BAB 15

4.9K 440 43
                                    

Sudah dua hari berlalu, dan selama itu pula Prilly belum juga sadarkan diri. Ali marah besar, ia kembali memanggil dokter Mario dan meminta penjelasan kenapa Prilly belum juga sadar.

Dokter Mario kembali datang sesuai perintah Tuannya. Dia memeriksa hal apa yg menyebabkan Prilly tak kunjung bangun. Padahal obat itu hanya bertahan beberapa jam saja.

" Jadi bisa kau jelaskan ini Mario" tuntut ali tanpa embel-embel dokter pada Mario.

" Sejak awal saya sudah mengatakan jika ini bisa saja terjadi, fisiologis nya yang membuat dia memilih untuk sejenak berada di dunia mimpi nya. Guncangan itu mungkin sangat hebat untuk jiwa nya " jelas Mario.

Ali mengacak rambutnya kasar, demi Tuhan ia sudah membuat perusahaan Atmaja grup hancur dan beralih tangan pada nya, mencabut pengobatan nyonya Nadine secara paksa dan membuat nya meninggal. Belum cukup ali juga membuat Atmaja masuk rumah sakit jiwa karna  kebangkrutan nya dan dengan liciknya ali menyuruh orang untuk memberikan nya obat gangguan jiwa.

Kejam, dia lah ali. Tak punya perasaan tentu saja. Dia bukan orang yg bisa berbaik hati saat orang lain menyentuh apa yg dia miliki.

Untuk melawan Ali butuh kekuatan lebih dari yg ali punya. Kekuasaan jelas ali lebih berkuasa. Kekayaan, tak ada yg menandingi kekayaan yg dia miliki. Jika ada katakan siapa dia dan bisakah dia berduel dengan nya.

" Sebaiknya dia di rawat di rumah sakit untuk lebih jauh lagi. " Usul Mario.

" Tidak, biarkan dia disini berada dalam pengawasan ku, bawa semua alat yg di butuhkan kesini dan kau yg bertugas merawat dia. Alihkan semua tugas-tugas mu pada bawahan mu, kau hanya harus fokus pada adikku" perintah ali tak terbantahkan.

" Baik, semoga saja dia akan bangun. Aku sudah memberikan obat rangsangan. Jika tubuh nya menerima dengan baik ia akan segera sadar" ungkap Mario.

" Berapa lama" tanya ali.

" Waktu normal nya sekitar 3 jam, jadi kita harus menunggu selama tiga jam lamanya. " Jelas Mario.

Kesabaran ali kembali di uji, jujur saja dia bukan orang yg sabaran. Dia paling benci menunggu tapi demi Prilly dia akan menunggu, berharap Prilly segera sadar. Ali meringis, selama dua hari ia tak bisa tidur, bahkan selama itu juga ia tak pernah memejamkan matanya. Victoria masuk membawa dua cangkir teh hangat. Sudah dua hari ini ia bekerja di rumah ali dengan mengurus semua pekerjaan ali yg tak bisa ia kerjakan. Untuk kantor sendiri di tangani oleh Nickhun.

" Tidur lah, biar aku dan dokter Mario yg menjaga nya. Kau tampak mengerikan" ali melihat tampilan nya di cermin, dia memang mengerikan. Kantung mata yg besar, wajah nya di penuhi bulu jambang yg belum ia cukur.

" Apa kau ingin adik mu melihat mu seperti ini. Dia pasti akan sedih. Jangan khawatir aku akan menjaganya, jika dia sadar aku akan membangukan mu" ucap Victoria.

" Baiklah aku akan mandi dan tidur. Kau memang kali ini" ali mengalah, dia memang butuh tidur mengingat jika ia belum tidur selama dua hari, dia tidak ingin adiknya melihat keadaan nya yg seperti ini, tampak lemah, dia harus selalu kuat agar bisa selalu menjaga adik nya.

Ali berjalan keluar, menutup pintu kamar dengan pelan. Ali memilih untuk mandi di kamar Prilly dan tidur disana.

Saat ia akan memasuki kamar Prilly, langkah nya terhenti karena ali melihat seseorang yg sedang berjalan mengelilingi rumah nya.

Ali memang belum bertanya apa pun pada gadis itu, hanya ia mendengar cerita dari Victoria jika ia melarikan diri dari orang yg ingin menjual nya.

Apa Ali percaya, tidak, meski pun ia tahu bagaimana kejamnya dunia ini, banyak hal yg akan orang lakukan dan itu tak asing bagi nya karna ia adalah salah satu dari mereka.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang