fourteen

1.9K 413 225
                                    

           

Hampir lima jam gue tidur dengan aman, nyaman dan tentram sebelum konser 5SOS mulai. Konser 5SOS di New York jam delapan dan ini sebenernya masih jam setengah tujuh, tapi begonya gue kebangun gara-gara iPhone gue ga berenti getar dari tadi.

Gue males banget ngecek iPhone gue jadi gue tidur lagi dan terus aja gitu, iPhone gue tetep getar dan banyak banget telpon masuk.Dalem hati gue yang paling dalem, gue merutuki orang yang ganggu ketenangan gue. Tangan gue beranjak untuk mengambil iPhone gue yang daritadi getar yang ada di nakas.

Mata gue kebuka dan langsung membelalak ketika ngeliat siapa yang nelpon. Refleks parah, gue langsung duduk dan naruh iPhone gue di telinga.

"FOR GOD'S SAKE JUST OPEN YOUR DOOR ALREADY AVRILLIA ZARA I'M TIRED OF WAITING. I'M FUCKING OUTSIDE. JUST. PLEASE. OPEN. IT."

Gue langsung ngejauhin iPhone gue dari telinga gue gara-gara Louis teriak. "Just calm down, oh my God! I was sleeping!"

"GOD, I DON'T EVEN CARE, JUST OPEN THE DAMN DOOR."

Gue beranjak dari tempat tidur gue dan langsung lari ke pintu, cepet banget sampe kaki gue keseleo. Gadeng. Tangan gue ngebungkus knop pintu dan akhirnya muter knop pintu itu dan tadaaaaaa ada Louis di luar.

Hehe.

"I MEAN JUST HOW THE FUCK YOU KNOW MY HOTEL ROOM. HELL, YOU'RE A STALKER, LOUIS. WHAT A CREEP!"

"DIDN'T MEAN TO BE A STALKER THOUGH, I MISS YOU, OKAY? JUST LET ME IN AND SERVE ME A CUP OF TEA OR COFFEE, ANYWAY."

"I DON'T HAVE BOTH ANYWAY," bales gue dan balik ke kamar trus nutup pintunya. Sedangkan Louis? Dia udah duluan masuk ke dalam kamar hotel gue dan sekarang, dia udah ada di tempat tidur gue aja sambil megang remot tv dengan antusiasmenya.

"Long time no see bro," kata Louis dengan santai sambil ngedipin mata ke gue. "Bro, can you get me a cup of tea, please?"

Gue muterin bola mata. "Don't bro-me."

"Come on, you used to love it whenever I said 'bro'."

"Yeu, sampe sekarang gue masih suka kali. Lunya lucu banget sih aksennya waktu ngomong kayak gitu, gemes," ucap gue, sengaja pake bahasa indonesia karna gue tau pasti Louis ga ngerti dan dia bakalan frustasi sama apa yang gue omongin.

Gue ngelirik Louis sambil ketawa-ketawa, trus gue duduk di samping dia sambil mainin iPhone gue dengan tentram. Tapi itu ga berlangsung lama, sampai di beberapa detik setelahnya Louis ngelempar bantal-bantal ke arah gue.

"What the hell, Louis!!" teriak gue kesel gara-gara gue kan ga ada salah apa-apa gitu, tiba-tiba ketentraman gue diganggu sama dia. "Here it's coming to you!" teriak gue dan setelah itu gue langsung menyerang Louis pake bantal-bantal yang tadi dia lempar ke gue.

"I'm done," papar Louis sambil ngangkat kedua tangannya, nada bicaranya udah kayak ngos-ngosan gitu. "Man, I'm tired."

Gue ngebanting badan gue di kasur, jadi otomatis kasurnya keguncang gitu kan. Trus sekarang gue narik selimut sambil nguap, tapi mata gue tetep kebuka gitu. "You didn't even move at all," bales gue sarkas. "I need some sleep."

"Alright," jawab Louis sebelum akhirnya gue berbalik membelakangi dia dan mulai mejemin mata gue.

You all, if I could be honest, after all these years, I still could not believe that this was real. I  mean, all the things that I have been through such as met my idols, being friends with Louis and hanging out with him, being a model, and stuffs.

[2] not so fangirl ;; 1dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang