twenty eight

923 139 64
                                    

Di pagi harinya gue terbangun, terkejut setengah mati karna gue berada di sebuah kamar yang gue enggak kenal, bener-bener deh gue ga pernah kesini sebelumnya. Yang gue inget semalem gue mabuk setelah open table yang dibayarin sama Zayn, gue dan Niall turun ke dance floor terus ikutan gerombol sama bule-bule dan ngegilir vodka.

Itu aja yang gue inget, selebihnya gue engga inget apa-apa.

Yang bikin gue kaget setengah mampus adalah ketika gue buka selimut dan... I found myself naked, bener-bener ga pake baju sama sekali. Holy shit, kalau gue ngelepas virginity gue ke orang yang ga gue kenal gimana dong anjing kan mampus?!??!

Kadang gue ngerasa bahwa makin kesini gue makin... entahlah, gue ngerasa aja gue ga suka sama diri gue sendiri yang seperti ini. Kehidupan gue bener-bener berbanding terbalik dari yang dulu, masa-masa SMA gue dimana gue dugem aja ogah banget, sekarang gue malah jadi semacem alcoholic dan ya, gue jadi perokok juga, walaupun engga aktif-aktif banget.

Gue menyapu pandangan sekitar, berusaha mencari dimana letak baju gue dan gue engga menemukannya sama sekali. Sialan, kalau gue nyari baju gue di kamar orang ini dalam posisi ga pake baju sama sekali kan ga lucu asu. Di beberapa detik setelahnya, gue menemukan suara pintu berdecit dan terbuka yang menampilkan sosok berambut coklat kombinasi blonde dengan memakai baju garis-garis lengan panjang dan juga celana panjang.

Dia melihat gue beberapa saat.

Sementara gue? Gue terkejut setengah mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara gue? Gue terkejut setengah mati. "Holy shit," komentar gue heboh. "Did we?" tanya gue dengan nada kecewa, engga, gue ga kecewa sama Niall, gue kecewa sama diri gue sendiri yang segampang itu bisa having sex waktu lagi mabuk. Gue ga tau jelas siapa yang semalam mulai duluan, memori gue bener-bener kabur, gue engga inget sama sekali soal kejadian semalem. Lagi-lagi yang gue tau gue mabuk. Gue bener-bener dilanda shock sekarang, gue gatau harus ngapain dan ngomong apa.

"I didn't really remember," kata Niall mengacak rambutnya.

"I'm sorry, I'm a mess," ucap gue ke Niall. Gue menarik napas gue dalam-dalam, memejamkan mata gue dan sekarang gue malah mengeluarkan air mata. Gue nangis tanpa gue sadari, gue nyesel banget. Bener-bener menyesal dengan apa yang telah gue perbuat, apalagi kalau ada fans yang tau soal ini dan mendapatkan dokumentasi semalam, pasti mereka semua ngira gue jalang murahan karna gue bisa semudah itu having sex sama orang yang bahkan bukan pacar gue atau seseorang yang speasial. Terlebih, I fucked Niall Horan. Gue emang doyan baca dirty imagine Niall Horan waktu kelas 9 SMP, tapi ya engga gini, engga dengan gue melakukan hal itu bersama Niall. Gue ngerasa bersalah.

Apalagi kalau Louis sampai tau, mungkin dia bakalan marah banget sama gue karna sahabat gue yang satu itu selalu ngasih lampu merah ke gue untuk engga having sex whenever I get drunk... karna dia gamau gue, well, pregnant.

"I didn't even remember if I wore a condom or not," kata Niall lalu dia duduk di tepi kasur.

"Was last night your first time?" tanya gue.

Niall menggeleng. "Why would you care? You're the girl here and you were a virgin, I'm so sorry."

I was a virgin. Gila, gue engga nyangka gue bakal jadi begini.

"Avril, look I'm so sorry, but we didn't do it. I swear to God, last night I wasn't really drunk... we almost had sex but when the drunk you said it was gonna be your first time, I realized that we shouldn't do that. We're fucked up, and I shouldn't do it with my friend, I know," Niall ngejelasin ke gue.

Gue diem doang. "I was the one who started it, right?"

"Yeah, but it wasn't your fault. You were so drunk last night, Avril. Hopefully there were no fans or any people recorded our kiss in the club. You know, I'm seeing this Annie New York girl."

"I thought you were with Diana?"

"She got a boyfriend, and I think we're just not meant to each other... Like, why are we both supposed to be together? We're just friends, just like you and Louis. Or do you have any feelings to him?"

"Exactly, no. I still want him to be Harry's soulmate, I don't know. They look cute together."

"Oh my God! Do you think the same? They're so cute!"

"Are you Larry AF?!" tanya gue excited yang membuat gue melepaskan selimut yang sedaritadi gue pelukin. Jadi... gue topless dan Niall liat. "HOLY FUCK, NIALL, CLOSE YOUR EYES! YOU'RE A TWO YEARS OLD AND SHOULDN'T SEE THIS KIND OF THING."

Niall langsung nutup kedua matanya dengan kedua tangannya sambil teriak. "BUT I SAW IT LAST NIGHT, GOSH!"

"I WAS HANGOVER," ucap gue sambil beranjak dari tempat tidur dalam keadaan selimut yang menyelimuti tubuh gue. "WHERE IS MY CLOTHES?" tanya gue dengan nada yang heboh nan panik.

Niall membuka tangannya, terus dia buka matanya dan ngeliat gue yang lagi dalem balutan selimut doang. "Over there," dia nunjuk ke arah sofa kecil.

Asu emang rumahnya orang kaya, di dalem kamar aja ada sofa segede di ruang tamu apartemen gue sama Jo. "CLOSE YOUR EYES, DON'T OPEN YOUR EYES YOU TWO YEARS OLD KID," teriak gue lagi sambil membuka selimutnya dan bersembunyi di balik sofa lalu memakai baju gue. Astaga, semalem gue beneran ga pake baju di depan Niall. Gue malu sumpah anjir.

Gue langsung menghampiri Niall.

"You know, you don't need to be awkward," ujar Niall lalu ketawa ke arah gue.

Gue cemberut, kesel banget sama Niall.

"You don't need to give me that piggy face," olok Niall.

"Piggy face?"

"Yeah," kata Niall lalu ketawa. "Do you think Larry is cute?"

"YESSSSSSSSS," kata gue dengan semangat.

"WOHOOOOOOOOO, I AM LOUIS-HARRY AS FUCK!"

***

[2] not so fangirl ;; 1dTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang