3. Mie Kocok Bandung

66.9K 6.7K 274
                                    

Empat orang itu memandang malas ke atas meja yang mereka lingkari. Masing-masing sudah berhasil menandaskan segelas es teh manis. Dan sisa makanan di atas meja sudah membuat mereka benar-benar muak.

"Ayo abisin. Pamali, banyak orang di luar sana yang ndak bisa makan." kata-kata Elisa membuat yang lain langsung menatap ke arahnya.

"Lo aja yang ngabisin. Kan lo yang beli. Tenggorokkan gue udah mau sakit nih." keluh Made.

"Lho, kan aku beli juga karena janji traktir kamu." Elisa membela diri.

"Tapi ya nggak beneran dibeliin cireng semua kali, El. Dua puluh ribu dibeliin cireng semua. Lo mau bikin kita radang berjamaah." kali ini Wina mendelik. Elisa tersenyum polos.

"Besok-besok kalau mau traktir makan, traktir minumnya juga ya, Ndoro Putri." Lala mengusap-usap tenggorokkannya, hingga matanya menangkap satu sosok yang baru saja masuk ke kantin. Matanya membulat dan ia langsung bergerak cepat untuk bersembunyi di bawah meja.

"Lho, kenapa toh, La?" tanya Elisa heran. Begitu juga dengan yang lainnya.

"Itu si Bayu, kalau nyari gue bilang nggak ada." katanya lalu kembali sembunyi di bawah kolong meja.

Tiga pasang mata itu menoleh dan melihat Bayu tengah berjalan ke arah mereka.

"Dasar. Dia selalu bilang bohong itu dosa, tapi kita disuruh bohong mulu." keluh Made sambil menggigit cireng yang alot itu. 

"Emang sialan si Lala. Biarin aja, dosa kita tetep dia yang nanggung." kata Wina. Lala yang mendengar lantas mencubit betis gadis itu. Namun ia salah sasaran sehingga Elisa yang memekik sakit.

"Aaaww, sakit, La. Kenapa nyubit sih." keluh Elisa sambil menunduk dan mengusap betisnya.

"Eh, salah El. Maaf maaf." katanya sambil berbisik dan suara Bayu yang terdengar membuat ia langsung mengatupkan mulutnya.

"Lihat Lala nggak?" tanya laki-laki berperawakan tinggi yang langsung duduk di samping Made.

"Tadi sih katanya pergi ke ruang dosen. Mau ketemu Pak Yusuf."

"Oh gitu. Yaudah gue nunggu di sini aja deh." katanya. Lala kesal karena menahan sakit saat tangannya terinjak sepatu kets Bayu. 

Bayu kampret. Sialan. Makinya dalam hati.

"Lo mending samperin langsung ke ruang dosen." titah Wina.

"Nggak ah, gue tunggu sini aja. Paling dia nggak lama."

Mendengar kata-kata Bayu, Lala merogoh sakunya dengan susah payah sambil menahan sakit.

Lala: Suruh Bayu pergi buruan, tangan gue diinjek, sakit banget.

Mereka bertiga nyaris tertawa melihat isi pesan yang masuk ke ponsel mereka secara bersamaan.

Made melirik ke arah Wina. "Lala barusan chat nih. Katanya dia nggak balik ke sini lagi." Wina memberitahu Bayu.

"Lho, memang kalian nggak ada kelas lagi?"

"Ada. Lala langsung ke kelas kali. Yang jelas dia nggak ke sini lagi." sambung Made. Bayu mengangguk, tapi tak juga beranjak.

"Yaudah lah, gue sekalian makan aja." katanya sambil melambaikan tangan pada ibu kantin dan memesan semangkok bakso.

BiangLala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang