BAB 26

3.4K 338 33
                                    

"kau sibuk" satu pertanyaan yang membuat Ali mengalihkan pandangannya dari kertas kertas dan juga beberapa tumpukan map yang harus ia tanda tangani. Victoria muncul dengan dua gelas coklat hangat yang masih mengepul. Ali memijit kening nya lelah. Akhir-akhir ini pekerjaan sangat banyak, membuat otaknya Harus bekerja ekstra keras lagi. Belum lagi masalah lain yang semakin membuat kepala nya berdenyut pening. Victoria memberikan segelas coklat panas yg ia buat untuk nya dan Ali. Victoria sangat hafal bagaimana Ali akan melupakan apa pun saat ia sudah berhadapan dengan kertas dan semua yang menyangkut tentang pekerjaan.

Ali menerima, tanpa suara ali mengucapkan terimakasih. Victoria hanya tersenyum. Ia memandang kota Jakarta yang tengah di guyur hujan. Seharian ini langit tampak tak mendukung setiap kegiatan di bumi. Matahari pun seakan enggan untuk muncul dan memilih bersembunyi di balik awan. Udara yang dingin menyeruak kedalam rongga tubuhnya. Hari yang cukup pas untuk bermalas-malasan dan bergelung dalam selimut yang hangat dan tebal.

" Aku dengar kau sakit kemarin. Tapi aku melihat kau tampak sehat. " Ali menghembuskan nafasnya berat. Ia juga tidak mengerti dengan keadaan tubuh nya. Dia memang sempat tak berdaya seharian penuh. Tubuhnya begitu sangat lemas dan tak bertenaga. Ia tampak seperti orang yang tak berguna. Beruntung Prilly selalu ada dan merawat nya. Hingga ia sehat seperti sedia Kala. Tapi ada hal yg membuat nya menjaga jarak dengan adik tak sedarah itu. Ia terlalu cemburu dengan kedekatan Nickhun dan Prilly yang semakin hari semakin mengusik pikiran nya. Ia tahu Prilly selalu mencoba untuk mendekati nya tapi ia selalu memiliki alasan jika ia sibuk dan sibuk.

Ya sibuk memikirkan tentang hubungan nya dengan Nickhun.

" Hanya demam" kilah Ali. Dia tidak mungkin mengatakan jika ia sakit tanpa ia tahu penyebabnya. Dia hanya ingat ia sakit setelah mendapatkan pijatan dari Hana. Tapi apa itu sebab sakit nya. Jika di pikiran itu tak masuk akal. Dia justru merasakan badannya yang segar. Arrrghhhhhhh memikirkan itu membuat kepala nya kembali pening.

Hening.

Kedua nya tampak begitu larut dalam pikirannya masing-masing. Mereka berdua begitu menikmati kebisuan mereka yang mungkin saja akan terus seperti itu jika saja Victoria tak membuka mulutnya kembali.

" Kau masih berhubungan dengan Hana" tanya Victoria tiba-tiba.

" Kenapa!! Apa kau cemburu karena kau tak bisa bersama ku"

" Kenapa aku harus cemburu. Aku sadar jika rasa suka ku hanya sebatas mengagumi mu karena kau begitu menakjubkan. Jika kita memang mencintai seseorang namun tak bisa memiliki nya untuk apa terus menyakitkan diri kita jika mungkin saja di luar sana ada seseorang yang sedang menunggu kedatangan mu. Mencintai bukan berarti harus memiliki. Tapi mencintai adalah bagaimana kita bisa membuat orang itu bahagia. Jika kebahagiaan itu bukan bersama kita dan justru dengan orang lain kenapa kita harus mempertahankan nya. Melihat orang yg kita cintai bahagia itu adalah kebahagiaan kita. "

Jlebbbb.

Sungguh. Kata kata Victoria begitu menohok hatinya. Itu seperti mencerminkan dirinya sendiri yang begitu mencintai Prilly tanpa ia peduli dengan kebahagiaan Prilly. Ia hanya memikirkan ia mampu membahagiakan Prilly tanpa ia tahu apa Prilly akan bahagia bersama nya.

Ali termenung. Selama bersama nya hanya beberapa kali ia bisa melihat tawa bahagia Prilly. Tapi bersama Nickhun seperti tak ada kesedihan. Ia selalu tertawa bahagia saat bersama Nickhun. Nickhun tahu bagaimana membuat Prilly bahagia dengan cara nya.

Mungkin karena Nickhun dan Prilly memiliki perbedaan umur yang tak begitu jauh yang membuat kedua nyaman tanpa memikirkan perbedaan umur di kedua. Dan mungkin mereka memiliki pemikiran yang sama .

" Lalu" tanya Ali dengan kening berkerut. Setelah merenung perkataan Victoria tadi.

" Tidak. Hanya ingin tau saja. Tapi aku sarankan untuk berhati hati. " Nasehat Victoria yang membuat kening Ali semakin mengkerut.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang