Yuki sudah ada di lapangan yang lumayan besar, tepatnya di klub sepatu roda. Ia sudah menyiapkan perlengkapan sepatu roda dan memasangnya sesuai peraturan SNI. Helm, handband, pelindung tangan dan lutut.
"GGGRRRRKKKK... KREK!" Stefan berhenti tepat didepan Yuki yang masih memasang sepatu rodanya.
Stefan menegakkan skateboardnya dengan ujung sepatu "Si Bintang lama amat" Gerutunya sambil melihat jam tangannya.
"Bintang dateng?!" Tanya Yuki tersentak spontan bangkit tapi gagal dan jatuh terduduk. Ia mengelus bokongnya yang nyeri.
"Hati-hati dong Ki, elo make sepatu roda. Sini gue bantuin bangun" Kata Stefan menawarkan tangannya dan disambut Yuki. Yuki akhirnya bisa bangkit, meskipun tangan masih dalam genggaman Stefan. Yuki menepuk bokongnya dari debu.
Bintang terpaku melihat tangan bertaut sempurna itu secara tak sengaja. Ia merasa sendu sekaligus meratapi tampilannya hari ini. Kaos hitam, celana jeans dan sepatu kets. Tampilan yang bisa membuat semua cewek terpana, tapi tidak dengan Yuki yang menggenggam tangan Stefan berpenampilan biasa saja.
"Hai Stef," Sapa Bintang
"Keren banget" Seru Yuki keceplosan membuat Bintang bingung "Kenapa Yuki?" Tanyanya
"Nggaaa... maksud gue itu, skateboard elo keren banget"
"Oh...."
"Datang juga elo, ditungguin dari tadi" Kata Stefan
"Sorry, gue sedikit telat"
"Kalo gitu kita ketemu mas Seto aja buat daftar"
"Ma... maksud elo, Bintang mau daftar di club ini?" Tanya Yuki sebelum mereka pergi.
"Iya," Balas Stefan santai merangkul Bintang dan pergi. Yuki melihat mereka jauh langsung sumringah karena Bintang akan satu club dengannya.
"Yes!!! Yes!!! Yes!!!!" Seru Yuki membuat semua orang yang melihat bingung. Sedangkan Yuki hanya nyengir dan beralih bermain sepatu roda dengan terampil.
Stefan sedang mendaftarkan Bintang masuk club skateboard. Begitu selesai mereka keluar dan mulai bermain. Bintang melihat Yuki melewati pion-pion meliak-liuk dengan sepatu roda malah tersenyum tak menyangka Yuki pintar bermain sepatu roda. Stefan melihat kumpulan temannya sedang ngobrol sambil berlatih. "Kita kesana yuk," Ajaknya dan Bintang mengikutinya dibelakang. Stefan mengenalkan Bintang ke teman-teman skateboardnya.
"Elo anggota baru disini, jadi kita boleh dong ngetes elo" Kata Toni. Teman Stefan yang udah 5 tahun bergabung.
"Gak perlulah..." Balas Stefan melarang dengan cara santai
"Gak bisa Stef, kita harus patuh dengan peraturan Otoy dulu. Kalo ada anak baru harus dites" Kata Agus meyakinkan
"Tapi Bintang temen gue Sob,"
"Udah Stef, gak apa-apa anggap aja sebagai perkenalan." Kata Bintang santai "Oke, gue harus ngapain?" Tanyanya kepada sekelompok teman Stefan dan juga akan menjadi temannya.
"Lo tunjukkin kemampuan yang elo punya" Tantang Toni sombong
"Fine," Bintang menyanggupinya.
Semua skaters berkumpul untuk melihat keahlian Bintang bermain skateboard. Ia sudah memakai pelindung kepala, siku tangan dan lutut bersiap-siap untuk meluncur. Mendengar ada pertunjukkan ajang bakat skate board, Yuki menghentikan latihannya sejenak dan pergi ke arena skateboard yang tak jauh dari pandangannya. Sampai disana, Yuki langsung kuatir saat tau bahwa Bintang yang akan unjuk gigi dan cemas dengan jarak yang akan ditempuh untuk bermain skateboard.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT LOVE STORY - Destiny
FanfictionYuki Kato, anak broken home akibat perceraian orang tuanya yang menyebabkan ia 'terbuang' dari hati sang Mama. Mamanya bernama Bellarina yang merupakan mantan model . Namun, Ia terpaksa berhenti karena mencintai lelaki sederhana Hiro Takashima Kat...