Hari yang ditunggu semua siswa siswi SMA pun tiba. Yuki dan Stefan sudah tiba disekolah dengan perasaan campur aduk melihat papan pengumuman yang bertengger manis dihalaman sekolah. Yuki terus menggigit bibirnya karena gugup meskipun sesekali menggigit kuku untuk mengatasi kegugupannya.
"Jangan gigitin kuku gitu Yuki,"
"Gugup Stef, gue lulus gak ya? Lo tau deh, gue parno abis ama yang namanya Biologi. Begitu Biologi di UAN kan, bikin gue hampir pingsan. Gimana gak pingsan, Biologi kan pelajaran yang bikin gue mendadak lemot" Dumel Yuki sebagai pelampiasan kegugupannya "Apalagi soal Fisika yang rumitnya gak jelas kayak kisah cinta gue aja. Bikin bad mood! Trus Matematika gitu..." Yuki terus mengomel membuat Stefan pusing dan hilang kesabaran. Hasilnya Stefan membekap mulut Yuki untuk diam dengan tangannya. Yuki terdiam menatap Stefan sangat dekat dengannya membuatnya salah tingkah dengan mengerjapkan matanya pelan namun masih menatap mata Stefan yang membuatnya tenang itu.
Beberapa hari ini, mereka sering bersama dan semua pernyataan Bella, Yuki resapi. Ia merasa perkataan sang Mama benar tentang hatinya, Yuki menjadi lain setiap berdekatan dengan Stefan dan selalu bahagia ketika Stefan menatapnya. terdapat kehangatan dan rasa nyaman yang tak terhingga membuatnya merasa lengkap. Apalagi saat menghabiskan waktu bersama meskipun Yuki sangat sibuk dengan karirnya yang masih menanjak tapi Stefan selalu ada disampingnya minimal menemaninya jika bosan dengan BBM, Whatsapp, E-Line, WeChat dan sebagainya membuatnya merasa betah dimanapun.
Stefan melepas tangannya "Kalo elo gugup, gue juga gugup Yuki" Tuturnya membuat Yuki mengerti.
"Udah ya, kita harus melihatnya" Ujar Stefan seraya menggenggam tangan Yuki dan berjalan bersama menuju papan pengumuman yang terletak di depan halaman sekolah. Halaman sekolah kini sudah ramai dengan aksi coret-coret baju, foto-foto, teriak-teriak, tertawa-tawa membuat Yuki makin gugup. Yuki takut jika dia tidak termasuk dalam kumpulan orang bahagia itu membuatnya semakin mengeratkan pegangan tangannya. Stefan mengelus tangan Yuki pelan menenangkannya yang gugup. Yuki berhenti ketika tinggal beberapa langkah lagi menuju kumpulan orang yang mengerumuni papan pengumuman besar itu.
"Ayo" Ajak Stefan
Yuki menggeleng kencang dan menatap Stefan "Serem, Stef"
Stefan menghela nafas melihat Yuki yang gugup lalu memaksanya meskipun masih bertahan "Ayo...."
"Yuki!!!!! Gue lulus!!!!!!!!!!!!" Teriak Vitha heboh menghampiri Stefan dan Yuki membuat rencana mereka melihat papan pengumuman ditunda. Vitha memeluk Yuki dengan erat sampai tidak bisa bernafas "Lepas Vitha... gue mau mati nih," Keluh Yuki berusaha melepas pelukan itu.
Vitha menatapnya dengan cengiran lalu "Gue lulus! Yuhuuuuu.... lulus!!!"
"Iya...iya... elo lulus"
"Hehehe..... terus elo lulus gak?" Tanya Vitha polos membuat nafas Yuki tercekat. Ia kesal karena Vitha mengingatkannya lagi dengan papan pengumuman dan kembali terserang gugup mendadak. "Rasakan!" Yuki mencubit pipi Vitha sebal membuat temannya mengaduh sakit dan mengelus pipi itu seraya menatapnya sangat sebal. Yuki tersenyum lalu memeluk Vitha "Selamat ya,"
"Dasar Yuki Katro!" Gerutunya sembari membalas pelukan Yuki. Mereka saling melepas pelukan dan Vitha mengajak Yuki menuju papan pengumuman. Awalnya berjalan lancar tapi ketika hampir sampai, Yuki berbalik cepat namun langkahnya dihentikan oleh Stefan yang ada dibelakangnya.
"Stefan ih....." Dumel Yuki karena Stefan tau rencananya mau kabur.
"Ayo, kita lihat sama-sama"
"Kalo gue gak lulus gimana?"
"Jangan pesimis gitu, belum liat udah ngomong gak lulus"
"Tapi gue takut Stefan,"
Stefan membalikkan Yuki tepat menuju papan pengumuman "Ya udah, supaya elo gak takut, tutup matanya. Biar gue yang bawa elo kedepan papan pengumuman"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT LOVE STORY - Destiny
Fiksi PenggemarYuki Kato, anak broken home akibat perceraian orang tuanya yang menyebabkan ia 'terbuang' dari hati sang Mama. Mamanya bernama Bellarina yang merupakan mantan model . Namun, Ia terpaksa berhenti karena mencintai lelaki sederhana Hiro Takashima Kat...