Duapuluhdelapan : Kesepian

17.4K 1K 66
                                    

Happy Reading!

Author POV

Andreas baru saja tiba dirumahnya dengan perasaan lelah, marah, kecewa dan lain sebagainya yang ia rasakan lebih berat.

Ia dimarahi habis-habisan oleh kakak-adiknya, Callum, Romeo, Anna, Samantha dan bahkan Ayla pun ikut memarahi nya, menamparnya, dan mencaci makinya. Kini, Ayla sangat benci pada dirinya.

Andreas menghempaskan tubuhnya di sofa yang terletak didalam kamarnya. Ia memijat pelipisnya, memejamkan matanya mencoba menenangkannya namun bayang-bayang pertengkaran nya dengan Donita terus teriang di kepalanya.

Andreas menatap kedepan tepatnya diatas mejanya. Ia menemukan banyak surat disana dan dengan cepat Andreas membukanya satu persatu yang ternyata surat dari para penggemarnya 'Ck, memangnya aku berharap dapat surar dari siapa?' batin Andreas.

Tok..tok..tokk

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Andreas menyuruh orang itu masuk, dan masuklah Bi Ruby, salah satu ART nya yang masih setia menjaga rumahnya sejak dirinya masih ABG.

"Ada apa Bi?" tanya Andreas yang melihat Bi Ruby menundukan kepalanya.

"Eh tuan, saya mau memberikan ini, ponsel nyonya Donita sama surat yang tuan Bryan berikan untuk tuan beberapa hari yang lalu" ucap Bi Ruby sembari melangkah lalu meletakkan surat dan Ponsel Donita diatas meja.

"Ya, terima kasih" ucap Andreas sembari memperhatikan ponsel Donita.

"Apakah ada yang bisa saya bantu? Apa anda butuh sesuatu?"

Andreas terdiam sejenak lalu menjawab "Apa kau tau kemana Donita pergi?" tanya Andreas tanpa menatap Ruby.

"Saya sama sekali tidak tau tuan. Nyonya hanya pergi membawa satu koper untuknya serta tuan Al. Saya menemukan ponsel Nyonya dikamar tuan Al ketika saya ingin merapikan kamarnya. Mungkin ponsel itu tertinggal ketika Nyonya mengemas pakaian Tuan Al"

"Baiklah. Terima kasih"

Ruby keluar dari kamar Andreas dan setelahnya Andreas meraih surat yang Ruby berikan padanya.

"Surat apa ini?" ucapnya seraya menatap surat itu. Perlahan Andreas membuka surat itu, membacanya perlahan dan tiba-tiba terlihat keningnya berkerut, matanya melebar, tangannya mengepal membaca surat itu.

Andreas menendang meja didepannya dengan kuat. Ia merobek lalu meremas surat itu dan langsung membuangnya ketempat sampah "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menandatangi surat sialan itu!" ucapnya emosi.

Pada malam harinya tepatnya tengah malam, Khloe mendatangi rumah Andreas dengan perasaan emosi. Para penjaga rumah Andreas sempat melarang siapapun untuk masuk terkecuali orang terdekat Andreas yang sudah diberikan list oleh Andreas.

"Siapa kau beraninya melarangku masuk, huh? Kau belum tau siapa aku?" ucap Khloe menantang penjaga rumah Andreas. Sedangkan penjaga rumah itu tetap bersikap tenang, sembari menatap lurus kedepan.

"Oke nama ku Khloe dan kalian pasti tau bukan gosip Andreas berselingkuh itu? Aku lah wanita itu. Aku selingkuhan Andreas. Jadi, ijinkan aku masuk!" ucap Khloe menekan.

"Maaf tapi nama Anda tak ada didalam daftar orang-orang yang diperbolehkan masuk kedalam rumah tuan Andreas" ucap penjaga itu tegas.

"Baiklaah. Andreass... Andreass" teriak Khloe sambil berusaha masuk melewati dua orang penjaga yang menghadangnya.

Hurts To Have You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang