Part 29

190 22 0
                                    

Sontak semua member berhenti bertepuk tangan lalu menatap Jiyeon untuk meminta jawabannya atas suara suju KRY.

Jiyeon masih diam saja dan menatap hampa di sekelilingnya. Lalu duduk dilantai dengan tatapan kosongnya. Semua member malah ikut duduk dilantai dan menatap Jiyeon dengan bingung. Mereka menatapnya dengan lama sambil menangkupkan kedua pipi mereka.

'Ada apa dengan anak ini? Kenapa dia diam saja tak seperti biasanya yang selalu yah... bising dan merepotkan. Aha.... aku tau, apa mungkin suara mereka bertiga buruk? Tapi tak mungkinlah kalau suara mereka buruk, kalau buruk lantas kami apa dong? Makin buruk gitu? Oh tidak.... aku tak mau seperti itu!' Batin Shindong yang masih menangkupkan kedua pipinya sembari menatap Jiyeon yang masih kosong tatapannya.

"Kenapa cewek itu? Apa dia sakit? Tak biasanya dia diam. Dasar cewek aneh." Kata Sungmin yang masih setia menatap Jiyeon.

Sudah dua menit, Jiyeon yang awalnya menatap kosong langsung melengkungkan bibirnya ke atas.

"Aku... merasa iri karena suara mereka sangat bagus dan aku merasa tak adil. Aku jadi mengingat masa laluku." Gumam Jiyeon mendramatis sambil menunjuk ke Yesung, Kyuhyun dan Ryeowook.

Semua member suju menganga tak percaya kepada Jiyeon. 'Bagaimana bisa ia iri kepada mereka? Dasar cewek aneh. Padahal suaranya juga bagus kok dan mengalahkan suaraku yang merdu ini. Hiks.... andwae....' batin Eunhyuk sedih sambil memegang dadanya di sebelah kiri.

"Kau sungguh konyol sekali Jiyeon-ssi, padahal suaramu juga sangat bagus dan aku sangat iri padamu." Ucap Kyuhyun yang sedikit memuji Jiyeon lalu bangkit dari duduknya dan merenggangkan ototnya.

"Aiisshh... kita tunggu dia selama dua menit dan apa katanya tadi? Suara kita bagus? Heol yang benar saja? Aku seperti orang babo yang sedari tadi seperti itu. Huh.... kesalnya diriku dan juga kenapa aku sungguh babo di hadapan mereka semua?" Bentak Heechul sambil menatap Jiyeon dengan datar lalu semua orang menatap Heechul dengan datar juga.

"Kalau kau mengatakan kami babo, terus mengapa kau mengikuti kami tadi? Itu siapa yang lebih babo, kau atau kami?" Tanya Eunhyuk sarkatis sambil menunjuk semua lalu Heechul.

"Kalian." Ucap Heechul santai, semua member hanya berdecak kesal kepada Heechul yang dengan seenak jidatnya mengatakan seperti itu.

"Ah, selain bernyanyi kau bisa apa lagi Jiyeon-ssi?" Tanya Donghae mengabaikan suara keributan yang dibuat oleh membernya sendiri.

"Eh naega? Banyak, aku bisa dance, balapan, karate, dan masih banyak lagi." Ujar Jiyeon antusias.

Semua member melongo, 'karate? Pantesan sakit ternyata dia pandai karate. Dan apa barusan katanya ? Dance? Balapan? Yang benar aja? Atau mungkin dia hanya main-main saja.' Batin Eunhyuk tak mempercayai semua yang keluar dari bibir Jiyeon.

"Balapan? Bagaimana bisa kau menyukai itu? Lagipula setiap cewek itu sukanya yah itulah. Tapi kau.... sungguh aneh." gumam Kyuhyun sambil menunjuk Jiyeon lalu melihat Jiyeon dari atas ke bawah.

"Kalau gak percaya yah sudah. Saat itu aku masih kecil dan menyukainya." Ucap Jiyeon sambil mengingat masa dimana dia mulai menyukai balapan.

Flashback
Jiyeon kecil merasa bosan dengan dihadapannya, TV. Sedari tadi Jiyeon mengonta ganti siaran sambil menangkupkan sebelah pipinya. Tiba-tiba Luhan melintas di depannya yang sibuk mondar-mandir sambil mengambil beberapa barang yang penting, jaket, kacamata dan kunci mobil. Seketika Jiyeon bersemangat dan segera bangkit dari bangkunya lalu berdiri dihadapan Luhan dengan wajah yang berseri-seri.

"Luhan gege ingin kemana malam-malam gini?"

"Itu... eum... gege ada urusan dengan luar. Gege pergi dulu." ujar Luhan gugup sambil berjalan namun langkahnya berhenti saat Jiyeon yang menahan tangan Luhan, dengan terpaksa Luhan menatap Jiyeon yang memelas.

"Ada apa xiao mei-ah? Gege harus cepat pergi dan tak punya banyak waktu lagi." Ucap Luhan mendesak.

"Ji boleh ikut ya?" Ucap Jiyeon memelas.

"Tidak boleh. Ji dirumah saja sama mama dan papa, yah?" Bujuk Luhan sambil menjongkok agar menyamai tinggi Jiyeon.

"Gak mau, Ji mau ikut titik."kata Jiyeon sambil melipat kedua tangannya di dada.

Luhan mengacakkan rambutnya frustasi. "Gak bisa Ji."

"Hwua...... mami...... daddy.... Luhan gege tidak sayang lagi pada Ji." Adu Jiyeon sambil menunjuk Luhan, Luhan makin frustasi saat Jiyeon yang mengadu semuanya pada orangtuanya.

"Luhan-ah, bawa aja xiao mei pergi." Ucap Bryan.

"Tapi aku ada urusan dengan temanku dan akan repot kalau aku membawanya pa." Jelas Luhan yang bersiap-siap pergi.

"Bawa aja dia, kan biasanya emang seperti itukan? Jangan membantah perkataan papamu!" Ucap Bryan tegas sambil merangkul pundak Eun Jin dengan mesra.

"Ji di sini aja yah... biar nanti gege membelikanmu ice cream yang banyak, mau gak?" Tanya Luhan.
"Mau. Tapi Ji juga mau ikut."

"Aaiissh... baiklah asal jangan nakal ya disana." Ucap Luhan yang memperingatkan.

***

"Dasar lama. Kenapa ada xiao mei disini? Apa gege mau buat dia nangis? Lagipula di sini bukan tempat untuk bermain ayunan!" Ejek Yi Fan, Jiyeon tidak memerdulikan gegenya, ia asyik menjilati ice cream yang besar dan memegang sebungkus permen.

Luhan melihat Jiyeon dan Yi Fan dengan kesal. "Aku juga gak mau membawanya kemari kali... kalau saja dia tak merengek padaku pasti sudah kutinggalkan dia tadi dirumah. Oh iya, mana Wu Chun?"

"Tuh, dia sudah bersiap-siap sedari tadi, ayo kita kesana. Biar Ji disini aja." Ajak Yi Fan sambil pergi bergabung dengan Wu Chun.

"Ji-ah, kau duduk disini dulu yah." Jiyeon hanya menganggukkan kepalanya.

Brum.....brum....
Kini ketiga Wu dan beberapa segerombolan orang berbalapan dengan ganas yang melintasi jalan sempit itu. Jiyeon seketika berhenti memakan ice cream itu lalu menatap gege-nya lama dan takjub.

Luhan segera menghampiri Jiyeon yang diam. Ia takut Jiyeon menangis karena menonton pembalapan mereka yang sungguh ganas.

"Xiao mei-ah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Luhan panik, Jiyeon menatap Luhan lama lalu menatap segerombolan itu.

"Ge, Ji mau ikut itu juga. Sepertinya sangat asyik." Kata Jiyeon dengan mata berbinar-binar penuh harap.

"Tidak boleh. Ji masih kecil, ingat Ji masih berumur 7 tahun." Jiyeon memberenggut tak suka lalu pura-pura menangis.

"Aissh... baiklah tapi jangan menangis." Jiyeon langsung tersenyum senang.

Flashback off

"Whoa.... sungguh gak nyangka. Tubuhmu mungil dan kau bisa balapan. Wow.... daebak. Ah, bagaimana kalau kita berduel, aku sangat penasaran dengan dancemu? Apa kau mau?" Tantang Eunhyuk yang menatap Jiyeon dengan senyum miringnya sambil mengulurkan tangannya di depan wajah Jiyeon.

Jiyeon menatap tangan Eunhyuk lama lalu tanpa disadarinya, ia telah membalas tersenyum miring.





TBC

07 Juli 2018

Family (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang