BAB 18

1.5K 247 38
                                    

Beberapa bulan kemudian....

Sore yang indah dan Yuki tengah mendorong kursi roda Joy setelah selama beberapa menit menemaninya jalan-jalan disekitar rumah sakit seperti biasa. Joy begitu bahagia ketika Yuki berkata bahwa dirinyalah yang berhak atas seluruh hatinya. Ya... Yuki telah memutuskan pilihan dan pilihannya adalah Joy. Hal yang tak pernah dipikirkan Joy meskipun akhirnya Stefan mundur dan hilang dari kehidupan mereka. Joy pasrah telah kehilangan sosok sahabat seperti Stefan karena Ia tahu bagaimana perasaan Stefan dan mencoba melupakan cintanya bersama Yuki. Hal yang tak pernah terpikirkan olehnya dan tak ingin Ia lakukan.

"Makasih ya, kamu mau temenin aku jalan-jalan Sayang" Kata Joy

Yuki tersenyum simpul "Iya, aku juga senang kamu tersenyum hari ini" Balasnya mendorong Joy masuk ke wilayah rumah sakit menuju ke kamar rawat.

Kini Yuki telah sampai dikamar Joy dimana Shain sudah lama menunggu mereka datang "Sekarang waktunya kamu naik ketempat tidur dan minum obat" Tutur Yuki menurunkan satu demi satu kaki Joy ke lantai. Ia melipat tempat kaki kursi roda dan membantu Shain membopong Joy naik keatas tempat tidur.

Tampilan Joy sangat memprihatinkan. Mulai dari berat badannya semakin menyusut, bibir pecah-pecah, mata yang berkantung dengan lingkaran menghitam namun senyumnya masih saja merekah membuat Yuki tegar dan terus tersenyum demi Joy. Yuki yang telaten menjaganya, memberikan obat-obatnya, menyuapinya makanan dan membuatnya bahagia.

Yuki duduk disamping Joy dengan buku harian sudah ada dipangkuannya "Untuk hari ini, kamu mau aku tulis apa, Sayang?" Tanya Yuki namun Joy hanya tersenyum dan beralih menggenggam tangannya.

"Apa aja yang buat aku bahagia hari ini"

"Okeee... Emmm... Hal yang membuat Joy Octaviano kesayangan Yuki Kato bahagia adalah tadi Yuki membawakan buket bunga lili beraneka warna yang membuatnya sangat bahagia apalagi bisa mencium aroma bunga lili diseluruh kamar" Yuki menuliskan seluruhnya pada buku harian Joy "Terus... Yuki juga menyuapi Joy tersayang makan siang tapi selalu dimuntahin...." Sungutnya manyun membuat Joy tersenyum.

Yuki tersenyum tulus ketika melihat Joy tersenyum manis padanya "Dan yang terakhir adalah.... Yuki membawa Joy jalan-jalan keliling rumah sakit dengan kursi roda membuat orang-orang yang melihat hampir mengenalnya"

"Hehehe...." Joy terkekeh mendengarnya karena popularitas Yuki sebagai model. Joy berhenti terkekeh dan menatap Yuki "Makasih ya... kamu memilihku" Ungkapnya tulus membuat Yuki tersenyum dan mengeratkan tangannya dalam genggaman mereka

"Aku bahagia jika kamu juga bahagia Joy" Balas Yuki

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu"

"Hanya aku?"

Yuki tersenyum "Iya, hanya kamu. Aku hanya mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu"

Shain melihat dua sejoli saling bertatapan itu cuma bisa mengulum senyum lalu berdehem "Oke.... kalau gitu aku akan membiarkan kalian berdua saja sekarang. Soalnya, aku tak ingin jadi obat nyamuk disini" Selanya mengundang Yuki dan Joy meliriknya dengan senyum tersipu malu.

"Shain...." Joy memanggilnya

"Just kidding, aku hanya ingin ke kantin untuk beli roti"

"Oh... Pergilah Shain, hati-hati" Tutur Joy menyilakan Shain pamit pergi.

Setelah Shain pergi, tinggallah Joy dan Yuki. Saat ini, Joy bebas menatap Yuki yang ada disampingnya dan menggenggam erat tangannya. Joy melihat tampilan Yuki dengan dress print bunga-bunga berkerah V dan bertangan model baloon. Ia tidak melihat anting bintang maupun gelang ditangan. Ia hanya melihat sebuah kalung dan itu adalah miliknya membuat Joy tersenyum.

NOT LOVE STORY - DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang