hanya cuek saja dan memegang gagang pintu itu lalu membukanya dengan perlahan. Tak lama kemudian, Jiyeon menutup pintunya dengan cepat. Ia masih ragu untuk membuka pintu. 'Apa nanti saja aku bertanya kepada mereka saat mereka ada? Yah sudahlah...' batin Jiyeon.

Tampak ketiga orang itu ada di dalam. Mereka tampak serius dengan latihan vokalnya dan juga bernyanyi. Bahkan Kyuhyun dan Ryeowook yang sudah beberapa kali mengulang bagian nyanyi mereka. Yesung, pemuda itu tak henti-hentinya memarahi kedua dongsaengnya secara kasar disaat dongsaengnya yang memiliki kesalahan kecil.

Tap tap tap

Yesung yang mendengar langkah kaki itupun segera murka dan tak melihat ke belakang. Posisinya memang membelakangi pintu.

'Siapa lagi yang berani menginjakkan kaki ke studio? Apa mereka tak mendengar perintahku huh?! Bukankah sudah kukatakan untuk tak menginjakkan kaki ke sini? Lantas siapa yang berani kemari?' Batin Yesung dalam hati dengan wajah yang merah padam sambil mengepalkan tangannya dengan erat.

"Hey, bukankah sudah kukatakan pada kalian untuk tak mengganggu latihan kami? Lantas men..." ucapan Yesung terputus saat Yesung membalikkan badannya.

Sontak Yesung membulatkan matanya tak percaya dengan orang dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak Yesung membulatkan matanya tak percaya dengan orang dihadapannya.





TBC

07 Juli 2018

Family (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang