8.4

1.2K 229 15
                                    

Joy menyetir dengan kecepatan maksimal tak perduli beberapa mobil menekan klakson panjang saat Ia menyalip. Ia cemas saat Bastian menyebutkan nama Winona Agency karena tahu tempat apa itu sebenarnya. Nama agency yang begitu Ia kenal dan tahu siapa pemiliknya membuatnya benar-benar kalap ingin cepat sampai sebelum terjadi apa-apa pada Yuki dan menyesalinya seumur hidup.

Sedangkan Yuki sedang ditatap penuh nafsu oleh Rudi. Rudi melepas pelan selendang yang ada dileher Yuki membuat mata yang menatapnya penuh dendam itu mengalirkan airmata. Rudi mengelus leher Yuki yang jenjang dengan telunjuknya dan berakhir di dagunya, air matanya makin mengalir diselingi ketakutan yang dalam jelas tergambar dari matanya. Rudi mencium pipi Yuki lama seraya menikmati sambil sesekali menjilatnya meskipun Yuki berusaha menghindar tapi tangan Rudi tidak diam, Ia menekan pipi Yuki membuat kepala Yuki tak bisa bergerak dan pasrah saat Rudi menikmati perasaan menang itu. Yuki menutup matanya karena tak sanggup melihat perbuatan bejat apa yang akan dilakukan oleh fotografer itu dan terisak karena sumber ketakutannya ada disekelilingnya.

"Stef... help me... Ma... tolong aku... Tolong..." Yuki meminta tolong dalam hati lirih dan takut.

"Prang!!!!!" Stefan menyenggol gelas dimeja makan dengan tangannya hingga terjatuh ke lantai mengagetkan Tria yang tengah mencuci piring kotor.

"Ya ampun Stefan...."

"Maaf Ma," Kata Stefan mencoba mengambil pecahan gelas itu

"Jangan diambil! Biar Mama ambil sapu sama serokan dulu" Hadang sang Mama tanggap melarang Stefan dan langsung mengambil kedua alat itu.

Stefan melihat Mamanya pergi namun perasaannya mendadak tak enak dan teringat Yuki. Ia merasa takut dan cemas yang begitu jarang dirasakannya jika mengingat Yuki sampai jantungnya berdegup kencang "Jantung gue kenapa? Kok perasaan gue gak enak ya?" Tanyanya bingung.

Joy sudah tiba di depan agency itu lebih cepat dari perkiraannya. Ia yang kalap langsung keluar dari mobil dan tak perduli dengan tukang parkir yang mengumpatnya. Ia menekan alarmlock mobil dan masuk kedalam ruko agency tersebut dengan wajah yang sangat suram, penuh emosi ingin membunuh dan membuat orang-orang tidak ingin mendekat. Ia menghampiri meja informasi dan mengedar pandangan mencari sosok Yuki yang tak ada dimanapun. Satpam yang mencegatnya kasar langsung terdiam kaku saat melihat tatapan amarah Joy yang menghujamnya disertai gemeretakan gigi dari rahang yang mengeras membuat nyalinya ciut. Ia mundur teratur dan Joy dengan gampang menembus pintu masuk ruang direktur, sampai disana Ia dihadapkan dengan pemilik agency palsu.

"Siapa kamu?!"

"Lo gak perlu tau gue, mana Yuki?" Tanyanya langsung

"Yuki? Siapa Yuki?"

Joy mencengkeram kerah sang direktur dan menariknya lalu membenturkannya ke dinding. Pemilik agency tersebut tak berkutik saat sang mata tajam menatapnya tanpa sekat ditemani nafas yang menderu menahan emosi dan merasakan cengkraman yang keras pada kerah bajunya. Mata itu tak berpindah sedikitpun membuat pemilik agency terintimidasi dan ketakutan "Gue Joy, dan gue tau siapa pemilik agency ini. Jangan halangi gue buat ketemu model gue, NGERTI LO!" Bentakan disertai benturan tubuh di dinding langsung meredakan suasana yang awalnya berisik kini terlihat mencekam. Joy tak bergeming, Ia tetap menatap pemilik agency itu tanpa berpindah ataupun mengalihkan perhatian. Pemilik tersebut merasa tulangnya seakan retak saat Joy membentur tubuhnya kedinding hingga tubuhnya sulit bergerak sekarang "Gue tau.... tapi lepasin gue dulu" Ungkapnya kalah karena intimidasi Joy begitu menyiksanya.

Joy akhirnya melepaskan cengkramannya spontan orang itu bernafas lega. Ia tak ingin main-main dengan orang kalap beralih mengatakan yang sejujurnya kepada Joy "Dia ada dibelakang, tempat pemotretan" Tuturnya pasrah dan Joy keluar dari ruang direktur. Ia masih dihadang dengan beberapa pekerja membuat amarahnya timbul kembali dan seperti biasa, tatapan tajam itu mampu mengurai kubu pertahanan dengan mudah. Ia langsung menembus pertahanan manusia-manusia pengecut yang ingin menghadangnya dan dengan cepat masuk ke ruangan yang disebutkan sang pemilik palsu.

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang