15.3

1.6K 239 23
                                    

Yuki masih menunduk memandangi kakinya yang memucat karena kedinginan. Ia tetap bersikeras menunggu Stefan dengan sabar, meskipun hawa malam hari semakin menusuk tulang. Wajahnya begitu pucat karena terlalu lama kena terpaan angin malam hingga kepalanya pusing dan matanya terasa berat.

"GREEEK" Pagar rumah Yuki terbuka menyadarkannya dari lamunannya. Ia melihat orang yang ditunggunya datang membuatnya tak bisa berkata-kata.

Stefan melihat Yuki tengah menyambutnya dengan senyuman disertai airmata meski masih memakai pakaian yang sama saat terakhir mereka bertemu. Yuki memandang Stefan yang masuk ke pelataran rumahnya dengan wajah yang terluka. Ia menghampiri Stefan dengan sisa kekuatannya yang siap mendengarkan semua keputusan Stefan pada nasib cintanya.

"Makasih elo mau dateng Stef," Tutur Yuki bahagia meskipun airmatanya menetes menyambut Stefan yang sudah ada dihadapannya.

Amarah, luka, benci dan rasa terkhianati itu masih berbekas sampai Stefan sulit untuk memandang Yuki seperti dulu. Ia memang berhak marah, benci, tapi saat berhadapan dengan Yuki.... hal itu sirna berganti rasa cinta yang masih ada. Stefan tak sanggup membenci Yuki yang telah membuatnya jatuh cinta. Hatinya terlalu mencintai Yuki membuatnya sulit memisahkan rasa cinta dan benci itu sendiri. "Gue membenci elo Yuki... gue benci elo" Ucapnya serak meneteskan airmata Yuki dan mengangguk mengerti lalu menunduk menahan tangisnya. Tapi Yuki kalah, membayangkan bagaimana terlukanya hati Stefan justru memecahkan tangisnya hingga tersedu-sedu. Tangisan Yuki menghancurkan benteng Stefan yang ingin menghindari Yuki dan perlahan tangannya mengusap wajah Yuki pelan lalu mendongak untuk menatapnya.

"Tapi gue gak bisa Yuki...." Tuturnya membuat Yuki terpaku saat airmata Stefan menetes "Gue gak bisa membenci elo karena gue mencintai elo Yuki, gue gak bisa" Ucapnya parau menghancurkan hati Yuki dan menangis terisak hingga bahunya berguncang hebat.

"Maafin gue Stefan.... Gue jahat sama elo. Maafin gue," Ucap Yuki terisak-isak dan Stefan langsung memeluknya karena tak kuat melihat Yuki menangis.

"Gue cinta sama elo... Gue mencintai elo" Ucap Stefan membuat Yuki mengeratkan pelukan mereka

"Gue juga cinta sama elo... Sangat mencintai elo, Stefan" Balas Yuki menangis dipelukan Stefan.

Lama mereka berpelukan menghentikan tangisan Yuki meskipun hawa dingin menusuk tulang. Stefan melepas pelukannya dan menatap kedua mata Yuki yang sembab "Gue datang kemari karena cinta gue Yuki, cinta yang patut untuk diperjuangkan" Ucap Stefan dan Yuki menyimaknya "Gue udah buat keputusan dengan tetap disamping elo. Gue akan bersama elo dan menjalani cinta segitiga ini. Gue tau... Tuhan selalu ada disetiap keputusan yang gue ambil. Gue menyerahkan hati gue pada Tuhan dan Takdir" Ucap Stefan membuat Yuki menitikkan airmatanya.

"Gue tau, elo pasti akan datang dan memberikan keputusan buat cinta lo. Buat cinta kita...." Ucap Yuki memeluk Stefan

"Demi cinta, gue merelakan elo disamping Joy, Yuki." Ucap Stefan membuat Yuki mengeratkan pelukannya dan airmatanya menetes.

"Makasih Stef, elo mau mengerti gue. Makasih..." Balas Yuki "Gue pasrahin hati gue pada Tuhan, Stefan. Biar Tuhan saja yang menulis cerita kita. Gue bahagia, elo mempertahankan cinta kita Stef, gue mencintai elo" Imbunya membuat Stefan membalas pelukan Yuki akhirnya.

"Gue cinta sama elo," Kata Yuki dan Stefan mengeratkan pelukannya

"Gue gak bisa membenci elo Yuki, karena gue benci elo dengan cinta gue" Kata Stefan dan airmata Yuki menetes "Gue mencintai elo" Imbuhnya sukses membuat Yuki menangis dan mengeratkan pelukannya.

Mereka masih saling memeluk dalam kegelapan malam yang dingin dan mengisahkan cerita sendiri. Akhirnya Yuki mendapatkan jawaban dari Stefan yang membahagiakannya karena Stefan memutuskan menjaga cinta mereka dalam kisah cinta segitiga ini. Ia akan menjalani kisahnya dan memasrahkan nasib cintanya pada Tuhan sang pencipta takdir.

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang