Happy Reading!
Author POV
Hari ini merupakan hari yang membahagiakan untuk Alvaro.
Hari ini Al akan memulai hari pertamanya memasuki taman kanak-kanak sebagai salah satu siswa disana. Al sangat senang karena ia sudah tak sabar akan bertemu dengan teman baru.
"Mamaaa Al sudah siapp" teriak Al berlari menuruni tangga menuju dapur dimana Donita sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Sayang jangan lari-lari dong, nanti jatuhh" teriak sang papa, Andreas dari arah tangga.
Donita membalikan tubuhnya untuk melihat penampilan Al memakai seragam barunya. Namun, Donita dibuat tertawa oleh tampilan Al.
"Mama kenapa tertawa?" ucap Al jengkel.
"Siapa yang menyisir rambut kamu seperti ini?" Donita meraih tangan Al menggandengnya menuju meja makan lalu mendudukannya di kursi.
"Papa. Papa bilang ini keren" jawab Al polos.
Donita menatap Andreas namun suaminya itu hanya tertawa memamerkan gigi ratanya sambil mengacungkan dua jari.
"Al masih kecil gak boleh rambutnya dijambul gini, kayak preman" ucap Donita lembut sembari membenarkan rambut Al. Al hanya mengerucutkan bibirnya dengan tangan bersedekap. Donita pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.
"Nah, kalo seperti ini kan jadi rapi dan tampan" ucap Donita setelah selesai merapikan rambut Al.
"Papa, apakah benar Al masih tampan?" tanya Al polos.
Andreas tersenyum lebar dan mengangguk "Anak papa selalu tampan dengan gaya rambut apapun" ucap Andreas mengacungkan jempolnya. Donita tersenyum senang melihat kedekatan anak serta ayah itu, ia lalu mengambilkan sarapan untuk Al serta Andreas.
"Terima kasih cantik" ucap Andreas menggoda Donita dengan mencolek dahi istrinya. Donita tersenyum malu-malu dengan berusaha menutupi pipi merahnya.
Baru saja Andreas meraih sendoknya, tiba-tiba ponsel yang terletak di sebelah piringnya berbunyi. Donita yang ikut mendengar sedikit melihat siapa yang menelpon suaminya, namun dengan cepat Andreas meraih ponselnya.
"Eh, aku angkat dulu ya dari Josh" ucap Andreas lalu bangkit dari duduknya sedikit menjauh. Donita menatap punggung suaminya dengan penuh tanda tanya. Jika Josh yang menelpon kenapa harus menjauh seperti itu? Batin Donita.
Sedangkan Andreas, menggerutu kesal karena orang itu menelponnya disaat yang tidak tepat.
"Hallo, kenapa? Ada apa?" tanya Andreas langsung.
"....."
"Apaa?! Ngapain kamu kesini?" Andreas terpekik kaget
"....."
"Iya, aku juga. Yasudah, nanti kasih tau aku dimana hotel kamu nanti aku kesana. Bye"
Andreas menghela nafasnya kasar, Ia sedikit memijat pelipisnya lalu kembali untuk makan bersama.
Andreas dan Donita mengantarkan Al ke sekolah barunya. Selama perjalanan Andreas dan Al bernyanyi lagu anak-anak dengan bahagianya. Donita pun tak ketinggalan mengabadikan momen itu kedalam rekaman ponselnya.
"Sudah sampaai" ucap Andreas ketika mobilnya sudah tiba didepan gerbang sekolah Al.
Al yang tadinya riang menjadi diam ketika melihat kearah sekolahnya.
"Al kenapa?" tanya Donita yang membalikkan badannya menghadap Al yang duduk dibangku belakang.
"Al takut mama. Nanti kalo mereka nakal sama Al gimana?" tanya Al sambil terus menatap gedung sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts To Have You!
Short StoryMemilikimu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untukku. Aku senang, aku bahagia. Sampai akhirnya aku tau jika aku hanya menjadi tokoh lain, pengisi cerita cintamu sebenarnya - Donita Rebecca. *Sequel You're Mine☺ *(18+) *Beberapa Part di PRIV...