1.2

1.9K 299 15
                                    


"Kayaknya Pak Wawan udah sakaw sama yang namanya Olah Raga ya, stress gue" Keluh Yuki melihat matahari sedang garang-garangnya memancarkan cahaya hingga nyaris membuat penduduk bumi sibuk mencari kipas. Yuki sedang berteduh dibawah pohon rindang bersama Vitha yang sibuk mengarahkan minifan kemukanya sedari tadi.

"Oper!" Pekik Stefan kepada Fathir tengah bermain bola dengan semangat.

"PRIIIIIITTT!!!" Suara pluit Pak Wawan menghentikan permainan para siswa siswi. Yuki melihat Pak Wawan datang sontak berdiri agar tidak ketauan enak-enakan meleseh di pohon rindang. "Mampus Bintang! Vitha, Bintang!" Serunya panik sekaligus senang saat Bintang mengikuti Pak Wawan dari belakang. Vitha melihat hal itu ikutan panik karena tampak sosok Kimmy digerombolan itu.

"Hari ini berhubung pak Andi tidak datang, jadi bapak sengaja mengajak anak kelas X-1 ikut bergabung" Terang Pak Wawan membuat Yuki tersenyum.

"Aiiih... tuh nyi blorong ngapain gabung siiih! Bikin gue panik aja!" Kata Vitha sebal "Pak!!! Emang... mmmpppp" Yuki segera membekap mulut Vitha karena tau dia tidak akan rela jika Kimmy gabung dengan kelas mereka. Sebelum Vitha mengoceh dan menyebabkan kelas Bintang tidak jadi bergabung, Yuki menutup mulut cerewetnya itu. Yuki tidak akan melewatkan kesempatan emas seperti ini hanya karena Vitha si jealous girl.

"Ada apa Vitha?" Tanya Pak Wawan

"Gak kenapa-napa Pak" Seru Yuki membuat Vitha melotot gahar dan Ia membalas memeletkan lidah lalu melepas bekapan dari mulutnya Vitha.

"Dasar kompeni lo Yuki, pengikut Belanda!"

"Bodo, yang penting gue bisa ngeliat Bintang" Tandasnya cuek membuat Vitha ngedumel tanpa suara sambil melirik Yuki dengan sebal.

"Baiklah. Untuk siswi, kita akan lomba lari dan untuk siswa latihan sepak bola."

"Oke Pak,"

"Kalau begitu para siswi silakan ikut Bapak" Kata Pak Wawan.

Yuki jadi bersemangat karena lapangan lari itu bersebelahan dengan lapangan sepak bola. Jadi masa aktif melihat Bintang yang sedang bermain bola makin banyak. Hal itu yang membuatnya ceria gak kalah sama matahari. Bintang dan teman-temannya sudah bermain bola sedangkan Yuki masih setia memandang walau sedang pemanasan untuk persiapan lomba lari.

"Oke, baris pertama siap-siap" Perintah Pak Wawan.

Yuki berada dibaris ketiga jadi perlu memakan waktu sedikit. Vitha sedang sibuk mengawasi Kimmy sambil mengomel. Yuki malah sedang tertancap sesosok Bintang Maulana hingga tak perduli dengan omelan Vitha yang panjang.

"Haduuuh... kayaknya gue perlu jantung baru nih, soalnya detakannya kenceng banget dari tadi" Tutur Yuki membuat Vitha terdiam dan menepuk pundaknya kesal

"Apa siiih Vithaaa" Gerutu Yuki males

"Elo gak nyimak dumelan gue ya?"

"Emang elo ngomong?" Tanya Yuki bloon membuat Vitha manyun dan mencubit hidung Yuki. Yuki meringis dan mengelus hidungnya yang sakit karena dicubit.

"Gue ngomong bego! Elo ya, ada Bintang aja langsung semua gak lo perati-in"

"Hehehe sorry... soalnya kalo ada Bintang ya, pusat pikiran gue langsung ke dia semua. Kayak elo gak pernah aja" Sindir Yuki tersenyum melirik Bintang.

"OKE! BARIS KETIGA MAJU!" Perintah Pak Wawan membuat Yuki dan Vitha tersedekap kaget. Mereka berdiri tegak kaku bak robot dan Yuki sempat-sempatnya melirik sebentar ke arah Bintang.

"PRIIIT!!!!" Suara pluit terdengar lagi "Yuki! Lihat kedepan!!!" Perintah Pak Wawan membuat kupingnya mendadak pengang karena suara pluit yang kencang akibat ketahuan tidak serius. Yuki melihat ke depan melakukan ancang-ancang dan berkonsentrasi tentunya.

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang