Tigapuluhempat : Satu Kamar

20.4K 1K 20
                                    

Happy Reading!

Author POV

Beberapa hari ini Andreas sering menginap dirumah Donita karena Al terus memintanya untuk tidak pergi lagi. Andreas pun dengan senang hati menuruti Al. Namun, Donita sedikit keberatan namun, Akhirnya ia menerima Andreas dengan syarat Andreas tetap dirumah agar tak tertangkap media.

Bryan kini sudah kembali datang ke London untuk mengurus perceraian Donita yang akan digelar beberapa hari lagi.

Donita mengedarkan pandangannya kesegala arah. Menikmati hembusan angin hingga salju yang masih tampak turun diakhir musim ini.

Dengan perlahan, Donita memejamkan matanya. Namun, bayang-bayang perselingkuhan Andreas kembali terlihat disana membuatnya dadanya terus sesak. Sampai akhirnya ia memaksakan matanya terbuka, menghapus cairan bening yang mengalir dari matanya.

"Sebenarnya aku masih mencintaimu Andreas, dan sampai kapanpun aku akan tetap mencintamu, tapi perbuatanmu kepadaku itu sangat susah untuk ku maafkan" ucap Donita lirih.

Ponsel dikantung piyamanya bergetar. Dengan cepat, Donita mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelpon. Ternyata Bryan.

Donita mengangkat telpon dari Bryan sejenak kemudian mematikan sambungannya dan memasukkan kembali ponselnya kedalam kantong.

Donita menuju dapur membuatkan makan malam untuk nya serta Al dan tentunya Andreas.

"Mamaaa" teriak Al berlarian di dapur lalu memeluk Kaki Donita.

"Ada apa sayang kok lari-larian?" ucap Donita sambil mengaduk mi goreng buatannya.

"Aku lagi main kejar-kejaran sama papa" ucap Al dengan gembiranya lalu terdengar suara teriakan mencari Al yang tak lain adalah suara Andreas.

Andreas dan Al berlarian-larian didapur rumah mereka yang cukup luas dengan bermain pistol mainan. Bahkan, Al yang melihat tepung di meja langsung mengambil tepung itu ditangannta lalu melemparnya kearah Andreas. Jadilah kini mereka saling melempar tepung dan saling tertawa.

Donita yang baru saja sadar dapurnya sudah berantakan oleh kedua lelaki itu membuat darahnya naik hingga ubun-ubun. Tangannya sudah ia lipat di pinggang, matanya bak hendak keluar dari tempatnya membuat Al dan Andreas terdiam, dan meringis memamerkan gigi putih mereka.

"ALL... ANDREASSS!!!" pekik Donita kencang membuat Al dan Andreas saling berpegangan "Kaliaaannn...."

"Kabuurrrr!!!" teriak Al dan Andreas bersamaan dan Andreas pun langsung mengangkat Al kedalam gendongannya berlari menuju lantai atas.

Andreas dan Al kini bermain Air bersama didalam bathtub yang berada dikamar Al. Andreas sangat telaten merawat Al dengan penuh kasih sayang. Setelah membersihkan tubub mereka, Andreas terlebih dahulu menyiapkan pakaian untuk dipakai Al, lalu untuk dirinya sendiri.

Al keluar dari kamar berlarian mencari Donita. Kini ia sudah kembali tampan, wangi dan bersih lagi.

"Mamaa" teriak Al berlarian didalam rumahnya mencari Donita.

"Sinii sayang" teriak Donita dari arah ruang tamu.

Al berlari ke arah ruang tamu, dan menemukan Donita sedang berbicara dengan seorang pria "Eh ada Om Bryan" ucap Al sopan dan menyalami Bryan.

"Haii Al, baru mandi ya? Kok malem-malem mandi sih?" ucap Bryan yang kini duduk bersebelahan dengan Al.

"Iya tadi main tepung sama papaa, jadi kotor semua terus mandi deh" jawab Al membuat Bryan menatap Donita yang menundukan kepalanya.

Hurts To Have You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang