Pagi ini terlihat Olivia sedang berlari dikoridor sekolah menuju kelasnya, ia sudah terlambat hampir 30 menit.
Namun tak sengaja ia menabrak seseorang.
Brakk.
"AW!" Teriak Olivia kesakitan, dia jatuh terduduk dengan kaki dibagian lutut terluka.
"Maaf, gue nggak sengaja" ucap seseorang laki-laki yang sepertinya Olivia tidak pernah lihat sebelumnya.
"Duh, jalan tuh pake mata dong, sakit tau!" Ucapnya sambil marah-marah.
"Maaf, sini gue bantuin ke UKS" ucap laki-laki itu.
"Nggak usah, gue udah terlambat, AH! Terlambatttt, gue pergi dulu" ucap Olivia histeris karena sekarang sudah benar-benar terlambat ia masuk.
'Mampus deh, siap-siap liv lo diceramahin banyak-banyak oleh si nenek lampir'. Ucapnya dalam hati.
"Eh tunggu, nama lo siapa?" Teriak laki-laki itu.
"OLIVIA" ucap Olivia sambil berteriak.
***
"Duh gila, capek banget gue, tapi tumbenan ya si nenek lampir ga nyeramahin gue" ucap Olivia pada sahabatnya yang bernama Liana Gabriella."Iya sih, ga diceramahin, cuma disuruh lari 20 kali keliling lapangan yang ukurannya sebesar lapangan sepak bola aja" ucap Liana kesal, dia sedikit bingung kenapa sahabatnya yang satu ini kelewat bodoh, padahal dia termasuk anak dikelas dengan nilai terbagus.
"Hahaha, bener juga, duh gue laper banget anjir, bolos aja yuk pelajaran selanjutnya." Ucap Olivia.
"Gak, gak mau gue, lu enak, biarpun ga masuk pelajaran juga tetep bisa kalo ulangan, nah gue, udah liat gurunya ngajar aja masih ga bisa" ucap Liana.
"Makanya, entar gue ajarin aja, lu juga dikelas ngapain kalo masih ga ngerti" ucap Olivia membuat Liana berpikir sejenak.
"Iya juga sih. Tapi entar nilai gue nambah jelek kalo bolos liv, lu ga ngertiin gue banget sih" ucap Liana.
"Yaudah kalo ga mau, gue pergi sendiri aja" ucap Olivia, jika sudah seperti ini Liana pasti akan mengikuti Olivia, karena dia tidak mungkin meninggalkan Olivia sendiri bolos kelas. Memang teman yang pengertian.
"Yeyeye, jangan gitu dong Liv, ga usah bolos lahh" ucap Liana masih berjalan mengejar Olivia yang sudah keluar kelas.
"Lu ngikut aja kenapa sih Li, cepetan jalannya gue udah laper" ucap Olivia.
"Lu bener-bener ya Liv, capek gue sama lo, ga bisa dibilangin memang, awas aja lo ga ngajarin gue sampe bisa pelajaran Matematika nya" ucap Liana.
"Tenang aja, gue pastiin lu bisa ngerjain ulangan entar" ucap Olivia.
"Ga usah sombong. Ak.." ucapan Liana terhenti ketika dia merasa Olivia sudah tidak berada disampingnya lagi.
Dia mencoba mencari Olivia dan terlihat ternyata Olivia berada di depannga sedang ngobrol bersama Stevano.
"Ngapain ya si Olivia sama Stevano, perasaan gue Olivia ga deket dan kenal deh dengan Stevano" ucap Liana bingung.
"Eh ada pacar, ngapain disini?" Ucap Olivia, dia dengan cepat meninggalkan Liana setelah melihat Stevano sedang duduk dipinggir lapangan basket sekolah.
"Makan" ucap Stevano asal.
"Kok makan sih, perasaan cuma duduk doang juga" ucap Olivia.
"Udah tau nanya lagi" ucap Stevano kesal.
"Ih jahat banget sih, ga boleh gitu sama pacar sendiri" ucap Olivia.
"Yaya terserah lo lah, capek gue ngomong sama lo" ucap Stevano mencoba berdiri. Namun tidak sengaja ia melihat luka dilutut Olivia.
'Gadis aneh, bodoh lagi, kaki luka bukannya diobatin, bodo ah bukan urusan gue.' ucap Stevano dalam hati.
"Eh mau kemana Van?" Tanya Olivia.
"Kekelas lah, ngapain lagi" ucap Stevano cuek masih berjalan dikoridor sekolah.
"Yaudah byebye pacar" ucap Olivia.
***
"APA?" Ucap Liana kaget. Setelah melihat sahabatnya ini ngobrol bersama Stevano, salah satu laki-laki most wanted disekolahnya, Liana pun langsung menanyakan kepada Olivia bagaimana dia bisa dekat dan kenal dengan Stevano."Ya, gue pacaran sama Stevano, emang gue belum ngasih tau lo ya Li?" Ucap Olivia dibales oleh Liana dengan gelengan masih dengan mulut menganga.
"Tutup mulut lo Li, ga usah lebay deh" ucap Olivia lagi karena melihat sahabatnya mengalay tiba-tiba setelah mendengarnya berpacaran dengan Stevano.
"Coba ceritain gimana bisa deket terus pacaran dengan dia Liv, gue masih ga percaya sumpah" ucap Liana lagi. Lalu Olivia mulai menceritakan semuanya dari awal.
"HAHAHA, jadi cuma terpaksa doang ceritanya" ucap Liana membuat Olivia kesal, dia menyesal menceritakan hal itu pada Liana.
"Okeoke sorry Liv, kan gue nanya doang" ucap Liana.
"Yaya, serah lo lah Li, capek gue ngomong sama lo, yang penting gue punya pacar dan pacar gue Stevano" ucap Olivia sambil tertawa.
"Tapi lo suka nggak sama dia Liv?" Tanya Liana tiba-tiba.
"Ga tau. Gue juga masih bingung Li, tapi waktu dia jahat ke gue, gue ngerasa sakit, waktu dia nyuekin gue, rasanya gue kaya mau buat dia ga nyuekin gue, makanya gue terus ancem dia pake tanggung jawab itu." Ucap Olivia.
"Itu artinya lo suka sama dia Oliviaa. Tapi ngeliat cara dia memperlakuin lo kayanya dia ga suka sama lo Liv" ucap Liana.
"Gue tau, dia pernah ngomong ke gue kalo di kepaksa, tapi gue pengen egois Li, waktu dia ngomong kaya gitu rasanya gue pengen buat dia suka sama gue dan ga boleh ngeliat cewe lain lagi, dan gue ga akan pernah ngelepasin dia Li" ucap Olivia mantap.
"Lo ga bisa gitu Liv, dia ga suka sama lo, jangan cuma karena lo suka sama dia dan dia sekarang udah jadi pacar lo, lo bisa seenaknya gitu, gue nasehatin ke elo coba buat dia jatuh cinta sama lo, kalo memang tetap dia ga suka sama lo mundur Liv, jangan nyakitin diri lo sendiri dan dia, karena perasaan ga bisa dipaksain" ucap Liana mencoba menasehati sahabatnya itu.
"Makasih Li, gue bakalan ngikutin nasehat lo, dan kalo dia tetep ga suka sama gue, gue bakalan mundur dan ngelupain dia." Ucap Olivia memeluk sahabatnya itu.
Sebenernya gue mau ngehapus cerita ini dan fokus ke cerita My Cold Boyfriend. Cuma ngerasa sayang aja kalo gue hapus, jadi gue putusin buat ngelanjut cerita ini. Dan untuk sementara gue bakal ngelanjut cerita ini dan hiatus dari cerita My Cold Boyfriend sampe target yang gue pasang di Part 35 dicerita itu terselesaikan.
Jadi buat kalian yang mau baca Part selanjutnya dari cerita itu vote+comment Part 35 MCB sebanyak lebih dari 50 vote+comment.
Thanks.
28 Agustus 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love
Teen FictionApa jadinya jika bukan laki-laki yang mengejar wanita melainkan sebaliknya? Dan lebih parahnya lagi si laki-laki tidak menyukai wanita ini. Apa yang akan terjadi dengan percintaan keduanya nanti? When i love him, but him can't love me back, my love...