BAB 7

1.2K 229 8
                                    

Hari drama yang ditunggu akhirnya tiba juga. Semua orang tengah sibuk mempersiapkan diri dibelakang panggung termasuk kelompok Yuki dan kawan-kawan. Yuki tengah menunggu giliran dimake up dan menyiapkan gaun suruhan Ibu Nelly yang sengaja Ia sandang di tangan.

"Yuki, elo bisa kancingin ini? Susah pasangnya" Stefan menunjukkan kancing dan pengaitnya dileher kepada Yuki untuk dipasang dengan rapi. Yuki merapikannya setelah menitipkan gaunnya kepada Stefan sebentar "Bentar ya," Tuturnya turut membantu mengancingkan bagian kerah kemeja Stefan

"Pelan-pelan Ki"

"Iya, sabar, sebentar lagi mau siap" Kata Yuki dan setelah selesai, Ia menghapus debu dipundak Stefan lalu menatapnya sambil tersenyum. Stefan tampak keren dengan pakaian pengawal pangeran itu.

"Kok lo senyum? Ada yang aneh ya dengan kostumnya?" Tanya Stefan bingung

Yuki mengulum senyumnya malu "Elo keren" Pujinya membuat Stefan terpaku lalu sedetik kemudian tersipu malu berusaha menutupi pipinya yang merah merona "Thanks"

"Sama-sama" Tutur Yuki salah tingkah

"Yuki, giliran elo" Panggil Julio menolehkan pandangan lalu mengangguk

"Oke," Balas Yuki seraya mengambil gaun dilengan Stefan

"Gue siap-siap dulu ya"

"Iya"

Yuki masuk keruangan makeup merangkap ruang ganti. Ibu Nelly memang seorang guru seni yang hebat. Terbukti dari persiapannya yang matang mulai dari pertunjukkan, make up stylist, kostum, bahkan ruang ganti kostum. Semua adalah milik sponsor sehingga pengeluaran kas sekolah tidak sedikit sesuai dengan undangan yang disebar mulai dari kalangan menengah sampai pejabat.

Yuki sudah berganti kostum. Agar kostumnya tidak rusak, Yuki mengangkat sedikit roknya supaya gampang berjalan. Ia terlihat seperti Snow White sekarang. Yuki disuruh duduk didepan cermin yang dilengkapi lampu untuk lebih menjelaskan wajahnya agar gampang dimakeup.

"Kita buat natural aja ya, soalnya wajah kamu udah cantik tanpa polesan"

"Iya Mba" Balas Yuki menurut.

Yuki mempercayai wanita yang memoles wajahnya. Ia sengaja menutup matanya agar tukang make up bisa lebih leluasa memberikan kuasan sempurna sesuai umurnya. Setelah selesai, tukang make up merubah rambutnya sedikit dan menambahkan aksesoris agar refleksi seorang Snow White hadir dalam diri Yuki. Rambut yang sengaja diroller pada ujungnya lalu menyatukan sedikit sebagai penahan aksesoris berupa jepitan mutiara yang berbentuk tabung ceper. Yuki mulai bosan dengan make up yang belum selesai membuatnya menghembuskan nafas.

"Udah siap, kamu boleh buka mata" Ujar tukang makeup dan Yuki menurut. Ia terpana menatap dirinya yang berubah 360 derajat dengan bantuan makeup. Pipinya yang chubby terlihat tirus dengan bantuan blush on dan shading pipi, hidungnya yang mancung jadi terlihat tegas dengan bantuan shading dan matanya semakin indah dengan bantuan eyeliner dan bulu mata palsu. Ia benar-benar tidak mengenal wajah siapa yang ada dihadapannya kini, "Kakak itu bukan cantik wajahnya aja tapi semuanya termasuk hati kakak cantik. Jadi, kecantikan kakak udah terpancar jelas" Pernyataan Bastian kembali terngiang di telinganya spontan membuatnya terpaku tak percaya.

"Mba, ini saya?" Tanya Yuki masih bingung

Tukang salon itu hanya tersenyum "Iya, kamu itu sangat cantik Yuki. Jarang ada remaja yang punya wajah sempurna seperti kamu, jadi rawat baik-baik ya. Nanti pulang acara langsung cuci muka, takut makeupnya mengkontaminasi muka kamu dan buat jerawatan"

"Iya Mba," Balasnya menurut lalu bangkit untuk beranjak menuju pintu. Sebelum pergi tak lupa Yuki merapikan gaunnya dan tak lupa memakai pengembang rok. Ia juga memakai sepatu yang sudah disiapkan "Makasih ya Mba" Ucapnya kemudian

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang