BAB 11

5.2K 452 26
                                    

Prilly terbangun dari tidur lelapnya saat ia mendengar suara racauan dari samping nya. Matanya yang terpejam perlahan-lahan mulai terbuka, suara racauan itu kian terdengar semakin jelas, kepala nya lalu menoleh ke arah samping dan tepat pandangan nya yg bertemu dengan wajah pucat ali. Prilly lantas bangun dari tidur nya. Mengusap dahi ali yg mengeluarkan keringat dingin yang cukup banyak.

Matanya terpejam namun mulut nya meracau memanggil namanya.

"Jangan pergi, maafkan kk.. jangan pergi" racau ali.

" Kk,, kk bangun. Aku di sini di samping kk. Aku tidak pergi kemana-mana. Aku selalu dan akan selalu di samping kk" balas Prilly sambil menepuk punggung ali pelan. Tangannya yang lain kembali mengelap keringat yang keluar dari tubuh ali.

" Maaf... kk memang jahat... kk memang salah.. maaf" ucap ali dengan racauan nya.

"Kk tidak jahat.. kk baik. Aku yg jahat kk. Aku yg sudah buat kk begini.. " lagi Prilly menjawab racauan ali. Tangisnya kembali pecah, melihat ali yg seperti ini selalu membuatnya di Landa rasa bersalah yang begitu dalam.

Prilly sadar sekarang, dia sadar seberapa takut ali kehilangan nya. Untuk mendapatkan nya dan menemukan nya saja butuh perjuangan yang begitu lama dan itu tidak mudah.

Wajar bila ali begitu overprotektif pada nya. Prilly ingin berubah dia juga ingin membuat kk nya bahagia seperti dia yg juga selalu membahagiakan nya. Prilly bisa melakukan apa pun asal ali bahagia.

" Tidurlah kk aku tidak akan pergi. Walaupun nanti kk menyuruh ku untuk pergi aku akan tetap di samping kk. " Bisik Prilly.

Ali mulai sedikit tenang, dia tak lagi meracau. Saat ini tubuhnya memeluk erat tubuh Prilly. Menenggelamkan wajahnya ke lekuk leher Prilly. Dengan penuh kasih sayang dan kelembutan Prilly mengelus kepala ali dengan sayang. Memberi kenyamanan lewat sentuhan yang ia berikan. Memberi tahu jika dia tak akan pernah dengan sebuah sentuhan. Karna dia yakin di balik sebuah sentuhan tersimpan begitu banyak penyampaian meski tak secara langsung.

" Jangan.... jangan pergi" racaunya pelan. Prilly mulai merasakan tubuh ali yg menghangat. Lalu muncul begitu banyak keringat . Ali bergerak dengan gelisah.

" Ya Tuhan kk. Badan kaka demam" ujar Prilly. Dia hendak beranjak namun tangan nya di cegah oleh Ali.

" Jangan pergi kaka mohon" ucap nya pelan. Prilly tidak bisa menolak tapi ali juga butuh obat dan air dingin untuk mengompres tubuh nya .

" Tetap di sini. Di dekat kk" tambah nya.

" Tanpa kk minta pun aku akan selalu di dekat kk. Biar Prilly panggil Nickhun untuk membawa obat untuk kk. Kaka harus sembuh biar bisa jagaain Prilly lagi. Kk juga harus sehat biar bisa marahin Prilly lagi. " Balas Prilly.

" Tidak, kk tidak akan memarahi mu. Kk justru akan memberikan kebahagiaan untuk mu. Kk janji" ucap ali lemah.

" Ya Prilly menunggu janji kk. Jadi untuk menepati janji kk , kaka harus sembuh dulu. Sekarang aku akan menghubungi Nickhun dan menyuruh nya datang ke sini. " Jelas Prilly.

Ali mengangguk lemah, ia kembali memejamkan matanya sambil memeluk tubuh mungil Prilly. Dia memeluk begitu erat seakan takut jika Prilly akan pergi saat ia tertidur.

Prilly pun langsung mengambil ponsel nya dan mengirim pesan singkat pada Nickhun. Prilly juga tak lupa menyuruh Nickhun membawa benda yg dia butuhkan. Termasuk obat-obatan dan juga air untuk mengompres ali.

Sambil menunggu Nickhun datang Prilly mengusap usap punggung ali dengan lembut. Memberi sebuah kecupan singkat di kening ali yg sukses membuat jantung nya berdebar tak karuan. Prilly merasa aneh dengan tubuh nya, seperti ada sesuatu yang lain dan perasaan itu seperti perasaan yang lebih.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang