4.2

1.3K 232 4
                                    


"Dasar Stefan sialan, lebih mentingin urusannya ketimbang gue! Biarin gue pulang sendirian!" Umpat Yuki mengayuh sepedanya menuju kompleks rumah. Ia kesal sebab Stefan menyuruhnya pulang duluan karena ada urusan. Begitu sampai, Ia memeriksa kunci dibawah keset rumah. Mamanya selalu menyembunyikan kunci disana jika pulang terlambat jadi Yuki tak pusing soal itu. Ia memasukkan sepeda ke garasi rumah lalu tak lupa menutup pintu pagar. Ketika beres, Ia beranjak untuk masuk namun urung dilakukan saat melihat kotak berwarna pastel ada di meja balkon seperti beberapa hari yang lalu. Ia melihat note dengan nama yang sama, You're Dreamhelper lalu melihat isi kotak tersebut langsung takjub. Ia melihat sebuah gaun pink pastel yang cantik dan iseng mempaskan ke dirinya.

"Kamu suka dressnya?" Tanya seseorang mengangetkan Yuki seketika. Cowok itu tengah berdiri dihadapannya diikuti dengan beberapa orang menggeser pintu pagar dan menghampiri.

"Siapa kalian?" Tanya Yuki gugup

"Aku Shain"

"Hai, gue Vega"

"Gue Ivan"

Yuki melihat ketiga orang didepannya lekat-lekat, laki-laki dengan kaos putih berparas tampan khas Italia, wanita dengan dress kaos pendek diatas lutut berparas blasteran Jepang, dan satu lagi laki-laki dengan gaya badboy berparas Spanyol.

"Ad... ada apa?" Tanya Yuki takut.

Ivan ingin menjawab namun Shain menghentikan "Biarkan aku saja" Pintanya "Kami mahasiswa Fakultas Fashion Design UNJ yang sekarang sudah semester 4. Ketua kami ingin kamu yang jadi model kelompok dalam pagelaran fashion di universitas kami, makanya kami ada disini"

"Mo... model?! Kalian pasti salah, gue ini cewek tomboy"

"Kalo kami salah, untuk apa kami datang kemari dan memberikan hadiah ketua sama kamu. Ketua kami ingin ketemu kamu" Tutur Vega

"Ketemu? Hehehe... kalo gitu gue balikin gaun ini dan bilang sama ketua kalian, gue bukan model dan gak punya bakat apapun apalagi bakat model" Balas Yuki tegas beranjak masuk ke rumah namun langsung dihadang tiga orang didepannya. Ivan langsung mencekal tangannya"Lepasin gue! Kalo lo gak lepasin tangan gue, gue bakal teriak" Ancam Yuki

"Shain..." Vega was-was dengan sikap Yuki yang berontak

"Kita perlu dia" Putus Shain dan Ivan segera membekap mulut Yuki seraya memeluknya agar tidak berontak. Vega sigap mengunci pintu rumah Yuki dan meletakkan kunci di tempat semula menyadarkan Yuki bahwa ini tindakan penculikan hingga Ia melawan sangat keras. Kekuatan Yuki tak sebanding saat Shain turut membantu membekap kakinya turut menggiring ke dalam mobil.

"Gila, nih cewek kuat banget! Vega! Buruan!" Seru Ivan dan dengan cepat Vega berlari membuka pintu mobil belakang. Shain langsung masuk ke mobil lalu menarik Yuki untuk masuk dan Ivan yang memepetnya ditengah. Vega sudah ada dibelakang stiur mobil.

"UUH!! UUHMMH!!!" Yuki masih berontak dan menggigit bekapan Ivan dimulutnya.

"AWWW!!"

"TOLONG!! TO__MPPPMMMHHH!!!" Yuki dibekap mulutnya lagi.

"Vega! Buruan!" Perintah Ivan yang udah keringatan karena Yuki belum juga berhenti berontak. Yuki sempat menendang kaki Shain namun Ia mempererat bekapan dikaki Yuki dengan tangan sedangkan Ivan terus membekap mulut Yuki sampai sulit bernafas. Vega menstater mesin mobil dan melesat jauh meninggalkan perumahan Yuki. "Stef... Tolong gue!" Pinta Yuki mencoba terus bernafas dan lambat laun pandangannya kabur dan gelap.

"Loh? Hei... Yuki... Hei!" Ivan panik saat menyadari Yuki tak bergerak dan Shain langsung memeriksa nafas dihidungnya yang masih berhembus "Dia pingsan."

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang