BAB 17

5.3K 445 36
                                    

Ali tiba di rumahnya tepat pukul 12 malam, setelah memarkirkan mobilnya dia bergegas masuk. Ketika dia sudah tiba dan membuka pintu utama. Hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya terjadi padanya. Demi langit yang di atas bumi. Seumur hidupnya tak pernah ia mendapatkan hal seperti ini.

Plakkkkk

Satu tamparan yang cukup keras hingga membuat telinga nya berdengung. Sudut bibir nya sedikit berdarah akibat tamparan itu. Ali menatap tajam orang yg sudah berani menampar nya. Mata nya menatap nyalang orang itu.

Dia yang menampar sama sekali tak merasa takut, tatapan yang ali berikan hal biasa yang ia dapatkan. Ali pantas menerima tamparan itu darinya.

" Apa yg kau lakukan hah" bentak ali marah. Emosi nya tersulut , dia tidak peduli jika orang di hadapannya ini adalah orang kepercayaan nya sekali pun. Karna dia sudah bersikap lancang. Dan dia berani menampar dirinya.

Sialan!!!!!

" Apa yg aku lakukan, tentu saja membuat mu sadar tuan" ujar Victoria sarkatis. Ya orang yg menampar ali adalah Victoria. Dia kini berdiri di hadapan ali dengan tatapan marah nya. Sama seperti ali yg menatap nya penuh amarah.

" Apa yg kau lakukan di sana hingga berjam-jam, apa dia sudah mulai menghasut mu, ahhh atau dia merengek agar kau tidak meninggalkan nya.

Sejak kapan kau memiliki penyakit bodoh dan pikun. Aku tahu kau mulai berubah setelah kehadiran adik mu tapi jangan membuat otakmu ikut berubah juga.

Kau tahu apa yg kami rasakan di sini. Kami seakan sedang menunggu ajal menghampiri kami. Kau pergi tanpa membawa ponsel mu. Lalu kami harus bagaimana.

TIDAKKKKKKKKK kah kau berpikir bagaimana keadaan di sini" jerit Victoria. Melihat Prilly beberapa jam lalu membuat nyawanya seakan melayang dari tubuhnya.

" Victoria tenang lah. Kau lelah istirahatlah. Biar aku yg bicara pada ali"  ucap Nickhun menenangkan. Victoria menarik nafasnya pelan.

" Jalan pikiran pria memang sulit di mengerti" ucap Victoria pelan. Dia meninggalkan Nickhun dan juga ali, dia butuh ketenangan. Pikiran benar-benar terkuras habis.

" Apa yg terjadi, kenapa Victoria begitu sangat marah" tanya ali. Dia mencoba untuk mengontrol emosi nya. Dia tahu dia salah, dia tidak memikirkan apa yg terjadi di sini. Salah nya sendiri yg lupa jika seseorang sedang membutuhkan nya.

" Apa yg kau lakukan pada Hana" Nickhun balik bertanya. Dia penasaran dengan apa yg ali perbuat hingga berjam-jam lamanya. Dan dia tidak tahu bukan jika Prilly hampir saja mati akibat asam nya.

" Kenapa kau membalikkan pertanyaan pada mu. " Sengit ali.

" Aku hanya ingin tahu, begini saja, kita bicara sebagai seorang pria disini. Aku tak memandang mu sebagai bos tapi sebagai seorang teman. Dan apa kau tahu maksud dari tamparan yang Victoria berikan.

Wanita selalu membawa perasaan nya dari pada sebuah logika. Begitu pun dengan pria yg mengutamakan logika dari pada penasaran. Victoria bukan tanpa alasan menampar mu. Dia begitu stres dan panik saat Angel berada di masa kritis tadi. Dia hampir saja meregang nyawa karna sesak di dadanya. Lalu di saat seperti itu dia mendapat kabar dari kantor jika tuan Rasel kembali berulah dengan menghasut para pemegang saham untuk tidak menjual nya pada kita.

Kemudian di saat seperti ini kau pergi tanpa kabar sedikit pun. Ponsel mu tertinggal, bagaimana kami bisa menghubungi mu. Dia marah di saat rasa takut menyelimuti nya. Karna apa ?  dia dan aku seperti sedang menunggu ajal kami. Kau bisa mengandalkan ku untuk mengurus Hana, atau pun anak buah kita. Aku tahu kau marah tapi di sini ada yg lebih membutuhkan.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang