BAB 24

4.3K 331 37
                                    

Ali memasuki apartemen tanpa bersusah susah harus mengebel pintu kokoh yang membatasi dinding luar dengan di dalam sana. Ia masuk saat semua lampu tampak begitu gelap. Ia menyalakan saklar lampu yang sudah ia hafal keberadaan.

Klik

Lampu pun menyala dan menampilkan sesosok wanita dengan pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh nya. Dia tersenyum manis menyambut kedatangan Ali yang sudah ia tunggu sejak tadi. Tak ada rasa risih ataupun malu. Ia benar-benar bak seorang jalang yang siap melemparkan tubuh nya di atas ranjang.

Ali menatap intens Hana yang berdiri tak jauh darinya. Dengan jarak yang terbilang cukup dekat ia mampu melihat semua aset pada tubuh wanita di hadapan nya ini. Dari ujung kepala hingga ujung kaki Ali akui Hana memiliki tubuh yang sangat bagus. Dada yang tak begitu besar namun begitu pas dalam genggaman nya. Tubuh yang ramping, kulit yang mulus, ia pernah merasakan semua itu. Bahkan dengan bangga nya ia yang telah menggagahi wanita itu untuk yg pertama bagi nya.

Well selama ini ia tak pernah merasakan bagaimana tubuh seorang perawan. Bagaimana kakunya, semua masih terasa bagi nya. Dan itu membuat sesuatu dalam diri nya memberontak ingin keluar. Hana yang percaya diri mulai merasa gugup saat Ali begitu intens memperhatikan nya. Ia yang begitu antusias kini perlahan mulai menciut. Tatapan Ali begitu menusuk sel tubuh nya. Dia selalu menciptakan hawa panas yang membakar tubuhnya.

Bagus Hana kau benar-benar seorang jalang sekarang batin nya.

"Apa ini sebuah sambutan yang kau tunjukkan saat aku memenuhi panggilan mu nona" ucap Ali dengan nada suara yang begitu datar sangat datar. Matanya masih menatap tubuh Hana yang begitu menggoda. Lalu pikiran liarnya membayang jika di hadapannya ini adalah Prilly. Andaikan dia yg memakai baju tipis itu, andaikan ia bisa merasakan bagaimana hangat nya surga duniawi saat tubuh nya menyatu di dalam tubuh Prilly.

Bagaimana pusat tubuh nya tertanam begitu dalam dengan otot-otot kewanitaan nya yg mencengkeram erat.

Shut!!!!!

Ali memaki diri nya sendiri. Bodoh, bagaimana bisa ia bisa memikirkan itu dan berfantasi seperti ini. Tapi ia akui, dengan hanya memikirkan nya sudah membuat pusat dirinya menegang.

Luar biasa... Hanya dengan membayangkan nya saja sudah membuat ia berada di atas awan. Bagaimana jika ia benar-benar bisa menikmati apa yg ia pikirkan, dan bagaimana jika semua itu menjadi kenyataan. Ali rasa ia bisa gila. Ia tak butuh wanita lain, ia hanya cukup dengan Prilly. Memiliki anak dan hidup bahagia.

Plakkkk...

Rasanya seperti di tampar untuk kembali kedalam kenyataan. Ali meringis. Hidup bahagia, memiliki anak. Bisakah itu ia lakukan.

Menjadi seorang ayah, menjadi pelindung untuk mereka. Rasanya itu terlalu jauh untuk ia pikirkan.

" Apa kau sedang menggoda ku dengan pakaian mu itu. Atau kau ingin kita mengulang malam yg panas seperti saat itu. "

Blusss

Perkataan Ali membuat pipi Hana merona. Dia bahkan tak bisa tidur setelah malam yang membuat nya gila itu. Bayangan itu, sentuhan itu, desahan demi desahan yang ia dengar begitu kuat dalam ingatan nya. Terlebih lagi saat ia harus tidur di ranjang dimana ia melepaskan hal yg paling berharga dalam hidup nya. Sesuatu yang telah ia jaga selama 22 tahun.

" Kau memang wanita licik tapi aku tertarik kali ini. Sekali pun kau telanjang di hadapan ku sekarang ini. " Ujar Ali.

Hana mendongak. Matanya beradu dengan mata hitam tajam milik Ali. Mata yg seolah mampu menelanjangi nya detik itu juga. Apa ia akan mudah menerima penolakan Ali. Owhh tentu saja tidak, jika cara ini gagal masih ada ribuan cara untuk memiliki Ali.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang