prolog

16.8K 797 21
                                    

Jeritan tangis seorang anak kecil tidak lantas meluluhkan hati mereka yg telah di selimuti dendam yg membara. Bagi mereka tangisan itu ibarat lagu yg melantun dengan indah. Seperti not not melodi yg mengantarkan ketenangan.

Tidak ada belas kasihan, nyawa yg telah melayang harus di pertanggung jawabkan dengan nyawa pula. Darah yg mengalir harus terbayar dengan darah pula.

Dunia ini kejam, jangan pernah mengaggap dunia ini penuh kebahagian dan ke tentram an. Dunis ini justru dunia yg keras. Mampu menghalalkan segala cara untuk tetap bertahan hidup. Cara kotor atau cara yg mulia tidak ada bedanya.

Semua orang pasti berlomba lomba untuk menjadi yg terdepan. Siapa yg menghalangi jalan mereka maka mereka siap berakhir dengan kesengsaran atau bahkan mati mengenaskan.

Ali raharjo dinata dengan tidak berprikemanusian membantai keluarga Purnama sampai tak ada lagi nafas yg berhembus. Dia dengan kejamnya membalaskan kematian orang tuanya serta adik tercinta nya mati secara tragis. Dan itu adalah ulah purnama. Pengusaha yg menjadi saingan ayahnya.

Seorang anak kecil yg bersembunyi di balik lemari hanya menangis tanpa suara. Dia menyaksikan dengan mata polosnya kekejaman yg di lakukan terhadap orang tuanya. Mati terbunuh menyisakan darah yg terus mengalir dari perut sang ayah dan bundanya.

Memeluk boneka beruangnya prily angel Purnama menangis pilu. Gadis kecil yg berumur lima tahun itu harus menyaksikan pemandangan yg tidak sepantasnya ia lihat.

" bagus... Mereka sudah mati. Haaaaaaa" tawa kemenangan yg bagi prily justru tawa yg menakutkan. Masih bersembunyi di balik lemari. Mengeratkanya pelukan pada boneka beruang kesayangan nya.

" kita berjaya... Kita adalah penguasa. Tidak ada lagi penghalang. Bagi perusahan kita. Purnama. Kau pantas mendapatkan ini" ucap seorang pria tinggi. Dia akan menguasi seluruh perusahan dinata dan purnama. Setelah membereskan anak dari penerus dinata tentunya.

" ali, kau lihat mereka sudah mati. Mereka pantas mendapatkan apa yg telah mereka lakukan pada orang tua mu. Sekarang bakar rumah ini menjadi abu. Sama seperti beberapa tahun lalu" ucapnya pada ali.

" tentu paman rasel." jelas ali. Dia memandang sinis pada dua mayat di hadapanya. Mereka tidak tahu jika dua pasang mata sedang mengawasi nya. Menatap ngeri pada dua orang pria di hadapanya.

" sekarang lakukan lah. Paman menunggu mu di luar. Karna setelah ini kau harus menyingkirkan para penghianat di dalam perusahan" ucap rasel. Menepuk pundak ali lalu berlalu meninggalkan pria itu sendiri.

Ali hidup keras, rasel mengajari ali bagaimana mempertahankan diri. Membunuh, merampas. Bahkan merengut kebahagiaan orang lain adalah pekerjaanya. Sejak orang tisnua meninggalkan karena kebakaran di rumahnya. Ali masuk kedua kegelapan. Dunia yg hanya ada kekejaman dan penganiayaan. Tidak ada belas kasihan. Semua yg di inginkanya harudms ia dapatkan. Termasuk melenyapkan satu keluarga yg telah membuatnya menjadi kejam. Purnama... Keluarga yg selalu meremehkan keluarga nya. Itu yg ali tahu dari pamannya rasel.

Setelah rasel keluar, ali menyiramkan bensin di sekujur tubuh yg sudah tak bernyawa itu. Bersiap menyalakan api sebelum sepasang tangan mungil menggenggam kaki nya erat.

" kaka jangan... Kaka hiks... Hikss.." prily menangis sesegukan. Memeluk kaki ali dengan erat tak lupa boneka beruang nya yg tak pernah lepas dari tanganya.

Ali tertegun, anak kecil itu mengingatkanya pada adiknya victoria. Tapi sesaat ia menghilang itu. Darah purnama tidak ada yg boleh hidup. Mereka harus mati.

Brukkk

Tubuh mungil prily terhempas saat ali dengan kasarnya mengayunkan kakinya. Prily menangis,tubuhnya begitu sakit saat menyentuh lantai.

Yg bisa dia lakukan hanya menangis dan memeluk bonekanya.

" hikss... Kaka.... Hikss" tangis prily pecah. Ia beralih memeluk bundanya yg tekapar. Memanggil nama bundanya pelan.

" bunda bangun... Jangan tinggalin ily bunda..hiks..."

" ali cepat, kenapa kau belum membakar rumah ini juga" teriak pamanya dari luar. Terdengar derap langkah dari arah pintu. Ali langsung menyeret prily menjauh dari tempat itu. Membawanya keluar lewat pintu belakang. Entah apa yg membuatnya melakukan itu. Hanya saja ada sedikit rasa iba pada gadis kecil itu.

Iba!! Yang benar saja. Ali terkekeh, bisa bisanya ia merasa iba pada keturunan purnama. Mereka telah menghancur kebahagian yg di milikinya. Ayah, ibu dan adiknya mereka dulu hidup begitu harmonis hingga seseorang menghancurkanya dan itu adalah purnama.

Ali semakin menyeret gadis itu semakin jauh. Membuang perasan ibanya terhadap gadis itu.

Rasel berjalan dengan cepat. Mencari ali ke setiap penjuru rumah. Tidak di temukan sampai ali muncul dari gudang sambil membawa cerobong asap.

" kau lama sekali. Aku sudah menunggu mu. Cepat lakukan tugas terakhirmu. Dan segera tinggal tempat ini sebelum polisi datang mencium keberadan kita" titah rasel pada ali.

" aku tahu paman. Biarkan aku menyelesaikan ini" tegas ali. Dia bukan budak yg harus mematuhi tuan nya. Dia hanya ingin menuntaskan ini sendiri. Paman nya rasel tidak memang sudah mengajarkan banyak hal. Hal yg menjerumuskanya kedunia hitam.

Tapi ingat. Ali ingin berjalan sendiri. Meski umurnya terbilang masih belasan. Dia mampu belajar dengan baik. Tuhan menghadianya kecerdasan yg luar biasa. Tidak ada yg bisa menandingi kepintaranya. Hanya saja ia ingin memahami dunia yg sesungguhnya. Termasuk paman nya sendiri.

" jadilah abu seperti apa yg telah kau lakukan tuan purnama" bisik ali. Ia melemparkan obor itu kedepan rumah megah. Rumah yg pernah di huni oleh keluarga bahagia. Rumah tetakhir yg prily k
Lihat sebelum bara api menghanguskan semuanya.

" haaaaaaa.... Ayah, ibu, victoria. Kalian lihat aku sudah membalaskan rasa sakit kalian. Mereka merasakan apa yg kalian rasakan. Ayah. Ibu. Victoria berbahagialah di alam sana. Lihat lah aku di sini akan menguasi dunia.." itu lah janji ali.

" ibu... Hiksss... Ayah... " tangis ily menyayat hati. Dua hal baru yg membuatnya menangis pilu. Kenyataan yg harus ia terima. Tidak tahu apa salah orang tuanya. Hingga ia hanya bisa menangis dan menangis.. Tubuh kecilnya meringkuk di bawah pohon. Seperti janin di dalam perut sang ibu. Matanya sembab, air matanya terus mengalir.

" anak ini masih hidup rupanya" jelas rasel. Ia melihat putri dari purnama masih bernafas. Rasel ingin menginjak kepala prily tapi ali mencegahnya.

" biarkan dia ikut paman. Setidaknya aku bisa menyiksa secara perlahan" tegas dan dingin. Resel ingin menolak itu tentunya akan menambah kerjaanya. Sial. Dia mengumpat. Namun pada akhirnya dia mengagguk.

" terserah, yg jelas kau tetap harus menjalankan tugasmu" perintah rasel tak terbantahkan. Ali hanya mengagguk dan menyeret gadis kecil itu ikut bersama nya. Langkah prily terseok seok. Dia masih terisak menangis lalu memandang rumahnya yg sudah hancur menjadi abu.

Dan kehidupan baru pun akan di mulai????

Cerita ini mengandung kekerasan dan kekejaman. Harap menghimbau. Mengambil sisi positif dari setiap cerita ini. Semoga suka.

<NIAMAJENANG93
<ARIEZTEEA

SALAH SATU CERITA YANG AKAN BERSAING BERSAMA LEGEND 007. SEE YOU

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang