5.1

1.2K 233 7
                                    


Sabtu yang membosankan, itu terlihat dari wajah Yuki dan Stefan hanya bengong menatap pintu Aula bersama para pemain lain. Mereka sedang menunggu Ibu Nelly yang terlambat datang padahal Ibu Nelly termasuk guru yang disiplin.

Yuki menghapus rasa bosannya menunggu dengan menggigit kuku "Jangan gigit kuku gitu dong" Hardik Stefan menghentikan aktivitas Yuki spontan membuatnya mencebik "Bosen Stef, Ibu Nelly kemari naik odong-odong ya? Lambreta badai" Dumelnya cemetut dan Stefan terkekeh ringan

"Elo ya, selalu ngomong seenak jidat"

Yuki menghela nafas santai "Ya... inilah gue, apa adanya" Tuturnya bangga dan Stefan mengacak poni sobat baiknya itu.

Tak berapa lama, Ibu Nelly datang dengan tergopoh-gopoh spontan semua langsung berkumpul "Sorry guys.... Ibu terlambat karena harus membujuk siswa yang akan memerankan karakter Pangeran. Akhirnya Ibu berhasil membawanya kemari. Hehehe.... masuklah"

Semua melihat kedatangan seseorang dari pintu aula namun sulit dikenali karena bias cahaya yang menyilaukan mata. Ia berjalan masuk dan telah berdiri dihadapan mereka. Siswa tampan yang berseragam rapi membuat Yuki dan Stefan terpaku saat Ibu Nelly menyambutnya dengan senyum lebar.

"Kenalkan pangeran drama kita, Bintang Maulana" Ibu Nelly memperkenalkan pemain baru dan semua bertepuk tangan menyambutnya kecuali Stefan dan Yuki.

"Ap.. Bintang..... Bin.. Bintang....." Tutur Yuki terbata-bata masih tak percaya. Tubuhnya melemah didukung dengan perut kosong membuatnya lemah hingga tersungkur jatuh. Bintang langsung berlari "Yuki!" menyelamatkan kepala Yuki agar tak terbentur lantai. Ia berusaha menyadarkan Yuki yang pingsan, namun karena dilanda rasa panik tak bisa mengontrolnya untuk menggendong Yuki dan membawanya ke UKS. Stefan yang ikut panik, mengejar Bintang sampai ke UKS.

"Bintang" Rika bingung saat Bintang datang membopong Yuki yang pingsan. Rika membantu Bintang membopong Yuki ke atas pembaringan UKS dan memeriksa keadaannya.

"Punya minyak angin?" Tanya Bintang dan Rika mengangguk langsung mengambil minyak angin "Kenapa Yuki bisa pingsan?" Tanyanya bingung

"Gue gak tau"

Rika memeriksa Yuki sesuai standart operasi pemeriksaan pasien dan mendiagnosa "Dia pingsan karena telat makan dan perutnya kosong. Hari ini kalian latihan perdana untuk Drama Pensi sekolah ya?"

"Iya,"

Rika melebarkan kerah seragam lalu mengolesi minyak angin ke leher serta perut Yuki dan setelah itu menyelimutinya. Ia menghela nafas sejenak "Mungkin sebentar lagi Yuki akan sadar. Tapi gue gak bisa menjaganya sekarang karena gue ada rapat PMR. Elo bisa bantu gue jaga Yuki, Bin?" Tanyanya pada Bintang

"Ya, gue akan jaga Yuki sampai sadar"

"Baiklah, ini kunci ruangan UKS. Nanti kalo Yuki udah enakan, elo bisa pergi sekalian tutupin ruang UKS ini. Terus kuncinya lo kasih ke Pak Parto" Jabar Rika memberikan kunci pada Bintang.

"Oke"

"Thanks Bin, gue tinggal ya" Rika pamit meninggalkan Yuki bersama Bintang berdua. Bintang menatap Yuki yang belum sadar berinisiatif merawatnya. Ia mengolesi cuping hidung Yuki dengan minyak angin berikut tangan Yuki agar jadi hangat. Saat Bintang menyentuh jemari Yuki, perasaannya terkuak begitu saja. Ia perlahan menggenggam tangan Yuki dan menatapnya lurus, berusaha jujur dengan perasaan yang ada dalam hatinya. Ia menghela nafas berat seperti membuang beban dan tersenyum pahit menyadari kenyataan bahwa dirinya kini milik Emily. Batin Bintang menyesal telah membawa Yuki kesini, tapi Ia tak bisa mengontrol diri saat melihat Yuki yang terkulai lemah dan pingsan. Ia beralih menatap wajah Yuki yang tertidur perlahan menyentuhnya dengan hati-hati. Bintang merasa bahagia saat menatap wajah yang selalu menghiasi malam indahnya dulu dan akhirnya Ia tak bisa memendam perasaan terdalamnya lagi.

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang