twenty two

2K 324 101
                                    

Me: idk

Me: maybe next time you know... he's hard-headed as hell

Zayn: well then

Zayn: text me later, k?

Me: sure. Louis needs to clear up his problem with harry first and after that we're going to talk about this soon with niall

Me: niall also, not in a good situation

Zayn: ikr

Me: ok i'll text u soon

Gue meletakan iPhone gue di atas kasur, mantengin jam yang udah menunjukan pukul dua belas malem dan gue baru nyampe rumah setengah jam yang lalu. Badan gue mau remuk rasanya. Ini nih yang gue rasain selama hampir dua tahun ini; sibuk kuliah iya, sibuk kerja iya.

Dan masih aja ada sekelompok orang yang bilang gue mendapatkan semua ini dengan gampang dan instan.

Aneh-aneh aja emang.

Gue masih kesel tau, orang-orang pada ngebenci sama gue dengan alasan-alasan yang sangat delusional dan ya, ga bisa masuk aja di akal gue. Kayak benci sama gue karna gue disewa sama Modest! contohnya. Terus gue menggunakan kepopuleran Louis untuk dapetin karir model gue.

Sementara sekarang gue harus mengambil laptop gue untuk ngerjain makalah yang harus gue kumpulin minggu depan. Dosennya sialan emang.

Gue ngelirik jam bentar sambil mikir. Kayaknya gue bisa tidur untuk dua jam dan masang alarm supaya kebangun jam dua entar.

Setelah sekitar satu jam gue tidur, iPhone gue bergetar dan berbunyi dengan nyaring. Perasaan gue emang bener-bener baru tidur satu jam yang lalu dan kenapa alarm gue udah bunyi aja? Apa gue salah perspektif?

Dengan rasa kantuk yang masih mengontrol seluruh tubuh gue, gue ngambil iPhone gue yang gue letakkan di atas nakas samping kamar gue. Mata gue rasanya mau keluar waktu ngeliat siapa yang nelpon gue.

"I just slept like an hour straight. What's your problem?"

"Yeaaaaaah, I know. Babe, I need your help. It's your bro calling anyways."

Gue bangun, badan gue langsung tegap ketika denger suara familiar yang nelpon gue. "Okay. I know. Tell me which bar and I'm gonna be there in 5 minutes."

"Bullshit."

"Tell me where the fuck are you!" teriak gue sebel. Iya udah pasti dia mabok, gue udah tau banget nih tipikal-tipikal orang mabuk.

"Oh. You're gonna pick me up, aren't you? By the way, you're great. You're always be my bestfriend like ever. And plus did you know? My mama don't let me to drive when I'm drunk because there will be something happen and she don't want to. Oh and plus, don't be such a grammar nazzi because that's how my brain works when I'm drunk. You know... like my words aren't beautiful anymore. And uh -"

"Tell me where the bar is, you moron."

Kemudian Louis menyebutkan salah satu bar yang emang cukup familiar di telinga gue, letaknya ada di daerah Downtown jadi gue deket kalo mau kesana. "Hang on."

***

"Can I have your ID, Miss?" tanya salah seorang penjaga bar ke gue. Tadinya gue mau nyelonong masuk anjir taunya penjagaan bar-nya ketat. "If you're under 21, you can't get in."

[2] not so fangirl ;; 1dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang