BAB 27

4.2K 347 23
                                    

Ali memasuki sebuah pekarangan rumah yang begitu luas dan rapi di ikuti oleh beberapa mobil di belakang nya. Pekarangan yang tak pernah berubah meski kini terlihat lebih hijau dan asri. Beberapa penjaga bersiaga di depan pintu menatap tamu yang tak di undang. Semua menatap heran para mobil yang sudah terparkir cantik di depan pintu. Bagaimana mungkin mobil itu bisa melewati penjagaan pintu gerbang yang cukup ketat. Mereka yakin jika tamu itu bukan sekedar tamu. Jadi mereka harus mengusir mereka sebelum mereka masuk dan melukai bos mereka. Mereka sudah di peringatan oleh bos mereka untuk tak memasukkan siapa pun tamu yang mencarinya. Jika pun mereka memaksa mereka harus melakukan tindakan kekerasan.

Ali membuka pintu mobil nya. Di susul oleh Nickhun dan juga beberapa orang kepercayaan. Dia memang sengaja menghubungi Nickhun. Bukan ia tak mampu tapi kali ini ia benar-benar ingin membuat perhitungan pada si tua Bangka itu. Hal yang akan membuat nya jera.

" Siapa kalian. Ada kepentingan apa hingga malam malam begini kalian datang kesini" tanya salah satu penjaga yang mungkin saja sudah di perintahkan rasel untuk menghalau siapapun yang akan datang. Namun Ali tidak takut. Mereka hanya sebagian kecil tikus tikus pengganggu yang sekali tembak saja langsung mati.

" Dimana bos kalian. Jika tidak ingin terjadi pertumpahan darah seperti di depan tadi. Panggil dia untuk menemui ku" ucap Ali dengan nada yang penuh penekanan dan ancaman. Semua orang menatap ngeri.

" Tuan sedang keluar kota. Ada urusan yang harus tuan urus"

" Benarkah" jawab Ali. " Tapi saya tidak percaya. Apa dia sedang bersembunyi karena takut pada ku. " Seringai ali. Wajah nya sangat menyeramkan. Di tambah suasana malam yang sunyi dan lampu yang temaram semakin mendukung dan membuat siapapun akan lari terbirit-birit.

" Pengawal" panggil Ali. Ia menatap remeh sampah yang menghalangi jalan nya. " Lenyapnya mereka hingga tak ada satupun nafas yang aku dengar Dari mulut mereka" titahnya .

Setelah titah itu keluar dari mulut Ali. Perkelahian pun tak bisa di elakan lagi. Para pengawal yang jumlahnya lebih banyak dari para pengawal rasel membuat mereka dengan mudah menumbangkan satu persatu nyawa yang bernafas.

Brakkkkkk

Srrrttttttt

Buggggghhhhhhh

Pengawal Ali tak membiarkan satu nyawa masih bernafas sesuai perintah bosnya. Mereka benar-benar seperti orang yg kesetanan. Tak ada satu pun yang lolos. Ali dan Nickhun hanya menjadi penonton yang melihat bagaimana nyawa nyawa itu habis di tangan anak buah nya.

Bagaimana keadaan lantai rumah yang tadinya bersih kini penuh dengan darah yang menggenangi lantai hingga bisa di bilang lantai yang beralaskan darah para tikus pengganggu.

Sreeerttttttt

Sayatan demi sayatan terdengar di telinga Ali. Dia tersenyum dan melangkah dengan mantap. Menendang mayat yang telah tergeletak dengan sepatu mahal nya. Menginjak tubuh mereka tanpa rasa iba sedikit pun. Nickhun menendang pintu utama hingga menimbulkan suara yang menggema di seluruh penjuru rumah.

Brakkkkkk

" Brengsek siapa yang____" rasel diam membeku. Ia yang semula begitu marah karena mengganggu ketenangan kini hanya menatap pandangan yang sulit di artikan. Ali menyeringai, langkah nya seolah membuat sang pemilik rumah tengah melangkah menuju neraka. Rasel ketakutan, tentu. Selama ini dia hanya selalu berhadapan dengan para pengawal dan juga Nickhun. Bahkan tadi siang ia baru saja menyuruh pengawal nya untuk menyingkirkan Nickhun dan membuat perhitungan dengan Ali. Tapi ia tidak menyangka jika Ali akan turun tangan kali ini.

Sial....

Itu semua karena bocah itu merebut semua yang menjadi miliknya. Perusahaan yang ia miliki dari hasil merampas kini sudah berpindah alih kembali pada tangan pemilik nya. Dia tidak tahu jika bocah itu masih hidup dan di adopsi oleh orang kaya. Dia tidak tahu jika semua kenikmatan yang ia nikmati selama ini perlahan lenyap dari tangan nya.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang