thirty five

637 142 151
                                    

"I'm a mayo as fuck I usually get burned in the tropic areas like Bwaleh."

"C'mon, you're a chicken."

"Well, Lima, I tell you this, chickens are great, though. So good to be a chicken."

"Neil, I brought my sunscreen here, um, I can give you some if you want."

"No, Harry. I don't want my skin to be as greasy as you."

"Niall, I've got pizzas for you."

"No, Zayn. Thank you, I don't wanna do these sun kissing things. I still have tours to do, I wanna look pretty."

Iyak.

Bener banget, kita semua lagi ngebujuk Niall buat mau main ke pantai, sementara dia sekarang lagi ada di bawah payung di Pantai Kuta, iya Kuta, sebenernya gue lebih rekomen mereka untuk ke tempat yang lebih sepi gitu tapi pada akhirnya kita memutuskan untuk ke Pantai Kuta karena deket sama pasar tradisional, katanya mereka pengen liat-liat sesuatu yang khas Bali.

"God, it's so crowded here," kata gue yang ngebuat Niall, Liam, Harry dan Zayn menoleh ke arah gue. "I mean, some people will notice us," lanjut gue lagi, gue menggidikan bahu.

"Yeah, you guys are famous as fuck, unless me," kata Diana terus dia ketawa gitu.

"But I think Kyutah is good, the white sand is amazing," kata Zayn, dia ngomongnya ga cepet gitu tapi kayak kumur-kumur. Itulah yang gue benci dari 1D atau orang british lainnya, apalagi Niall (si Irlandia) karena mereka ngomong kayak kumur-kumur dan enggak bersahabat dengan telinga-telinga orang Indo.

"It's Kuta," koreksi gue, gue seneng banget kalo mereka enggak bisa ngomong bahasa sini. Gue ngakak endiri.

"Yeah, whatever you say big girl," kata Liam lalu dia menepuk-nepuk pundak gue. "Okay, Neil. C'mon!" desak Liam yang ngebuat Niall menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Um, yeaah!" kata Harry dengan cerianya. "Don't make us use our rude ways."

"Like what?" tanya Niall menatap Harry horror.

"Like..." tiba-tiba tangannya Harry dengan gercep memegang bajunya Niall dan ngebuka bajunya. "This!"

"What the fuck!" umpat Niall ketika bajunya udah setengah perjalanan hampir dibuka, Niall berusaha keras buat tetep enggak pake baju.

Guys, boys will be boys, right? Liam dan Zayn pun bantuin Harry buat ngebuka bajunya Niall secara paksa.

"HELP ME!! I'M BEING RAPED!!" teriak Niall dengan kenceng yang ngebuat beberapa orang ngeliatin mereka bertiga dengan tatapan 'ini-bule-emang-biasanya-gini-ye?' atau 'woy-ini-bule-kok-ganteng-amat?' tapi enggak ada yang sadar bahwa mereka adalah One Direction, secara disini hampir semuanya emak-emak sama bapak-bapak gitu, jarang ada anak muda.

Sementara Harry, Liam, dan Zayn lagi memperkosa Niall, gue sama Diana cuma ketawa doang ngeliatin mereka sambil minum radler Bintang kesayangan gue. Astaga, gue cinta mati sama Bintang.

Omong-omong kita emang lagi ada di kursi gitu yang di bawah payung yang biasanya disewa sama bule-bule di Kuta. Untung aja harganya enggak mahal-mahal banget karena gue bisa bahasa Indonesia.

Tadi tuh Harry dengan segala kesotoyannya datengin ibu-ibu yang nyewa kursi dan dia dengan pedenya bilang gini ke gue, "Oke... Vril... biar gue aja yang urus... tenang aja... lancar kalo ama gua mah, itu ibu-ibu bakal ngasih gratis soalnya gue ganteng," seperti itu kawan-kawan. Dan lo tau apa yang terjadi?

[2] not so fangirl ;; 1dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang