seven

2.8K 514 415
                                    

                  

"Sushi?"

"Nope."

"Ramen?"

"Nope."

"Sushi?"

"You've asked that, Louis."

"Ramen?"

"You've asked that too."

"I haven't asked that before."

"I would literally record your prhase to prove you," bales gue ke Louis jutek, gue emang lagi bener-bener debat sama dia. Cuma gara-gara makanan doang. Gue ya sejujurnya paling anti banget sama makanan-makanan dari Jepang gitu, entah kenapa. Gue... eneg aja. "Lasagna or pizzza please."

"I've told you! We need to order pizza!" kata Louis sambil mukul-mukul setirnya.

Gue menghela napas. Sumpah anjir, Louis keliatannya dulu ya sebelum gue bener-bener kenal sama dia kayak gini, waktu gue tau dia cuma sebatas layar dan di internet doang, gue kira sifatnya yang nyebelin tuh bakalan lucu-lucu anjing gimana gitu. Taunya, lucunya ilang, yang ada anjingnya. "Can you please at least let me happy for a day?"

"You're actually happy whenever you meet your cute idol aka Louis," jawab Louis, trus dia ngelirik ke gue, ngasih ekspresi songongnya. "I remember that day you met me for the first time, you cried in my arms and told me everything. You loved me so much and stuffs," balas Louis lagi ke gue, trus dia tersenyum miring.

Gue cemberut. "Whatever," tapi kata itu adalah satu kata yang mewakili kekesalan gue saat ini. Gue gak ngerti lagi kenapa hari ini gue sensi banget sama orang-orang, mau pms kali ya.

"Where are we going now?"

"Whatever," bales gue jutek lagi.

Louis noleh-noleh ke gue, sesekali ngeliatin jalan sambil ngomong, "I'm sorry okay? I don't know the fact that you're in your period."

"'In period' isn't a big deal. You're being so annoying and I'm just tired," jawab gue. "Look, I'm –" oke, gue ga boleh minta maaf. Entar gue ga jadi ngambeknya.

"You what?" tanya Louis.

Gue menggidikan bahu. "Forget that."

"Nope, tell me."

Tapi yang gue lakuin adalah diem, cuma diem doang. Ceritanya gue lagi kesel gitu, biar aja dia nyadar sendiri entar.

Sekarang yang ada malah gue diem. Louis diem. Semuanya aja diem. Sampai-sampai semut yang ada di mobil Louis juga ikutan diem (emang ada semut? Mana gue tau, jangan tanya gue. ini cuma perumpamaan doang).

"I wanna start to write a song. Give me some inspiration," kata Louis tiba-tiba ke gue. "Like, can you please tell me your story? I mean, your love story or life story or school drama or – whatever."

Love story. Oke, gue keinget lagi sama cowok itu. Fak. "I don't wanna talk about my love story that much – I'm more like into school drama maybe? Okay, so I was in –"

Louis motong omongan gue. "You haven't told me about Alejandro yet. What happened to both of you? Why did he left you?"

Kali ini, gue yang kebingungan. "Alejandro who?"

"Alejandro – your ex-boyfriend in the high school."

"It's –"

"Sorry I forgot his name. I remember now, his name was Alexander."

[2] not so fangirl ;; 1dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang