Yuki susah tidur, Ia praktekkan semua pose yang membuatnya nyaman sampai bolak balik demi menahan sesuatu. Yuki ingin pipis dan rasa sesak itu membuatnya tidak bisa tidur tenang. Ia menyerah dan akhirnya bangun sambil melihat jam tangannya masih menunjukkan pukul 12 malam tapi udara dingin diluar terasa seperti pukul 3 pagi.
"Semua gara-gara Vitha. Coba aja dia gak habisin air tadi, pasti gue bisa pipis. Nyebelin tuh anak! Gue sumpahin diganggu ama kuntilanak ditenda" Omelnya seraya mengambil jaket serta senter lalu membuka resleting tenda. Ia mengedarkan pandangan kesunyian malam dan tenda-tenda yang tertutup rapat dengan siswa-siswa yang terlelap disertai kepulan asap dari justru membuatnya merinding. Ia tidak punya pilihan selain membangunkan Stefan yang tengah tidur nyenyak dalam selimut kasur.
"Stef..." Yuki menyikut Stefan dengan pegangan senter "Stefan..." Yuki menyikutnya lagi hingga Stefan terbangun dengan memijit tulang hidungnya.
"Ada apa?" Tanyanya menggaruk kepalanya yang tak gatal meski matanya merem.
"Emm... gue mau pipis. Elo mau gak temenin gue ke WC?" Tanya Yuki tapi Stefan masih belum terlalu sadar dengan pertanyaan Yuki.
Yuki cemberut karena Stefan tak menanggapi permintaannya langsung menyikut dengan ujung senter "Yuki ganggu banget sih..." Gerutu Stefan menepis sikutan itu
"Please... ini udah jam 12 malem, elo harus temenin gue Stef... gue takut kalo sendirian" Yuki memohon membuat Stefan menghela nafas dan mengambil senternya "Kita pergi," Putusnya kemudian spontan Yuki tersenyum. Mereka pergi bersama menuju WC dimana Stefan menunggu Yuki diluar pintu kamar mandi wanita.
"Stef..."
"Emm..."
"Elo masih disitu kan?"
"Iya... buruan"
"Iya...." Kata Yuki masih sibuk di WC
"Stef..." Panggil Yuki
"Emm...." Stefan menyahut sebal karena Yuki yang sibuk memanggilnya
"Elo gak ninggalin gue kan?" Tanya Yuki membuat Stefan menemukan ide jahilnya. Ia tak menjawab malah berdiri disamping pintu WC dengan senter ada dibawah dagunya.
"Stef...." Panggil Yuki ketika sudah selesai tapi tetap tidak ada jawaban membuatnya ketakutan. Yuki mengambil senternya dan membuka pintu melihat tidak ada Stefan.
Saat Yuki keluar dari WC "Yuki...." Stefan menyapanya dengan seram dan Yuki menoleh "AAAAAA!!!!" Ia teriak karena tampilan Stefan dengan senter dibawah dagu terlihat sangat menakutkan.
Stefan tertawa terbahak-bahak karena muka Yuki yang pucat. "Ini gue" Tuturnya masih tertawa karena Yuki yang ketakutan.
"Gak lucu tau!" Kata Yuki sebal meredakan jantungnya yang berdegup kencang "Lo kira gue gak bisa kayak gitu, Nih!" Yuki memamerkan wajah seremnya dengan pantulan senter dibawah dagu membuat Stefan tertawa
"Kalo itu malah jatuhnya lucu. Elo gak cocok jadi setan tau gak"
"Rese!" Yuki memukul bahu Stefan sebal dan menggembungkan kedua pipinya malah makin terlihat geli bagi Stefan.
Yuki melipat tangannya ke dada dan melirik Stefan sambil manyun, "Gue memang gak bisa tampang serem tapi kalo suara serem gue jagonya." Kata Yuki tersenyum licik "Hi... hihihihihi..... hi.... Hihihihihi" Yuki memperagakan suara kuntilanak membuat Stefan terdiam.
"Hus!" Stefan meminta Yuki berhenti
"Hi...hihihihihi...." Yuki tersenyum devil "Gimana? Serem kan, mangkanya jangan jail jadi orang" Cibir Yuki
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT LOVE STORY - Destiny
FanficYuki Kato, anak broken home akibat perceraian orang tuanya yang menyebabkan ia 'terbuang' dari hati sang Mama. Mamanya bernama Bellarina yang merupakan mantan model . Namun, Ia terpaksa berhenti karena mencintai lelaki sederhana Hiro Takashima Kat...