Part 7

275 37 1
                                    

Dua tahun kemudian, kini Luhan dan Jiyeon berlibur ke San Francisco, California, Amerika Serikat. Mereka berlibur atas keinginan Jiyeon tentunya dan dengan senang hati Luhan menyetujuinya dengan alasan menenangkan pikirannya. Mereka telah mengunjungi beberapa tempat yang menarik. Seperti The Golden Gate Bridge yang merupakan jembatan gantung yang mencakup Golden Gate, selat antara San Francisco dan Marin County.

Golden Gate Bridge adalah jembatan suspensi terpanjang di dunia dan telah menjadi sebuah simbol yang di akui secara internasional di San Francisco dan California. Warna merah- oranye pada jembatan secara khusus di pilih untuk membuat jembatan lebih mudah terlihat jika ada kabut tebal.

Yang kedua, Chinatown. Mereka mampir ke sini karena ingin melihat pemandangan, juga pameran dan rindu dengan masakan China. Grant Avenue adalah pameran dekoratif Chinatown. Mereka masuk ke sebuah restoran yang terkenal akan masakannya yang sangat baik yaitu masakan dari unggas dan makanan laut, dengan Sum, Dim pokok. Setelah selesai makan, mereka segera pergi ke tempat yang lain. Jiyeon dan Luhan sangat bersenang-senang dengan liburan mereka. Kapan lagi mereka bisa bebas berlibur seperti saat ini?

Ketiga, Japanese Tea Garden. Taman ini bergaya Jepang. Japanese Tea Garden adalah beberapa atraksi utama dari taman yang terkenal. Taman ini banyak dikunjungi oleh jutaan pengunjung setiap tahunnya. Luhan dan Jiyeon sangat menikmati taman bergaya Jepang ini. Mereka duduk di bangku yang ada di sana untuk melepas penat yang sedari tadi berkeliling melihat keindahan San Francisco.

Jiyeon meminta Luhan untuk membelikannya ice cream. Luhan awalnya menolak karena ia capek namun karena Jiyeon orangnya yang keras kepala. Yah jadinya Luhan membelinya satu saja. Luhan membeli Warm brownie and Vanilla ice cream. Jiyeon sangat suka ice cream ini dari sekian banyaknya ice cream. Alasannya itu ada sensasi hangat dan dingin serta dominan rasa coklat dan vanila yang membuatnya merasa menggiurkan dan lezat.

Ddrrtt.... ddrrtt...

Jiyeon memberikan ice cream itu kepada Luhan untuk memegangnya sementara dan ia memasukkan tangannya ke saku celana lalu mengambil ponsel pintarnya yang berbunyi. Yi Fan gege is calling. Jiyeon segera menggeser tombol hijau ke samping dan mendekatkan ponsel pintarnya itu ke telinga kanannya.

"Wei gege (halo kakak laki-laki)."

"Wei xiao mei -ah, ni men shenme shihou huilai? (halo adik kecil, kapan kalian pulang?)" Tanya Yi Fan panik di seberang sana.

"I don't know, why?" Tanya Jiyeon bingung.

"Mingtian ni men gai zuo le! (besok kalian harus pulang!)." Ucap Yi Fan di seberang sana.

"Eh? Weishenme? (kenapa?)" Tanya Jiyeon yang makin bingung.

"Mama..... sick..." lalu sambungan telepon terputus.

Jiyeon begitu syok sehingga tanpa sadar ia telah menangis dalam diam sambil mengigit bibir bagian bawahnya. Ia menjauhkan ponsel pintarnya dari telinga dan memasukkan ponsel pintarnya ke saku celananya.

Luhan panik saat melihat Jiyeon yang menangis, ia menaruh ice cream itu ke sampingnya dan menghapus lelehan air mata Jiyeon menggunakan sapu tangannya yang barusan di ambilnya di saku celananya. Jiyeon menangis makin deras dan langsung memeluk Luhan sehingga bahu Luhan menjadi basah. Luhan hanya mengelus punggung dan rambut Jiyeon dengan lembut. Ia masih bingung.

"Gege.. hiks..." tangis Jiyeon tak henti-hentinya.

"Yes, what up?" Tanya Luhan.

"Mami... hiks..."

"Mama? Why?" tanya Luhan tak mengerti.

"Sick... hiks... hiks"

"What? Are u kidding me?" tanya Luhan tak percaya dengan menghentikan acara mengelus punggung Jiyeon.

***

Luhan dan Jiyeon telah tiba di kampung halamannya, Taiwan. Luhan menarik 2 koper miliknya dan juga Jiyeon. Luhan menyuruh Jiyeon untuk duduk di Lobby bandara. Kedua mata Jiyeon bengkak dan sembab karena terlalu banyak menangis di taman bergaya Jepang itu. Mereka berdua menunggu kedatangan Wu Chun. Selama duduk, Jiyeon terus meracau tak jelas saat Wu Chun yang belum tiba-tiba juga. Luhan hanya bisa memakluminnya karena ia juga sama cemasnya dengan Jiyeon.

Dari kejauhan tampak Wu Chun yang sedang bersandar di mobil Ferrari La Ferrari berwarna merah mengkilap. Mobil itu milik Jiyeon yang di beli oleh daddy kesayangannya. Kini Jiyeon punya 2 mobil. Ferrari La Ferrari dan Bentley Continental GT. Wajah Wu Chun tampak santai dan tenang membuat Jiyeon mendengus kesal.

Luhan dan Jiyeon segera bangkit dari bangku yang barusan mereka duduki dan Luhan menarik koper kemudian menghampiri ke arah Wu Chun yang masih bersandar di mobil juga di ikuti Jiyeon di samping Luhan.

Wu Chun segera mengambil alih koper dan memasukkan koper itu ke dalam bagasi mobil. Luhan dan Jiyeon telah masuk ke dalam mobil di lengkapi seatbelt. Luhan duduk di belakang dan Jiyeon duduk di depan. Wu Chun segera masuk dan menyalakan mesin lalu melaju dengan kecepatan tinggi. Selama perjalanan, Jiyeon hanya diam saja membuat kedua gege-nya khawatir padanya.




TBC

02 September 2016/ 06 Juli 2018

Family (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang