Seorang pria berdiri tak begitu jauh dari seorang wanita yang kini tengah menatap punggungnya yang lebar. Pria itu membalikkan badannya, menatap sang wanita dengan senyum tulus nya yang di sambut tatapan sendu dari sang wanita.
Sang pria hanya bisa menatap tanpa bisa menggenggam nya. Rasanya terlalu berat kakinya untuk ia langkahkan. Begitu pun sebaliknya dari sang wanita, tak ada niat untuk mendekat ataupun menjauh. Mereka hanya saling menatap dengan tatapan yang berbeda.
" Api dan air tidak akan pernah menyatu. Tapi air mampu memadamkan panas nya api yang membara. Seperti kamu yang mampu meluluhkan hatiku yang beku. "
" Maaf, beribu-ribu maaf aku katakan. Aku tahu semua maafku ini tak kan mampu menghapus luka mu. Takkan bisa mengembalikan apa yang telah aku lakukan. Maaf " lirih sang pria. Kepalanya ia tunduk kan. Tubuhnya yang tadinya berdiri tegak kini luruh sudah. Air matanya tak bisa ia bendung lagi.
Sang wanita hanya menatap nya diam.
" Kamu seperti malaikat, tapi terkadang kamu juga seperti iblis. Aku takut, tidak tahu salah ku apa. Tapi... Tapi aku mencintaimu......"
" Bisakah aku egois.. bisakah aku katakan jika aku....."
" Hah... Hahhh" Prilly mengerjap-ngerjapkan mata nya. Nafasnya terengah-engah. Keringat bercucuran di sekitar dahi dan lehernya. Sekali lagi ia mengejap kan matanya.
" Mimpi apa itu. "
" Siapa laki laki itu. Dan siapa wanita itu.. "
" Suara itu tak asing bagi ku" tanya Prilly pada dirinya sendiri. Ia masih belum sadar sepenuhnya. Mimpi itu masih menguasai tubuhnya. Kata kata itu kembali terngiang di telinganya.
" Dimana aku.. bukan kah tadi___" Prilly berhenti bergumam. Ia menatap sekeliling. Ini adalah kamar nya. Seingatnya ia tadi baru saja pulang dari puncak bersama Nickhun. Lalu pergi ke kantor Ali karena Nickhun yang ada urusan. Selebihnya ia tak ingat apa yang terjadi.
" Apa aku tertidur di mobil" lagi lagi pertanyaan itu ia lontarkan untuk diri nya sendiri.
" Jam berapa ini"
Prilly menoleh pada jam yang berada di atas nakas. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Dan itu artinya dia tertidur begitu sangat lama. Ya Tuhan. Dia tidur atau pingsan pikir nya.
"Bagaimana ini, bahkan ini sudah terlalu lama dia pingsan. Jika sesuatu terjadi pada nya aku akan membunuhmu." Itu suara Ali pikir Prilly. Tapi kenapa nada suara terdengar marah. Dan siapa yang pingsan. Apa itu dirinya.
" Tenang Li, saya sudah memberikan obat penenang. Kita hanya tinggal menunggu saja. Bersabarlah sedikit. Kau tahu ini adalah efek dari ingatan nya yang hilang. Mungkin saja ia mengingat hal hal yang terjadi dulu. Sudah aku katakan untuk segera mengatakan jika kau tak ingin seperti ini"
" Aku belum siap. Aku takut jika harus mengatakan nya. Jika saja semua ini tak pernah terjadi"
" Itu masa lalu. Kau di jebak, di manfaatkan. Jika kamu terus berandai-andai. Jika dan jika yang kamu katakan... Tak akan merubah apa pun. Jika sama dengan andaikan.. apa hidup mu sekarang ini sedang berandai-andai. Itu tak bisa Li. Semua orang memiliki masa lalu. Tapi jangan kau jadikan itu sebagai tumpuan hidup mu. Percayalah, semua akan baik-baik saja jika kau mengatakan. Jangan sampai dia mengingat nya dan dia akan membenci mu. Ini memang sulit tapi aku yakin jika semua akan indah pada waktunya. Termasuk kamu "
" Aku tidak___"
Cklekkkk
Dua orang yang sedang mengobrol pun seketika menoleh dan mendapati Prilly yang sudah sadar dan berdiri di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA
RomanceAir dan api tidak akan pernah menyatu. tapi air mampu memadamkan panasnya api yg membara. seperti km yg mampu meluluhkan hati ku yg beku..>ali raharjo dinata kamu seperti malaikat,tapi kadang km juga seperti iblis. aku takut , tidak tahu salahku apa...