BAB 8

1.2K 210 3
                                    


"Namanya Dek?" Tanya Pegawai ditempat klinik kecantikan yang menjadi langganan Joy dan bergengsi di Jakarta

"Yuki Kato"

"Umur?"

"16 tahun, tapi bentar lagi mau 17 tahun"

"Tanggal lahir?"

"Emang perlu ya Mba?"

"Perlu dek, buat pendataan di komputer"

"Oh, 2 April 1995"

"Pekerjaan?"

"Pelajar"

"Elo punya KTS, Ki?" Potong Joy saat pegawai hendak bertanya lagi

"Ada"

"Keluarkan dan kasih sama pegawainya" Tutur Joy dingin menatap pegawai tersebut dengan santai. "Silakan dicatat identitasnya" Ujar Joy kemudian saat Yuki memberikan KTSnya.

"Baik Mas" Balas pegawai itu dengan setengah hati saat menerima KTS Yuki. Ia mengetik semua data dan kadang-kadang ada pertanyaan yang harus dijawab Yuki meskipun tak penting.

Pendaftaran sudah selesai dan sekarang mereka sedang menunggu panggilan. Agar tidak bosan, Joy menyelipkan pelajaran penting yang merupakan dasar untuk menjadi seorang model "Ilmu dasar seorang model, gue kasih tau" Joy memulai pembicaraan. "Beauty, sadar dimana letak kecantikannya termasuk bagian tubuh yang menjadi penunjang ketertarikan pengamat fashion dan elo harus tanamkan itu. Untuk elo, kecantikan berada pada keseluruhan wajah termasuk pipi" Jabarnya sembari mengamati pipi Yuki dengan seksama "Pipi.... emmm, biarpun chubby tapi justru hal itu terlihat lucu dan imut. Poin penting yang membuat sebuah ketertarikan. Kedua, Brain. Untuk Brain, elo harus pintar membaca situasi, gerak-gerik orang saat berbicara dengan elo. Sebab dunia model tidak segampang orang pikirkan. Kita harus menambah wawasan tentang segala hal yag berbau fashion agar para pengamat dan desaigner gampang berkomunikasi dan kita bisa mengajukan ide-ide kita tentang sebuah design. Seorang model juga harus pintar menyesuaikan diri dengan gaun, sepatu, dan aksesoris yang dipakai supaya terhindar dari kegagalan saat tampil. Elo juga harus sadar kamera, lighting, dan menguasai panggung. Contohnya menyeimbangkan hentakan kaki saat melangkah dengan tumit heels tinggi agar terhindar dari yang namanya terpeleset dan jatuh. Dunia model juga gak sepolos orang kira, dimana kawan bisa jadi lawan dan lawan bisa jadi kawan. Jadi elo harus bisa membaca karakter semua orang" Jabarnya serius namun Yuki malah menghela nafas sangat panjang tersirat kelelahan disana. Harap maklum, Yuki masih berumur 16 tahun dimana gejolak jiwa muda lebih dominan dan suasana emosi yang tak stabil. Sebenarnya Ia sulit menangkap penjabaran Joy yang begitu panjang dan tanpa intonasi bahkan konsonan persis seperti penjabaran dengan kecepatan shinkanzen.

"Ketiga," Joy mulai menatap Yuki tajam menyiratkan bahwa Ia tidak main-main. Yuki langsung bergidik ngeri kala tatapan Joy begitu menguasainya "Behaviour. Attitude adalah kunci sukses seorang model. Elo harus bisa mengontrol diri dengan menjaga sikap dengan siapapun, sabar dalam menghadapi wartawan dan selalu memberikan senyum tulus meskipun elo lagi malas untuk senyum bahkan sedang sakit gigi sekalipun. Karena kurva hidup sebagai model tergantung dari attitude-nya. Untuk elo, cukup jadi diri elo sendiri tapi hapus sifat mengabaikan ilmu yang diberikan orang lain buat elo, Yuki Kato" Joy menekankan nama Yuki namun yang sedang ditatap tidak mengamatinya. Yuki merasa dilihat sinis itu mengangguk "Okey... terus?" Tanyanya santai tak sadar jika Joy sedang menahan amarah karena diacuhkan saat berbicara. Ia berusaha sabar mengingat Yuki masih ingusan dan mereka berada di tempat umum "Keunggulan elo adalah pembawaan elo yang tulus dan rendah hati. Namun jangan pernah untuk merubah hal itu karena akan membuat elo jadi tinggi hati, sombong dan gak respect sama orang lain. Terlalu merendah juga bisa buat elo ditekan dengan orang lain dan terlalu berlebihan juga membuat elo terlihat konyol. Down to earth (rendah hati), bersyukur, dan berusaha itu kunci sukses menggapai cita-cita" Tekan Joy dan Yuki mengangguk

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang